Pramuka Jadi Penguat Pendidikan Karakter di Sekolah
Gerakan Pramuka punya peran untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah, mulai dari SD, SMP, hingga SMA/SMK sederajat. Agar tetap relevan, Gerakan Pramuka perlu terus berinovasi.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pramuka yang menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah dasar dan menengah menjadi penguat pendidikan karakter di satuan pendidikan. Dalam kebijakan Merdeka Belajar, pendidikan karakter menjadi prioritas dan semakin relevan guna membekali anak-anak agar siap menghadapi masa depan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim kepada pimpinan Pramuka tingkat nasional dan daerah yang hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka 2022 di Cibubur, Jakarta, Kamis (31/3/2022). Nadiem mengajak Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengupayakan inovasi dalam kegiatan pramuka yang dilakukan di sekolah.
”Kegiatan kepramukaan di sekolah sangat mendukung pendidikan karakter yang saat ini dikedepankan dalam Kurikulum Merdeka dan Asesmen Nasional. Semua aktivitas kepramukaan berlandaskan dengan semangat gotong royong, tenggang rasa, toleransi, dan kreativitas, sangat sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila,” kata Nadiem.
Menurut Nadiem, pendidikan karakter perlu terus digalakkan karena ada sikap prihatin dari kebanyakan orangtua yang khawatir dengan perkembangan anak-anaknya. "Banyak anak dikhawatirkan tidak hafal Pancasila atau semakin kehilangan karakternya sebagai orang Indonesia,” ujar Nadiem.
Situasi tersebut, lanjut Nadiem, menjadi evaluasi bagi Kemendikbudristek untuk memperbaiki sistem pendidikan karakter. Hal ini antara lain dilakukan melalui Asesmen Nasional (AN) yang memungkinkan evaluasi atas pencapaian pembelajaran karakter siswa dan penilaian atas satuan pendidikan siswa. Selain itu, juga dievaluasi sejauh mana lingkungan sekolah sudah menjadi lingkungan belajar yang mendukung penguatan karakter.
Nadiem berharap, Rakernas Gerakan Pramuka 2022 mampu menghasilkan rencana dan target kerja yang semakin mendukung kolaborasi Kwartir Nasional Pramuka dengan Kemendikbudristek, khususnya dalam menggalakkan pendidikan kepramukaan dan penguatan karakter di sekolah-sekolah di seluruh Tanah Air.
"Dengan Gerakan Pramuka mari kita bersama sama mewujudkan Merdeka Belajar," ujar Nadiem.
Rakernas Gerakan Pramuka yang diikuti pengurus Kwarnas dan Kwarda se-Indonesia digelar pada 30-31 Maret 2022. Tema yang diangkat dalam Rakernas ini adalah ‘Mengabdi Tanpa Batas untuk Membangun Ketangguhan Bangsa’. Ini juga menjadi tema untuk berbagai kegiatan kepramukaan di tahun 2022.
“Kita harus bertekad bulat untuk mengabdi tanpa batas dalam membangun generasi muda yang tangguh dan pada gilirannya dapat dengan tangguh pula memimpin bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso.
Rapat selama dua hari tersebut membahas Program Kerja 2022 dan sejumlah kegiatan kepramukaan tingkat nasional, antara lain Jambore Nasional di Cibubur; Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara di Sumatera Selatan; Peran Saka di Bangka Belitung; dan Kemah Bela Negara di Bengkulu.
Budi mengatakan saat ini merupakan 110 tahun masuknya gerakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Awalnya, gerakan ini baru diikuti oleh anak-anak bangsa asing (khususnya Belanda). Memang, tahun 1912, Joh P Smits, pegawai Jawatan Meteorologi Batavia (Jakarta) mengajak sejumlah anak-anak pegawai Jawatan Meteorologi untuk berlatih kepanduan.
Baru pada tahun 1916 anak-anak pribumi mengikuti latihan kepanduan dan kemudian membentuk organisasi. Sejak itu, kepanduan di Hindia Belanda dan Indonesia terus berkembang. Hingga saat ini ada sekitar 20 juta anggota Pramuka di Tanah Air.
“Kita tentu harus berusaha untuk terus menjaga agar gerakan ini tetap diminati dan bermanfaat bagi kaum muda, generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa di segala bidang,” kata Budi.