Memperluas Ruang Seni untuk Publik

Name: Memperluas Ruang Seni untuk Publik
Uploaded: 2022-05-23T03:26:32Z
Duration: 20 min 32 s
Description: Pameran seni Erlangga Art Awards 2022 diadakan pada 14 Mei hingga 12 Juni 2022. Pameran ini menampilkan 110 karya seni pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.

Pameran seni Erlangga Art Awards 2022 diadakan pada 14 Mei hingga 12 Juni 2022. Pameran ini menampilkan 110 karya seni pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.

Oleh

SEKAR GANDHAWANGI

· 3 menit baca

DOKUMENTASI ERLANGGA
Suasana malam pengumuman pemenang kompetisi seni Erlangga Art Awards di Jakarta, Sabtu (21/5/2022). Kompetisi ini diikuti hampir 6.000 perserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Lomba ini mencakup lomba lukis, foto, instalasi, film dokumenter, serta puisi.

Ruang untuk berkesenian bagi masyarakat diperluas melalui Erlangga Art Awards 2022. Kompetisi seni ini menjadi ajang mengasah talenta bagi pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum.

Ada beberapa cabang seni yang dilombakan, yaitu lomba lukis, fotografi, puisi, instalasi seni, dan film dokumenter. Masing-masing dibagi dalam beberapa kategori untuk pelajar, mahasiswa, hingga profesional. Adapun para pemenang lomba diumumkan pada Sabtu (21/5/2022) malam di Jakarta. Para pemenang menerima hadiah dengan total nilai Rp 540 juta.

Jumlah peserta lomba ini hampir 6.000 orang yang berasal dari beberapa daerah, seperti Jawa Timur, Bali, Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah. Lomba bertema ”Indonesia Negara Pemenang” tersebut diadakan untuk memperingati 70 tahun usia Penerbit Erlangga.

”Aktivitas ini senapas dengan semangat kami, sebagai perusahaan pendidikan, untuk terus menyediakan wadah bagi pelajar dan masyarakat Indonesia guna mengembangkan bakat dan kemampuan,” kata Manajer Marketing Nasional Penerbit Erlangga Irving William PW.

Penjurian dilakukan dalam beberapa tahap. Mulanya, peserta mesti mengirimkan hasil karyanya dalam bentuk gambar atau video, lalu diunggah ke media sosial peserta. Juri dan konsultan Erlangga Art Awards, Irvin Domi, mengatakan, semua karya sangat istimewa dan membuat dewan juri kesulitan menentukan juara.

Adapun dewan juri terdiri dari, antara lain, seniman Heri Dono, pematung Dolorosa Sinaga, perupa sekaligus Direktur Program Jakarta Biennale 2021 Farah Wardani, fotografer Edward Tigor Siahaan, serta komposer Bemby Gusti.

Menurut Bemby yang menjadi juri lomba film dokumenter, Indonesia mempunyai banyak cerita yang belum diketahui oleh masyarakatnya sendiri, terlebih masyarakat dunia. Film dokumenter bisa menjadi jembatan menyebarkan cerita itu.

”Saya berharap karya dokumenter bisa lebih banyak, lebih profesional lagi, dan bisa masuk (ke ranah) internasional,” kata pemenang Penata Musik Terbaik di Festival Film Indonesia 2017 tersebut.

Pameran seni

Karya para peserta lantas ditampilkan kepada publik dalam pameran seni Erlangga Art Awards 2022. Pameran tersebut berlangsung di Museum Nasional, Jakarta, sejak 14 Mei hingga 12 Juni 2022. ”Melalui acara ini, kami berharap akan lahir seniman-seniman kreatif baru yang dapat memajukan industri kreatif Indonesia,” kata Irving.

Baca juga : “Ticket War” demi ImersifA

Ada 110 karya yang dipamerkan, mulai dari lukisan, instalasi seni, foto, hingga film pendek.

Kegiatan ini untuk mengasah talenta pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum. Kami ingin memberi ruang berekspresi serta meningkatkan dan mengembangkan apresiasi seni di kalangan pelajar dan masyarakat.

Assistant Managing Director untuk Young Readers, Reference, and Digital Products Penerbit Erlangga, Fikri Somyadewi menyebutkan, ada 24 karya lukis, 16 karya fotografi, 24 karya film pendek, 30 karya seni instalasi, serta 16 karya puisi.

”Kegiatan ini untuk mengasah talenta pelajar, mahasiswa, serta masyarakat umum. Kami ingin memberi ruang berekspresi serta meningkatkan dan mengembangkan apresiasi seni di kalangan pelajar dan masyarakat,” tambahnya.

Seniman sekaligus juri Heri Dono mengatakan, ruang seni melahirkan kreativitas. Hal itu membentuk persepsi manusia yang multitafsir. Ini penting untuk mendampingi keberadaan logika, filsafat, sains, dan teknologi.

Kompetisi ini juga diharapkan bisa menjadi wadah munculnya wacana dan ide segar untuk kemajuan indonesia. Tema ”Indonesia Negara Pemenang” juga dinilai kontekstual untuk menggambarkan optimisme bangsa. ”Saya harap acara ini terus berlanjut dengan wacana global,” ujar Heri.