Konser Hai Pemuda: The Musical, Panggung Dialog Lintas Generasi
Pertunjukan musikal ”Hai Pemuda: The Musical” akhirnya digelar secara luring di Jakarta, Sabtu (19/3/2022), setelah tertunda 730 hari karena pandemi. Ada semangat baru setelah berhasil beradaptasi dengan keadaan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
Apa jadinya jika seniman senior berada satu panggung dengan seniman yunior? Kemapanan dan kesegaran akan berpadu. Nostalgia dan kebaruan bertemu. Hasilnya, panggung semarak dengan energi yang membuat penonton tua ataupun muda kompak bertepuk tangan.
Lampu teater Ciputra Artpreneur di Jakarta meredup. Suasana gelap dan hening beberapa saat. Tak berselang lama, musik bertempo cepat dimainkan. Panggung tiba-tiba menyala dengan jilatan lampu-lampu sorot.
Lagu Halo Jakarta ciptaan Guruh Soekarnoputra mengalun bersamaan dengan munculnya belasan penari berbaju warna-warni. Mereka menari, menyanyi, bahkan meluncur dengan sepatu roda. Suasana panggung mendadak meriah, hebring!
Talenta-talenta muda menghentak panggung ”Hai Pemuda: The Musikal” dengan energik. Di sana, antara lain, ada Swara Mahardika, Nino Prabowo (berperan sebagai tokoh Bonar), Mia Ismi Halida (Dara), Nala Amrytha (Sekar), Andrea Miranda (Marlina), hingga Gabriel Harvianto (Rangga). Ada pula HIVI!, Diskoria, Chaseiro All Stars, dan Rian ”D’Masiv”.
Konser ini juga menampilkan seniman dari generasi sebelumnya, yaitu Vina Panduwinata dan Candra Darusman. Keduanya sempat berduet di panggung. Candra mengiringi Vina menyanyi lagu Sendiri dengan permainan pianonya. Candra juga berlakon dengan para seniman muda.
”Musik adalah bahasa universal. Pertunjukan musikal bisa jadi alat komunikasi yang menjembatani generasi muda dengan generasi saya,” kata Candra di Jakarta setelah sesi geladi bersih pertunjukan musikal Hai Pemuda: The Musikal, Jumat (18/3/2022) malam.
Menurut dia, komunikasi antargenerasi mesti dibangun agar semuanya bisa saling memahami. Pemahaman ini pada akhirnya melahirkan rasa hormat. Gesekan antargenerasi pun bisa dihindari. ”Berseberangan bukan berarti bermusuhan,” katanya.
Perbedaan karakter memang kerap membuat orang-orang lintas generasi gagal paham. Padahal, keduanya bisa sama-sama belajar. Generasi muda belajar nilai, etika, dan disiplin dalam seni pertunjukan dari generasi senior. Sementara itu, generasi senior dapat belajar cara berpikir generasi muda.
Musik adalah bahasa universal. Pertunjukan musikal bisa jadi alat komunikasi yang menjembatani generasi muda dengan generasi saya. (Candra Darusman)
Dialog antargenerasi juga membuka ruang-ruang kolaborasi. Candra mengatakan, kemampuan dan keluwesan kolaborasi merupakan modal penting bagi generasi muda saat ini. Sebab, generasi muda bakal menghadapi banyak tantangan di masa kini dan masa depan, mulai dari korupsi hingga perubahan iklim.
”Ada beberapa isu yang gagal diselesaikan oleh generasi saya sehingga ini mesti dihadapi generasi muda. Itu sebabnya, penting membiasakan para pemuda untuk berkolaborasi,” ujar Candra.
Menurut sutradara Hai Pemuda: The Musikal, Rama Soeprapto, pertunjukan ini ibarat reuni. Lagu-lagu lama digubah dan dikemas dengan jiwa muda. Para penonton muda hingga senior bisa sama-sama menikmati pertunjukan musikal ini.
Ada sekitar 20 lagu yang dibawakan selama konser. Empat di antaranya lagu Candra Darusman, seperti Kau. Sementara itu, sekitar 16 lagu lain merupakan ciptaan Guruh Soekarnoputra, antara lain Sendiri, Kembalikan Baliku, Lagu Putih, dan Hai Pemuda.
Ditunda dua tahun
Entakan musik, sorot lampu, tarian, hingga nyanyian inilah yang menghidupkan konser Hai Pemuda: The Musical yang digelar pada Sabtu (19/3/2022) malam. Suasana ini tidak mungkin didapat bila ditonton hanya dari layar gawai. Itu sebabnya, penyelenggara rela menunda pertunjukan musikal ini hingga dua tahun.
Sebelumnya, pertunjukan ini bakal digelar pada 19 Maret 2020. Pandemi Covid-19 kemudian melanda. Pemerintah melarang kegiatan yang menimbulkan kerumunan. Penyelenggara pun memutuskan menunda konser empat hari sebelum hari-H.
Konser kemudian dijadwalkan berlangsung pada Juni 2020, tetapi batal karena pandemi belum terkendali. Konser kembali diundur ke bulan Maret, Agustus, hingga Oktober 2021, tetapi semuanya juga batal dilakukan.
Setelah membaca situasi dan menggandeng pihak yang mampu mengelola acara secara aman di tengah pandemi, penyelenggara pun membuat keputusan baru. Konser diadakan pada 19 Maret 2022 atau tepat dua tahun dari jadwal konser pertama. Syaratnya, semua orang wajib mematuhi protokol kesehatan. Yang positif Covid-19 mau tidak mau harus berlapang dada dan tidak ikut tampil.
”Beberapa dari kami positif Covid-19. Itu sebabnya, tadi ada beberapa spot kosong di panggung,” kata sutradara pertunjukan Hai Pemuda: The Musikal, Rama Soeprapto, setelah sesi geladi bersih di Jakarta, Jumat (18/3/2022) malam.
Selain itu, alur cerita pertunjukan ini juga mesti diperbarui agar sesuai dengan konteks zaman 2022. Beberapa dialog soal pandemi, vaksin penguat, hingga investasi bodong (yang saat ini ramai diberitakan) pun terselip selama pertunjukan.
Pihak promotor sekaligus Direktur Eksekutif XI Creative, Irman Alvian, mengatakan, mereka ingin agar konser ini bisa dinikmati langsung oleh audiens, bukan melalui layar gawai. Penonton pun tak kalah antusias. Tiket konser terjual habis.
”Agar sesuai protokol kesehatan, konser digelar di dua waktu, yaitu pukul 16.00 dan pukul 20.00. Durasi masing-masing sesi sekitar dua jam,” kata Irman.
Rama menambahkan, pertunjukan ini merupakan angin segar bagi seni pertunjukan musikal di Indonesia. Selama dua tahun pandemi, para seniman kerap ragu menggelar pertunjukan. Ini merupakan momentum menggeliatkan lagi seni pertunjukan yang ”sempat hibernasi”. Selain itu, pertunjukan ini diharapkan mendorong terbentuknya ekosistem seni pertunjukan yang kuat.
”Kita punya talenta-talenta untuk seni pertunjukan musikal, tetapi ekosistemnya yang tidak ada. Selain dukungan pendanaan dan fasilitas, ruang belajar baik bagi aktor, penari, hingga teknisi lighting juga mesti dibuat,” ujar Rama.