Diangkat Jadi ASN, Harapan Guru Agama di Purwokerto
Menjadi aparatur sipil negara merupakan impian dan juga harapan para guru honorer. Banyak di antara mereka yang harus bertahun-tahun menjadi pengajar dengan status pegawai honorer.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Guru dan orangtua siswa di SD Karitas Purwokerto merangkai sampah plastik untuk dijadikan pohon Natal, Selasa (17/12/2019). Meski beragama Islam, salah satu orangtua siswa di sekolah itu tetap membantu membuat pohon Natal.
PURWOKERTO, KOMPAS – Diangkat menjadi aparatur sipil negara atau ASN merupakan harapan dari Norhayati (52) dan juga Wahyu Nisawati Mafrukha (30) yang merupakan guru agama dengan status honorer atau guru bakti di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Norhayati telah mengabdi selama 16 tahun sebagai guru pendidikan agama Kristen, sementara Nisawati telah 4 tahun menjadi guru pendidikan agama Islam.
“Saya mengajar agama Kristen pada awal 2005, di SDN 3 Banjarpanepen, Kecamatan Sumpiuh. Terhitung sudah 16 tahun, saya masih honorer sampai saat ini,” kata Norhayati, di Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (22/4/2022).
Menurut Norhayati, dirinya juga pernah mengampu pendidikan agama Kristen di SDN 1 Bogangin, SDN 1 Kuntili, dan SDN Pandak. “Suka dukanya tetap ada, tapi saya jalani dengan ikhlas. Saya mengajar siswa pemeluk agama kristen dari kelas 1-6 dengan tujuan membina dan mendidik siswa serta membentuk karakter yang tidak baik agar jadi baik,” papar ibu dari tiga anak ini.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Guru membasuh kaki muridnya di SMP Pius, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/11/2019). Guru dan murid saling bergantian membasuh kaki dalam peringatan Hari Guru Nasional sebagai simbol kerendahan hati dan saling menghormati.
Norhayati berjuang menghidupi ketiga buah hatinya seorang diri karena sang suami yang merupakan anggota Polri telah meninggal dunia. “Kalau mengenai perhatian pemerintah menyangkut finansial, baru sebatas UMR kabupaten Banyumas. Namun tetap saya syukuri. Ke depannya saya berharap khusus untuk guru-guru Agama Kristen agar tidak minim formasi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di Kabupaten Banyumas,” tuturnya.
Secara umum, semua guru agama yang masih honor mengharapkan ada perhatian dari pemerintah dengan adanya pengangkatan ASN atau PPPK. “Apalagi bagi guru-guru agama honorer yang sudah belasan tahun mengajar karena mempunyai hak dan kewajiban mendapatkannya,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Nisawati yang telah empat tahun mengajar pendidikan agama Islam di SMA N 2 Purwokerto. “Saya mengajar PAI sejak 2018. Saya masih bakti atau honorer. Saat ini mau mengambil pendidikan profesi guru Insyaallah,” kata Nisawati.
Guru, siswa, dan kepala sekolah SMPN 1 Banyumas melauncing 15 buku antologi cerpen dan antologi puisi, di Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (22/1/2022).
Nisawati mengajar semua siswa-siswi di kelas 2 atau kelas XI SMA. “Guru pendidikan agama Islam ada 3. Saya mengajar semua kelas 2. Untuk honor, alhamdulilah sampai sekarang lancar. Honor tidak mengalami kendala apapun selalu update setiap tanggal 1 selalu ontime. Di atas UMR Banyumas,” kata ibu satu anak ini.
Nisawati yang pernah meraih juara 1 tingkat nasional dalam lomba video pendek aksi moderasi beragama kategori guru berharap guru agama yang produktif dipermudah menjadi ASN. “Harapannya ke depan seluruh guru honorer apalagi yang produktif, penuh dengan karya, itu jangan dipersulit jadi PNS atau ASN,” katanya.
Nantinya jika setelah jadi ASN pun, harap Nisawati, pemerintah juga mengadakan lomba-lomba yang merangsang kreativitas guru sehingga bisa terus berinovasi dalam berkarya.
Dihubungi terpisah, Penyelenggara Pendidikan Agama Kristen Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Wahyu Ibnugroho menyampaikan, total guru pendidikan agama Kristen di Kabupaten Banyumas untuk tingkat SD ada 21 orang. Sebanyak 4 orang PNS dan 17 lainnya non-PNS. Adapun jumlah SD yang ada siswa beragama Kristen tersebar di 145 lokasi.
Kemudian, lanjut Wahyu, guru agama Kristen di SMP ada 15 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 5 orang PNS dan 10 lainnya non-PNS. Untuk SMP, ada 64 lokasi SMP yang terdapat siswa beragama Kristen. Selanjutnya, untuk SMA dan SMK, total ada 11 orang guru agama Kristen. Sebanyak 4 orang adalah PNS dan 7 lainnya non-PNS. Padahal di Banyumas ada 53 lokasi SMA dan SMK yang memiliki siswa beragama Kristen. “Banyak sekolah yang belum terlayani oleh guru pendidikan agama Kristen karena terbatasnya personel yang ada,” tutur Wahyu.
Penyelenggara Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas Agus Setiawan menyampaikan, total guru pendidikan agama Islam di Banyumas ada sekitar 1.200 orang. “Dari jumlah itu, yang PNS, yang setiap bulan menerima tunjangan profesi gurunya itu ada 360-an. Sisanya adalah Non-PNS. Yang Non-PNS penerima tunjangan profesi guru itu ada 400-an. Sisanya itu masih tahapan pre-tes, akan pre-tes atau sedang mengikuti PPG,” papar Agus.