Indonesia Butuh Ahli Pemrograman
JAKARTA, KOMPASBesarnya potensi ekonomi yang dihasilkan dari dunia digital harus didukung oleh sumber daya manusia yang tepat. Salah satu kemampuan yang dibutuhkan adalah ahli pemrograman (coding). Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, ada banyak potensi di masyarakat untuk dijadikan ahli pemrograman. Karena itu, Bekraf telah membentuk Coding Mum, yang tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, khususnya tenaga kerja wanita. "Kalau mereka sudah bisa membuat kode, mereka bisa langsung bekerja dan mendapatkan uang. Nilainya sangat besar," kata Triawan, seusai acara peluncuran Tandamata dari Matata Corp di Jakarta, Senin (20/3).Triawan menjelaskan, kebutuhan akan ahli pemrograman sangat tinggi. "Bahkan Go-Jek sampai harus membeli ahli pengodean (pemrogram) dari India untuk membuat program. Jadi, kita sangat kekurangan ahlinya. Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bulan depan kami akan meresmikan Code Mum di Hongkong bersama Menteri BUMN," katanya.Chairman Matata Enrico Pitono mengatakan, Matata Corp juga telah meluncurkan program Belajar Coding untuk anak-anak, dengan tajuk "Learn to Code". "Matata percaya teknologi berperan penting untuk memajukan kualitas hidup manusia. Matata ingin berperan penting dalam mengimplementasikan teknologi terkini. Dan, kami ingin mengenalkan kepada anak-anak sejak dini. Program ini gratis hanya perlu membayar sewa tempat yang dipilih," kata Enrico.Dalam kesempatan itu Matata juga memperkenalkan Tandamata yang merupakan marketplace untuk UKM yang menjual hadiah atau gift. "Kelebihan dari Tandamata ini adalah biaya yang lebih murah daripada marketplace yang lain. Misalnya, kami hanya minta margin 6-12 persen saja, dan tidak ada biaya lain," ujarnya. Tandamata akan diluncurkan pada 17 Agustus 2017. (ARN)