Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Ada di Kurikulum Merdeka
Pendidikan Pancasila menjadi mata pelajaran wajib di satuan pendidikan. Di Kurikulum Merdeka, Pendidikan Pancasila diajarkan secara relevan untuk menguatkan profil Pelajar Pancasila.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
TANGKAPAN LAYAR KEMINFO RI
Para siswa SD dan SMP utusan dari sejumlah sekolah di Ende mengikuti upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende, Rabu (1/6/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Mata pelajaran Pendidikan Pancasila ditetapkan dalam Kurikulum Merdeka yang dimulai pada tahun ajaran 2022/2023 di lebih dari 140.000 sekolah/madrasah yang mengimplementasikan kurikulum.
Dukungan Pendidikan Pancasila lewat pendidikan diberikan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dengan menyusun 15 buku ajar Pendidikan Pancasila dari jenjang pendidikan anak usia dini sampai pendidikan tinggi. Selain itu, Pendidikan Pancasila akan dijalankan dengan proses belajar lebih relevan dan menyenangkan agar generasi muda memahami cara menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi, berdasarkan Asesmen Nasional 2021, dari penilaian enam Profil Pancasila, masih ada tantangan untuk membuat pendidikan karater bersumber dari nilai-nilai Pancasila menjadi budaya sekolah. Salah satu nilai, seperti berkebinekaan global, masih rendah, padahal Indonesia memiliki keunikan dan keunggulan di dunia sebagai negara dengan beragam budaya, suku, agama, ras, dan golongan.
Ketua Yayasan Cahaya Guru (YGC) Henny Supolo, di Jakarta, Minggu (5/6/2022), mengatakan, sejak tahun 2006 YGC menemukan isu kebinekaan menjadi tantangan besar dunia pendidikan. Dukungan bagi para guru semua mata pelajaran untuk jadi rujukan keragaman, kebangsaan, dan kemanusiaan diberikan dengan membuka ruang perjumpaan dan teman belajar lewat program Sekolah Guru Kebinekaan (SGK).
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Para siswa menunjukkan buku berjudul Cahaya Bineka, Taman Bangsa: Nilai Pancasila dalam Laku Pendidikan dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dan Deklarasi Praktik Pendidikan Pancasila di Sekolah di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/5/2018). Kegiatan tersebut dimotori oleh MPR RI bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kaukus Pancasila DPR, dan Yayasan Cahaya Guru.
”Pendidikan tentang nilai-nilai Pancasila pun dibawa guru dengan semangat menguatkan dan menerima keberagaman, kebangsaan, serta kemanusiaan di ruang kelas/sekolah kepada semua siswa dan guru. Nilai-nilai Pancasila tidak cukup dipercakapkan tapi diimplementasikan dengan membuka ruang disuksi dan perjumpaan. Nilai-nilai Pancasila itu harus terintegrasi satu sama lain, tidak dipisah-pisahkan,” ujar Henny.
Wajib diajarkan
Menteri Pendidikan, Kebduayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, Hari Lahir Pancasila menjadi momen penting untuk kembali mengingat cita-cita para pendiri bangsa yang bertekad mewujudkan masyarakat yang hidup berdampingan dengan semangat bergotong royong di tengah keberagaman. Demi mewujudkan cita-cita besar tersebut, Kemendikbudristek menetapkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka.
Penerapan mata pelajaran Pendidikan Pancasila tersebut sebagai komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Nilai-nilai Pancasila tidak cukup dipercakapkan, tetapi diimplementasikan dengan membuka ruang disuksi dan perjumpaan. Nilai-nilai Pancasila itu harus terintegrasi satu sama lain, tidak dipisah-pisahkan.
”Implementasi Pendidikan Pancasila melalui Kurikulum Merdeka mengedepankan proses belajar menyenangkan dan relevan agar anak-anak kita memahami cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari,” kata Nadiem yang ditayangkan pada Pencanangan ”Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan Nasional” yang digagas oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Penguatan Pendidikan Pancasila juga didukung Pusat Penguatan Karakter Kemdikbudristek dengan mengampanyekan enam profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan pendidikan karakter berbasis Pancasila. Enam profil itu diambil dari nilai-nilai Pancasila, meliputi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; mandiri; bergotong royong; bernalar kritis; dan kreatif.
Penguatan ideologi
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan kini bisa diukur dari asemen nasional tentang iklim belajar di semua satuan pendidikan. Data tersebut dapat juga menjadi bahan rujukan untuk penguatan ideologi Pancasila.
Selain itu, Kemendikbudristek bekerja sama dengan BPIP menyusun 15 buku ajar Pendidikan Pancasila serta mengembangkan kurikulum, terutama pengembangan capaian pembelajaran Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka. ”Kurikulum itu mencakup empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Anindito.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyampaikan, BPIP sebagai lembaga yang membina ideologi Pancasila terus berkolaborasi erat dengan Kemendikbudristek dalam mengembangkan bahan ajar terkait Pendidikan Pancasila. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 mengamanatkan Pendidikan Pancasila menjadi muatan wajib di dalam kurikulum nasional.