Praktik Keberlanjutan Jadi Kepedulian Korporasi hingga Kaum Muda
Isu keberlanjutan terus dihidupkan dalam aksi nyata dari dunia korporasi hingga keterlibatan kaum muda di sektor publik. Komitmen terus dinyatakan banyak pihak untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Keberlanjutan kian menjadi kesadaran kolektif. Dengan kebijakan pembangunan ataupun gaya hidup berkelanjutan individu, pemerintah, hingga masyarakat, hal itu akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup umat manusia di masa depan.
Dunia korporasi Indonesia pun didorong untuk memiliki kesadaran dan aksi nyata dalam menjalankan bisnis berkelanjutan. Salah satu caranya, yakni memberikan penghargaan bagi mereka yang menjadikan keberlanjutan sebagai bisnis mereka.
Oleh karena itu, untuk pertama kali The Business 20 (B20) sebagai forum bisnis di dalam G20 menggelar B20 Sustainability 4.0 Awards guna meningkatkan pengembangan praktik keberlanjutan di lingkup korporasi di Indonesia. Penghargaan ini diharapkan memperkuat kesadaran akan pentingnya keberlanjutan serta dampak besarnya bagi kehidupan dan dunia usaha pada masa mendatang.
Peluncuran dan penandatanganan nota kesepahaman B20 Sustainability 4.0 Awards digelar secara hibrida di Jakarta, Selasa (17/5/2022). Hadir untuk memberikan sambutan, yakni Duta Besar Swiss Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Kurt Kuntz; Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket: Wakil Ketua Umum Kadin yang juga Ketua B20 Indonesia Shinta Kamdani; serta Ketua Kelompok Sektor Keberlanjutan dan Inovasi SwissCham Christope Piganiol.
Baca Juga: Penerapan Teknologi Beretika Dorong Bisnis Berkelanjutan
B20 Sustainability 4.0 Awards merupakan bagian program kerja sama antara Eropa dan Indonesia dalam side event B20 Indonesia 2022, diprakarsai SwissCham bersama Kadin Indonesia, Eurocham, Britcham, Ekonid, IBAI, IFCCI, dan Universitas Trisakti.
Penghargaan ini dirancang bagi mereka yang berusaha menjadikan keberlanjutan sebagai bisnis mereka dengan menyoroti perjalanan keberlanjutan dalam proses dan hasil. Korporasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan individu, yang memenuhi syarat untuk menang mewakili pemangku kepentingan dengan kontribusi besar untuk pembangunan berkelanjutan.
”Sustainability menantang dalam implementasinya. Transformasi bisnis berkelanjutan ini lebih dari lingkungan dan sosial, tetapi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan bermartabat demi generasi sekarang dan masa depan,” kata Shinta.
Saat ini Kadin mendorong adopsi environment, social, and good governance (ESG) di kalangan dunia usaha, sebagai upaya dekarbonisasi dan peningkatan investasi di sektor usaha ramah lingkungan.
Sustainability menantang dalam implementasinya. Transformasi bisnis berkelanjutan ini lebih dari lingkungan dan sosial, tetapi untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan bermartabat demi generasi sekarang dan masa depan.
Investasi yang mengedepankan aspek-aspek ESG bukan lagi pilihan atau bersifat sukarela. Perilaku konsumen, pasar dan investor yang berubah mengharuskan ESG diterapkan dan ditegakkan oleh pelaku usaha dengan dukungan penuh pemerintah, demi keberlanjutan usaha.
Secara terpisah, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengutarakan, kinerja ESG untuk keberlanjutan berpengaruh pada kinerja perusahaan karena ESG membawa nilai tambah kepada perusahaan, sehingga harus dikelola dengan baik. Sebagai contoh, transparansi dan integritas dalam pengelolaan menjamin strategi bisnis diterapkan secara efektif dan efisien.
Karakter pariwisata konvensional dan berkelanjutan Infografik
Tidak mengherankan apabila investor mulai mempertimbangkan aspek ESG dalam mengambil keputusan investasinya. Apalagi di tingkat global, tanpa terkecuali Indonesia, pemerintah dan korporasi berkomitmen menciptakan lingkungan hijau, salah satunya dengan mengurangi emisi karbon.
”Diperlukan aksi nyata dari sektor publik ataupun swasta untuk mencapai target Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dan dekarbonisasi. Kadin menginisiasi terbentuknya Kadin Net Zero Hub, yang diharapkan menjadi tempat bersama berbagi wawasan, berbagi informasi, berbagi pengetahuan, sumber daya, dan alat, untuk perusahaan-perusahaan, bahkan UMKM yang ingin terlibat dalam upaya net zero,” kata Arsjad.
Baca Juga: Desain Berkelanjutan Ciptakan Bisnis Berkelanjutan
Kadin akan menghimpun keikutsertaan semua sektor swasta untuk menjadi katalisator kebijakan Net Zero Emission dan akan mengintegrasikannya ke dalam siklus kegiatan ekonomi guna memberikan kontribusi dalam upaya dekarbonisasi. Tak hanya itu, Kadin juga mengajak semua pihak berkontribusi dalam percepatan transformasi energi ke penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Komitmen ini sejalan dengan visi Pemerintah Indonesia untuk memenuhi target 23 persen bauran EBT pada 2025.
Sementara itu, Christope mengatakan, banyaknya inisiatif untuk memajukan perlindungan lingkungan, keragaman, kesetaraan, dan inklusi serta ekonomi digital di Indonesia diharapkan menampilkan karya-karya dari pelosok Indonesia yang belum dikenal, tetapi berdampak dengan B20 Sustainability 4.0 Awards ini.
Penghargaan ini diharapkan menumbuhkan kesadaran akan kelestarian lingkungan dengan mengidentifikasi dan mengenali proyek-proyek keberlanjutan yang berdampak tinggi dari bisnis swasta di Indonesia. Penghargaan berfokus pada air bersih, pengurangan plastik dan daur ulang, peran perempuan Indonesia dalam lingkungan. Adapun fokus lainnya mencakup digital sustainability dan emisi karbon.
Didengar dan dilihat
Keberlanjutan diyakini kaum muda dapat mengatasi krisis iklim, konflik global, dan ketidaksetaraan. Isu-isu ini juga jadi perhatian kaum muda di dunia. Bahkan, kaum muda telah melakukan beragam kegiatan aktivisme dalam sektor kemasyarakatan, dan di platform media sosial. Itu membuktikan mereka peduli terhadap perubahan transformatif untuk menciptakan masyarakat lebih setara, adil, dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, pendapat, perspektif, dan representasi dari kaum muda saat ini amat dibutuhkan. Namun, jutaan kaum muda kini hilang dari sektor publik karena kurangnya partisipasi dan keterwakilan kaum muda di lembaga pengambil keputusan.
Hampir setengah dari populasi dunia berusia di bawah 30 tahun. Namun, hanya sekitar 2,6 persen yang duduk di parlemen di seluruh dunia. Usia rata-rata pemimpin dunia sekarang adalah 62 tahun. Dari semua parlemen di dunia, sekitar 37 persen sama sekali tidak memiliki satupun anggota parlemen di bawah usia 30 tahun, dan kurang dari 1 persen anggota parlemen muda ini adalah perempuan.
Baca Juga: Standardisasi Bisnis Berkelanjutan Jadi Tantangan Dunia Usaha
Untuk itu, The Body Shop dan Kantor Utusan Pemuda Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkolaborasi dalam mengubah terpinggirkannya kaum muda di sektor publik melalui kampanye global Be Seen Be Heard.
Kampanye global tersebut bertujuan agar suara kaum muda lebih teramplifikasi di sektor publik. Sebab, kaum muda mempunyai hak untuk dilibatkan dalam keputusan-keputusan politik yang mempunyai pengaruh kepada mereka. Namun, banyak sekali rintangan yang menghalangi mereka untuk berpartisipasi.
Dari laporan bersama bertajuk ”Be Seen Be Heard: Memahami Partisipasi Politik Anak Muda”, yang dilakukan The Body Shop pada Desember 2021, dengan cakupan 26 negara dan total jumlah responden 27.043 orang, lebih dari setengahnya berusia di bawah 30 tahun.
Hal itu menampilkan potret bahwa saat ini merupakan momen amat kritis untuk memahami prasangka dan rintangan struktural yang menghalangi kaum muda berpartisipasi di sektor publik. Perubahan struktural jangka panjang dalam hal pengambilan keputusan lebih inklusif terhadap kaum muda dibutuhkan.
”Kurangnya keterwakilan kaum muda di lembaga pengambil keputusan menyebabkan rasa ketidakpercayaan makin dalam pada institusi-institusi politik, selain rasa keterasingan dari wakil rakyat yang terpilih,” kata Utusan Sekretaris Jenderal PBB untuk Pemuda Jayathma Wickramanayake.
Hal itu disebabkan kebijakan-kebijakan yang tidak mencerminkan prioritas kepada kaum muda, tidak menyalurkan kekhawatiran-kekhawatiran mereka, ataupun berbicara bahasa yang sama dengan mereka. ”Kampanye ini adalah kesempatan untuk mengubah hal-hal tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, CEO The Body Shop David Boynton, mengatakan riset menunjukkan mayoritas kaum muda positif terhadap masa depan. Dunia perlu untuk mendengarkan pendapat serta ide-ide kaum muda dalam kancah politik.
”Kami akan menggunakan jaringan global kami untuk terus memberikan dukungan serta kesadaran, seperti yang telah kami lakukan selama ini. Be Seen Be Heard bermula dari keinginan untuk menciptakan dunia yang lebih adil bagi kaum muda,” kata David.