Enam Orang Masuk Seleksi Pemilihan Calon Rektor Universitas Brawijaya
Enam calon akan bertarung dalam pemilihan rektor Universitas Brawijaya Malang periode 2022-2027. Dari jumlah tersebut akan kembali disaring menjadi tiga calon, sebelum kemudian dipilih satu calon terkuat.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Enam calon akan bertarung dalam pemilihan rektor Universitas Brawijaya Malang. Mereka adalah para calon yang lolos dari seleksi di hadapan Senat Akademik Universitas Brawijaya. Calon terpilih akan memimpin UB periode 2022-2027.
Enam calon tersebut adalah Prof Dr Marjono, Prof Dr Imam Santoso, Prof Dr Unti Ludigdo, Prof Andy Fefta Wijaya, PhD; Prof Candra Fajri Ananda, PhD; dan Prof Widodo. Mereka adalah para calon lolos seleksi administrasi dan tes kesehatan.
Marjono adalah mantan Direktur Pascasarjana, Imam Santoso Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Unti Ludigdo adalah Dekan Fakultas Vokasi, Widodo adalah Dekan Fakultas Matematika dan IPA (MIPA), Andy Fefta adalah Dekan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), dan Candra Fajri adalah staf khusus Menteri Keuangan dan mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Ketua Senat Akademik (SAU) Universitas Brawijaya Arifin menjelaskan bahwa SAU telah mengesahkan enam pendaftar untuk bisa bertarung dalam pemilihan rektor UB. ”Setelah mereka melalui kedua tes, yaitu administrasi dan kesehatan, maka SAU mengesahkan enam pendaftar tersebut sebagai bakal calon rektor,” kata Arifin, Rabu (20/4/2022).
Pada Rabu ini dilakukan Bincang Calon Bakal Rektor 2022-2027 dan disiarkan secara terbuka melalui media sosial UB.
Berikutnya, para calon diminta memaparkan visi dan misi, hingga akhirnya pada 21 April 2022 mereka akan tersaring menjadi tiga peserta terkuat. Tiga nama calon tersaring akan diserahkan ke Majelis Wali Amanat (MWA).
”Pada pemilihan tiga calon rektor nanti tahapannya adalah musyawarah. Jika tidak bisa, dilakukan voting,” katanya.
Tiga calon rektor terpilih, menurut Arifin, berikutnya akan kembali memaparkan visi dan misi di depan anggota MWA yang berjumlah 17 orang. Sebanyak 17 anggota MWA tersebut terdiri dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, perwakilan anggota masyarakat, perwakilan mahasiswa, perwakilan alumni, dan perwakilan tenaga pendidik.
”Dari tiga calon rektor tersebut, nanti akan disaring kembali menjadi satu, yang kemudian akan ditetapkan oleh MWA sebagai calon rektor,” kata Arifin.
Bincang bakal calon
Adapun dalam Bincang Bakal Calon Rektor UB 2022-2027, para calon rata-rata mengungkapkan visi-misi mereka jika terpilih menjadi rektor. Candra Fajri Ananda, misalnya, berkeinginan melakukan akselerasi, meningkatkan reputasi, dan menguatkan rekognisi atas kampus UB.
“Membangun perguruan tinggi tidak hanya dengan riset, tetapi juga menjaga jaringan dengan alumni, pemerintah, dan sumber-sumber keuangan. Bagaimana membangun hubungan harmonis berkelanjutan,” katanya.
Di antara ide Candra, misalnya, kembali memunculkan program studi di mana pernah ada di UB, seperti prodi kemiskinan.
Pada pemilihan tiga calon rektor nanti tahapannya adalah musyawarah. Jika tidak bisa, dilakukan voting.
”UB dahulu memimpin dalam riset teknologi pangan. Banyak orang belajar dalam hal ini, maka ini bisa kembali dikembangkan. Selain itu, UB juga punya prodi kemiskinan. Saya rasa, pemikiran-pemikiran UB soal penanganan kemiskinan akan sangat dinantikan,” kata staf khusus Kementerian Keuangan itu.
Dalam kesempatan sama, Andy Fefta Wijaya menyuarakan gagasan membangun kampus baru di Bali. Hal itu bertujuan menyasar mahasiswa dan dosen luar negeri. ”Pusat pembelajaran di Bali ini akan mempercepat akselerasi mahasiswa UB dari luar negeri,” katanya.
Adapun empat calon lainnya juga memaparkan ide dan gagasannya dalam membangun UB ke depan. Mereka menyebut bahwa pengembangan UB saat ini sudah baik, tetapi butuh ditingkatkan lagi menjadi lebih baik ke depan dengan kerja sama berkelanjutan, riset, dan inovasi.