Calon Mahasiswa dari Keluarga Miskin Makin Percaya Diri Kuliah di Perguruan Tinggi Terkemuka
Penyesuaian besaran biaya kuliah dan biaya hidup di program Kartu Indonesia Pintar Kuliah Merdeka membuat calon mahasiswa baru dari keluarga miskin tidak ragu memilih perguruan tinggi negeri maupun swasta terbaik.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
KOMPAS/LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Presiden Joko Widodo berbincang-bincang dengan tiga pelajar di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Jumat (01/03/2019). Dalam kesempatan itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi 4.000 pelajar di Provinsi Gorontalo. Total penerima KIP di Gorontalo mencapai 80.502 pelajar di 2019 dengan total anggaran Rp 41,17 miliar.
JAKARTA, KOMPAS – Minat anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk kuliah di perguruan tinggi terbaik dan di kota besar semakin meningkat. Adanya dukungan Kartu Indonesia Pintar atau KIP Kuliah Merdeka membuat calon mahasiswa dari keluarga miskin percaya diri untuk mendaftar di perguruan tinggi ternama.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Abdul Kahar di Jakarta, Jumat (25/3/2022), memaparkan, sejak tahun 2021 ada penyesuaian untuk besaran biaya uang kuliah tunggal (UKT) dan biaya hidup. Kebijakan ini mulai membuahkan hasil, salah satunya dengan meningkatnya jumlah penerima KIP Kuliah Merdeka yang memilih program studi berakreditasi A.
Sebelumnya, hanya sekitar 20 persen mahasiswa yang memilih prodi berakreditasi A. Namun, setelah besaran KIP Kuliah Merdeka disesuaikan, jumlah mahasiswa yang diterima di prodi akreditasi A tahun 2021 naik 24 persen. Tahun 2022 ini, penerimaan mahasiswa di prodi-prodi akreditasi A ditargetkan naik 26 persen. Pemberian KIP Kuliah Merdeka menyasar sekitar 200.000 mahasiswa baru.
“Ada perubahan kebijakan biaya hidup dan UKT agar program ini sesuai misinya, sehingga anak-anak tidak mampu yang punya potensi dan kualifikasi akademik bagus bisa berkuliah di perguruan tinggi terbaik. Mereka jadi yakin untuk memilih kampus terbaik yang umumnya berada di kota-kota besar. Tidak ada lagi beban pikiran soal subsidi atau kekurangan biaya kuliah dan hidup yang menghambat,” kata Kahar.
Ada perubahan kebijakan biaya hidup dan UKT agar program ini sesuai misinya, sehingga anak-anak tidak mampu yang punya potensi dan kualifikasi akademik bagus bisa berkuliah di perguruan tinggi terbaik.
Di webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk "Semua Bisa Kuliah dengan KIP Kuliah" pada Kamis kemarin, Wakil Rektor Universitas Brawijaya Abdul Hakim menjelaskan, perubahan kebijakan KIP Kuliah Merdeka dengan penyesuaian UKT dan biaya hidup punya dampak positif bagi mahasiswa penerima KIP kuliah Merdeka maupun perguruan tinggi.
“Sebelum ada perubahan pembiayaan KIP Kuliah Merdeka, terus terang PTN (perguruan tinggi negeri) bingung jika banyak menerima mahasiswa penerima KIP. Sebab, pihak kampus akan banyak menyubsidi. Namun, skema yang baru ini bagus dan kami berharap program KIP kuliah Merdeka yang memang dibutuhkan mahasiswa dari keluarga tidak mampu ini terus ada,” kata Abdul.
Sebelumnya, besaran UKT untuk penerima beasiswa KIP Kuliah Merdeka (dulu beasiswa Bidikmisi) dipukul rata Rp 2,4 juta per semester. Ketika mahasiswa memilih program studi dengan UKT di atas Rp 5 juta misalnya, maka beban subsidi untuk PT menjadi berat. Karena itu, kini penyesuaian dilakukan, untuk prodi B bisa sampai Rp 4 juta per semester, sedangkan prodi A berkisar Rp 8 juta – Rp 12 juta per semester.
“Penerima KIP Kuliah Merdeka yang dari daerah terpencil atau dari desa pun kini makin tidak ragu untuk memilih kuliah ke kota, baik untuk memilih PTS maupun PTN terbaik. Sebab, biaya kuliah dan biaya hidup sudah sesuai indeks kemahalan sehingga tidak berat lagi beban keluarga untuk ikut menyediakan dana kuliah,” jelas Kahar.
Prestasi akademik dan non-akademik mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka dinilai memuaskan. Di Universitas Brawijaya misalnya, rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa 3,5. Mereka tidak hanya pintar secara akademik, tapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan mahasiswa dari penalaran, minat-bakat, hingga kewirausahaan.
Trestania Kambu, mahasiswa Universitas Cenderawasih asal Papua, merasa terbantu dengan adanya KIP Kuliah Merdeka. “Saya sangat terbantu dengan KIP Kuliah Merdeka ini. Apalagi, saat ini saya hanya tinggal bersama Ibu dan saudara kandung karena bapak sudah meninggal” ujar Trestania.
Oliver Hotlas Silalahi, mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta juga merasakan kesempatan kuliah tanpa perlu khawatir terlambat membayar UKT. Untuk tetap mendapatkan bantuan KIP Kuliah Merdeka, dia harus mendapatkan nilai IPK paling rendah 3,0 pada bidang sosial tata niaga.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Peserta seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) menyelesaikan soal ujian di Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah. Biaya pendidikan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun membuat orangtua harus menyiapkan dana pendidikan jauh-jauh hari.
Menyasar mahasiswa baru
Sasaran program KIP Kuliah Merdeka adalah mahasiswa baru yang akan masuk PT, bukan untuk mahasiswa yang sudah berstatus aktif di PT. KIP Kuliah Merdeka terbuka untuk siswa lulusan SMA, SMK, atau sederajat di tahun 2022 atau yang telah dinyatakan lulus maksimal dua tahun sebelumnya. Siswa tersebut harus memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN), serta Nomor Induk Kependidikan (NIK) yang valid.
Selain itu, siswa juga mesti memiliki potensi akademik yang baik, tetapi mengalami keterbatasan ekonomi dengan dibuktikan melalui dokumen yang sah. Berikutnya, siswa lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru di PTN atau PTS dengan program studi terakreditasi.
“Intinya, bahwa KIP Kuliah Merdeka ini menyasar mahasiswa yang memenuhi syarat dengan kategori mahasiswa baru,” tambah Kahar.
Bagi mahasiswa aktif yang kembali ingin mengikuti seleksi masuk PT tahun 2022, mereka masih bisa mendaftar KIP Kuliah Merdeka selama memenuhi persyaratan pendaftaran dan belum pernah ditetapkan sebagai penerima KIP Kuliah atau beasiswa lainnya pada tahun berjalan/sebelumnya. “Itu kan artinya ikut seleksi baru. Nah, itu secara paralel bisa mengikuti pendaftaran KIP Kuliah Merdeka. Pada prinsipnya, KIP Kuliah Merdeka menyasar mahasiswa dengan kategori baru,” terangnya.
Pendaftaran KIP Kuliah Merdeka dibagi menjadi enam periode pendaftaran yang berbeda, tapi calon mahasiswa bisa mendaftar KIP Kuliah Merdeka 2022 mulai saat ini. Cara pendaftarannya, siswa melakukan pendaftaran melalui laman https://kip-kuliah.kemdikbud.go.id/. Selanjutnya, calon penerima KIP Kuliah Merdeka yang diterima di PT akan diverifikasi lebih lanjut oleh PT sebelum diusulkan ke Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek sebagai calon mahasiswa penerima KIP Kuliah Merdeka.
“Semua bisa kuliah dengan KIP Kuliah Merdeka, karena pemerintah sudah menyiapkan bantuan, maka kita harus siapkan diri dengan sungguh-sungguh,” kata Kahar.