Dekan MIPA Terpilih Menjadi Rektor Universitas Brawijaya
Universitas Brawijaya (UB) Malang memiliki rektor baru periode 2022-2027. Rektor baru bertugas menguatkan rekognisi UB di tingkat internasional.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Rektor baru Universitas Brawijaya (UB) terpilih. Sebanyak 17 anggota Majelis Wali Amanat bulat memilih Profesor Widodo S.Si, M.Si Ph.D, Med.Sc sebagai rektor periode 2022-2027. Rektor baru bertekad mengangkat nama kampus di kancah internasional.
Terpilihnya rektor baru UB tersebut hasil sidang pleno musyawarah Majelis Wali Amanat (MWA) UB yang terdiri dari 17 orang. Anggota MWA terdiri dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, perwakilan anggota masyarakat, perwakilan mahasiswa, perwakilan alumni, serta perwakilan tenaga pendidik.
”Pada hari ini MWA telah melaksanakan rapat pleno untuk pemilihan rektor UB. Adapun hasil pemilihan telah dilaksanakan dan disepakati secara musyawarah mufakat. Intinya, semua bulat dan menetapkan bahwa Prof Widodo sebagai Rektor UB periode 2022-2027,” kata Ketua MWA UB Muhadjir Effendy di Malang, Jawa Timur, Sabtu (21/5/2022).
Muhadjir, yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, mengatakan, musyawarah dilakukan oleh semua 17 anggota MWA. Hal ini termasuk mendengarkan suara dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang memandatkan pada Pelaksana Tugas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie.
Setelah ditetapkan, rektor terpilih akan dilantik Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim setelah masa jabatan rektor terdahulu berakhir pada Juni 2022.
Widodo sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Ia berhasil mengalahkan dua calon lain, yaitu Imam Santoso (Dekan Fakultas Teknologi Pertanian) dan Unti Ludigdo (Dekan Fakultas Vokasi).
Sebagai rektor terpilih, Widodo mengatakan, pihaknya akan merangkul semua pihak untuk bersama-sama membangun UB. Ia berharap dukungan semua pihak untuk mewujudkan tugas-tugas yang diamanahkan kepadanya, termasuk untuk meningkatkan peran dan menguatkan posisi UB di panggung internasional.
Widodo pernah mengantongi beberapa penghargaan, seperti Best Original Paper Award (2007), Young Investigator Award (2007), Young Scientist RISTEK-Kalbe (2012), serta Dosen Berprestasi UB (2015). ”Terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga pemilihan rektor bisa berjalan lancar. Kami harap ke depan dukungan dan kerja samanya untuk terus memajukan UB,” katanya.
Widodo menambahkan, salah satu fokus yang akan dilakukannya adalah menguatkan posisi UB di panggung internasional. ”Yang jelas, untuk program pengembangan UB sebagai perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) harus berdasarkan renstra (rencana strategis) yang ada,” ujarnya.
Dia menambahkan, arah pengembangan adalah pada rekognisi internasional, di mana UB harus mencapai peringkat internasional tertentu. ”Ini juga merupakan salah satu tugas dari kementerian. Sehingga siapa pun rektornya, maka ia harus melakukan itu,” kata Widodo.
Dalam kampanyenya, Widodo mengangkat enam program utama dalam penguatan sistem kelembagaan universitas. Program itu yakni penguatan relevansi pendidikan, peningkatan kapasitas global mahasiswa, peningkatan SDM dengan rekognisi internasional, penguatan kapasitas infrastruktur untuk hilirisasi inovasi, penguatan kapasitas badan usaha universitas, serta optimasi proses bisnis dan integrasi sistem informasi.
”Nanti UB bisa membentuk center of excellence dan teaching factory guna meningkatkan kualitas pendidikan, pengetahuan, dan inovasi yang bertaraf internasional,” ujarnya.