Monash University Indonesia Diminta Tingkatkan Kolaborasi Riset
Monash University membuka kampus di Indonesia. Universitas asal Australia itu diminta meningkatkan kolaborasi riset dengan perguruan tinggi dalam negeri agar semakin produktif dan inovatif.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Kondisi ruangan belajar kampus Monash University Indonesia di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan, Kamis (14/4/2022). Unversitas ini menjadi perguruan tinggi asing pertama yang membuka kampus di Indonesia.
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Monash University menjadi universitas asing pertama yang membuka kampus di Indonesia. Universitas asal Australia itu diminta meningkatkan kolaborasi riset dengan perguruan tinggi di Indonesia untuk melahirkan beragam inovasi.
Kolaborasi itu dapat dilakukan melalui kerja sama dosen antaruniversitas dan mengerjakan berbagai proyek pembelajaran. Hal ini diharapkan meningkatkan mutu pendidikan agar semakin produktif dan inovatif.
”Misi kita jelas, menginginkan banyak kolaborasi dalam institusi pendidikan dengan institusi global,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dalam pembukaan kampus Monash University Indonesia di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan, Kamis (14/4/2022).
Menurut Nadiem, Monash University telah memahami beragam potensi di Tanah Air. Tidak hanya potensi ekonomi, tetapi juga riset yang bisa dikembangkan bersama institusi pendidikan dan industri dalam negeri.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menghadiri pembukaan kampus Monash University Indonesia di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City, Tangerang Selatan, Kamis (14/4/2022).
Kemitraan itu dianggap menjadi jembatan untuk mengakses kolaborasi global yang lebih luas. Apalagi, Monash University merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Australia dan berpengalaman dalam mengembangkan sistem pendidikan yang aplikatif.
Sebelumnya, universitas yang berdiri sejak 1958 ini telah membuka kampus di Malaysia, Italia, India, dan China. Di Indonesia, kampus tersebut membuka empat jurusan pascasarjana, yaitu Data Sains, Kebijakan Publik, Desain Perkotaan, dan Inovasi Bisnis.
Saat ini Monash University Indonesia mempunyai 100 mahasiswa. Nadiem menilai, jumlah mahasiswa itu masih terlalu sedikit sehingga didorong untuk merekrut mahasiswa lebih banyak. Hal ini agar berkontribusi dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas di masa depan.
”Berikan lebih banyak kesempatan. Saya yakin pasti laku. Di sini, semua tantangan dihadapi dengan kegigihan luar biasa,” katanya.
Kemitraan itu dianggap menjadi jembatan untuk mengakses kolaborasi global yang lebih luas. Apalagi, Monash University merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Australia dan berpengalaman dalam mengembangkan sistem pendidikan yang aplikatif.
Nadiem berharap, universitas terbaik dari sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Eropa, Kanada, dan Jepang, juga tertarik membuka kampus di Indonesia. Ia meyakini hal ini akan melahirkan banyak kolaborasi dan memacu penelitian-penelitian yang berdampak pada kemajuan bangsa.
”Meskipun ada kompetisi, tetapi untuk pendidikan merupakan hal baik. Hal ini tidak seperti bisnis. Dalam pendidikan, bisa menang bersama sehingga tidak perlu ada pihak dirugikan,” ucapnya.
Wakil Rektor Monash University Australia Margaret Gardner mengatakan, kehadiran pihaknya di Indonesia tidak hanya akan bermitra dengan perguruan tinggi dalam negeri. Namun, juga bekerja sama dengan industri, pemerintah, dan komunitas. Selain pendidikan, kemitraan itu turut membahas isu global saat ini, seperti perubahan iklim dan ekonomi digital.
”Indonesia menjadi bagian penting untuk menatap masa depan. Dengan beragam persoalan global saat ini, kita tidak bisa menghadapinya tanpa berkolaborasi,” ujarnya.
Wakil Rektor Monash University Australia Margaret Gardner
Rektor Monash University Indonesia Andrew Maclntyre menuturkan, pihaknya mempunyai ambisi besar dalam mengembangkan kampus di Indonesia. Ia optimistis, jumlah mahasiswa akan mencapai 2.000 orang dalam 10 tahun pertama.
”Kami berkomitmen untuk terus berkembang. Beberapa jurusan baru, seperti kesehatan masyarakat dan keamanan digital akan dibuka,” ujarnya.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menyebutkan, pembukaan kampus tersebut bukan sekadar kemitraan pendidikan, tetapi merefleksikan hubungan erat Indonesia dan Australia. Lebih dari 9.000 mahasiswa Indonesia berkuliah di ”Benua Hijau” tersebut.
”Sekarang, pelajar Indonesia bisa berkuliah di Monash University tanpa perlu meninggalkan Indonesia. Mari memperkuat hubungan ini,” katanya.