Kiprah Anak Muda Menghadirkan Pertanian Modern Dinanti
Generasi muda yang melek teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan untuk mendukung sektor pertanian. Anak muda bisa berkiprah untuk menghadirkan pertanian modern di Indonesia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kiprah anak muda menghadirkan pertanian modern di Indonesia masih minim. Sebagai industri yang berperan vital bagi ketahanan pangan dan perekonomian nasional, industri pertanian hanya menyerap tenaga kerja 19,18 persen dari total 64,92 juta penduduk kelompok usia muda di Indonesia. Angka ini terbilang rendah dibandingkan sektor manufaktur yang menyerap 25 persen dan sektor jasa sebanyak 55,8 persen.
Sistem pertanian cerdas (smart farming system) bisa dikembangkan mahasiswa lintas ilmu. Salah satunya ditunjukkan oleh mahasiswa Universitas Media Nusantara (UMN) yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan 2022 mengusung tema utama pengembangan lumbung pangan di Kalimantan Tengah. UMN terpilih bersama 121 perguruan tinggi terbaik di seluruh Indonesia untuk mengikuti program KKN Nusantara.
Andy Firmansyah dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UMN, Senin (4/4/2022), menjelaskan, UMN berencana membuat sistem pertanian cerdas untuk pertanian padi di Kalimantan Tengah. Hal ini akan melibatkan lima mahasiswa UMN dari lintas program studi dan dua dosen pembimbing lapangan. Pelaksanaan KKN Kebangsaan 2022 yang memasuki usia satu dekade ini rencananya akan berlangsung pada 17 Juli 2022 di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.
UMN telah membekali mahasiswanya dengan wawasan yang berorientasi pada teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pendidikan berbasis TIK ini menjadi keunggulan UMN untuk menyukseskan program lumbung pangan di Kalimantan Tengah ini.
Secara terpisah, Ketua Forum KKN Kebangsaan 2022 Aswin Usup mengatakan, program ini dapat menjadi modal inspirasi bagi mahasiswa untuk memimpin bangsa di masa depan. ”KKN kebangsaan akan membentuk networking (jejaring) antarmahasiswa, mahasiswa dengan masyarakat, mahasiswa dengan unsur pemerintah, mahasiswa dengan dunia usaha dan industri,” kata Aswin.
Regenerasi talenta muda
Di era industri 4.0 saat ini, peran generasi milenial memiliki potensi besar untuk turut mengembangkan sektor pertanian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa mayoritas generasi milenial saat ini merupakan usia produktif prima dan tumbuh seiring dengan perkembangan internet sehingga lebih mudah mengadopsi penggunaan internet dan teknologi. Untuk itu, di tengah pertumbuhan dunia yang bergeser menuju digitalisasi, peran milenial menjadi sangat penting dalam membangun dan mendorong transformasi industri pertanian nasional.
KKN kebangsaan akan membentuk jejaring antarmahasiswa, mahasiswa dengan masyarakat, mahasiswa dengan unsur pemerintah, mahasiswa dengan dunia usaha dan industri.
Dukungan bagi regenerasi talenta muda di sektor pertanian salah satunya diberikan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Sebanyak 70 persen karyawan PKT merupakan talenta milenial, dan sebagian di antaranya dan diberi kesempatan memegang posisi strategis. ”Harapannya, dengan diberikan ruang untuk berinovasi, keberadaan generasi milenial membawa perubahan positif,” Kata Senior Excecutive Vice President Komersial PT Pupuk Kaltim Meizar Effendi.
Meizar menambahkan,saat ini dua hal jadi tantangan di industri pertanian modern, yakni kurangnya partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian dan perlunya digitalisasi sektor pertanian yang cenderung masih tradisional. Sebagai salah satu pelaku industri, PKT melihat dua tantangan ini dapat dijawab melalui pelibatan para milenial di bidang pertanian.
Upaya mendorong peran milenial dalam sektor pertanian pun juga menjadi perhatian pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Salah satunya melalui pelibatan generasi milenial dalam pembangunan sektor pertanian yang telah menjadi bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pertanian (Renstra Kementan) 2020-2024.
Sebagai salah satu turunan dari rencana itu, Kementan mengadakan program bootcamp bertajuk ”Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS)”. Bersama pelaku industri seperti PKT, program bootcamp tersebut diadakan guna mencetak pengusaha tani muda di seluruh Indonesia sebagai upaya regenerasi serta meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor pertanian.
Meizar mengatakan, PKT memfasilitasi talenta muda di bidang pertanian untuk berinovasi, berkarier, dan berkarya. Salah satunya, melalui rangkaian program pembinaan petani muda yang dicanangkan perusahaan, seperti program PKT menyapa Petani dan program Makmur; yang mengutamakan kolaborasi kemitraan berbagai pihak, seperti petani, instansi keuangan, instansi pemerintahan, dan korporasi, untuk membentuk ekosistem kondusif bagi petani.
”Keberadaan talenta-talenta muda milenial dalam sektor pertanian patut didukung, dibina, dan difasilitasi demi menciptakan industri pertanian lebih maju dan modern. Tentu prosesnya akan ada berbagai tantangan sehingga perlu kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan talenta muda, guna memaksimalkan potensi dari talenta yang tersedia dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia” kata Meizar.
Potensi besar
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi besar untuk memajukan sektor pertanian yang didukung peran aktif generasi milenial. Ada sejumlah aspek yang akan sangat terbantu oleh peran generasi milenial dalam industri pertanian modern.
Indonesia perlumengembangkan teknologi pertanian presisi. Sebagai generasi muda melek teknologi, generasi milenial dapat turut mengembangkan sistem pertanian presisi berbasis teknologi. Di saat kebutuhan pangan terus meningkat tetapi luas lahan dan sumber daya terbatas, pertanian presisi sangat dibutuhkan untuk menjamin akurasi, presisi, keaslian, dan transparansi dalam menghitung permintaan dan pasokan secara optimal.
Salah satu contoh program pertanian presisi yang dimiliki PKT yakni sistem PreciPalm (Precision Agriculture Platform for Oil Palm) sistem berbasis satelit yang dikembangkan bersama tim ilmuwan Indonesia dari IPB University (untuk meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan produktivitas hasil pertanian kelapa sawit secara sustainable dalam jangka panjang).
Selanjutnya, pengembangan teknologi pada mata rantai pertanian. Pertanian tidak selalu identik dengan kegiatan di ladang. Keengganan generasi milenial untuk berperan serta pada kegiatan tani langsung di ladang bisa diatasi dengan memberi mereka peranan terhadap pengembangan sisi hulu dan hilir pertanian, seperti pengembangan proses penjualan atau memasok produk pangan pertanian melalui e-dagang. Dengan akses terhadap teknologi informasi, generasi milenial memiliki potensi untuk membangun jejaring serta menghubungkan pemasok-petani-pelanggan secara digital, seperti dengan penggunaan platform e-dagang.
Tak kalah penting pengembangan pengelolaan ekonomi desa pertanian. Generasi milenial memiliki pendidikan dan keterampilan dalam memahami teknologi informasi. Mereka yang memilih untuk tinggal di perdesaan juga dapat berperan serta dalam pengembangan dan manajemen kelembagaan ekonomi petani perdesaan berbasis korporasi, berbentuk perseroan terbatas, commanditaire vennootschap (CV), ataupun koperasi.
Di bawah naungan korporasi tingkat desa ini, nantinya petani atau kelompok tani dapat mengakses pengembangan pembiayaan pertanian, penyediaan sarana produksi, penyediaan alat dan mesin pertanian, juga pengembangan bisnis yang lebih menguntungkan para petani.