Pemulihan Pendidikan untuk Memastikan Pendidikan Berkualitas
Para delegasi Kelompok Kerja Pendidikan G-20 yang dipimpin Indonesia menyepakati empat agenda prioritas pendidikan untuk memulihkan kembali pendidikan sehingga pendidikan yang berkualitas tetap terlaksana dan relevan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat agenda prioritas pendidikan yang diajukan Indonesia untuk dibahas dalam pertemuan menteri pendidikan negara-negara G-20 disepakati disiapkan sebagai deklarasi pemulihan pendidikan secara global. Pemulihan pendidikan akibat pandemi Covid-19 dibutuhkan untuk memastikan pendidikan berkualitas tetap tercapai. Selain itu, upaya pemulihan pendidikan global juga butuh kolaborasi dan kemitraan bersama serta lintas sektor guna memastikan layanan pendidikan yang relevan untuk menyiapkan masa depan generasi muda, termasuk memasuki dunia kerja yang berubah.
Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G-20 atau Chair of G-20 Education Working Group Iwan Syahril dari Yogyakarta, Jumat (18/3/2022), mengatakan, pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 secara daring dan luring yang dihadiri negara-negara G-20, undangan khusus, dan organisasi internasional berlangsung lancar. Agenda yang diusung Indonesia sebagai Presidensi G-20 Tahun 2022 untuk pemulihan pendidikan adalah pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital untuk pendidikan, solidaritas dan kerja sama, serta masa depan dunia kerja pasca-Covid-19.
”Pertemuan pertama akan dilanjutkan lagi dengan dua pertemuan berikutnya secara daring. Lalu pertemuan keempat pada Juli nanti di Bali akan memantapkan deklarasi komitmen menteri pendidikan G-20 untuk memastikan pendidikan berkontribusi menciptakan masa depan yang lebih baik dan dunia yang berkelanjutan,” kata Iwan yang juga Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Dalam pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G-20 yang dihadiri 27 delegasi secara luring dan 64 delegasi secara daring, disepakati empat agenda prioritas pendidikan yang diangkat Presidensi G-20 Indonesia. Para delegasi berbagi inisiatif dan praktik baik terkait empat agenda prioritas.
Pertemuan pertama ini menjadi kesempatan untuk saling mengeksplorasi dan belajar tentang keterkaitan isu serta praktik baik pendidikan. Di sini, negara-negara G-20 bisa saling berkolaborasi dengan organisasi internasional demi masa depan lebih baik dan dunia yang berkelanjutan.
Nantinya, kolaborasi lintas negara untuk pemulihan pendidikan akan dituangkan dalam deklarasi sebagai hasil dari pertemuan tingkat menteri. ”Ada kesepakatan kalau empat prioritas pendidikan untuk pemulihan disepakati dan relevan. Pertemuan berikutnya untuk lebih mendetailkan lagi sehingga sampai menjadi komitmen global pemulihan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan yang finalisasinya dalam pertemuan tingkat menteri,” papar Iwan.
Iwan memaparkan, setiap negara memiliki upaya untuk memulihkan pendidikan. Agenda pendidikan prioritas untuk pemulihan pendidikan bukan hanya mengacu pada kajian organisasi internasional. Usulan tersebut juga mengacu pada pemulihan pendidikan yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristek dengan terobosan Merdeka Belajar.
Merdeka Belajar dianggap sebagai salah satu praktik baik untuk pemulihan pendidikan akibat pandemi Covid-19. Terkait dengan dunia kerja, Merdeka Belajar menguatkan link and match dunia kerja dan institusi pendidikan agar tetap relevan dengan perubahan. Hal ini bukan hanya di pendidikan vokasi, melainkan juga di perguruan tinggi akademik lewat Kampus Merdeka.
”Mahasiswa bisa magang hingga ikut proyek sosial sehingga kemampuan mereka tidak hanya akademis, tetapi bisa relevan,” kata Iwan.
Demikian pula Kurikulum Merdeka yang disiapkan untuk pemulihan pembelajaran guna mengatasi learning loss. Pembelajaran dibuat sederhana dan fleksibel sehingga bisa fokus pada kemampuan dasar sebagai fondasi belajar, yakni literasi, numerasi, dan karakter.
”Paparan organisasi internasional juga mendukung upaya untuk fokus pada pembelajaran dasar. Jadi, Merdeka Belajar ini relevan untuk pemulihan pendidikan,” kata Iwan.
Pertemuan pertama ini menjadi kesempatan untuk saling mengeksplorasi dan belajar tentang keterkaitan isu serta praktik baik pendidikan.
Disepakati oleh para delegasi bahwa pandemi berdampak baik dalam akselerasi pemanfaatan teknologi digital. Karena itulah teknologi digital disepakati sebagai salah satu solusi yang perlu dimanfaatkan agar ada kemungkinan baru untuk mengatasi tantangan.
Namun, penguatan teknologi digital untuk pendidikan ini bukan hanya butuh infrastruktur, melainkan juga kapasitas sumber daya manusia, terutama guru. Sebab, para guru punya peran penting untuk melakukan terobosan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi. Indonesia memiliki Platform Merdeka Mengajar untuk membantu guru belajar dan berbagi inovasi pembelajaran sehingga mampu memanfaatkan teknologi digital untuk perbaikan akses, proses, dan hasil belajar.
Ada juga tentang dukungan pendanaan yang lebih berkeadilan. Dengan demikian, salah satu kelompok rentan yang terdampak bisa mendapatkan dukungan pendanaan yang berkeadilan atau lebih banyak. Di Indonesia, hal ini dilakukan dengan kebijakan bantuan operasional sekolah/bantuan operasional pendidikan majemuk yang besaran anggarannya disesuaikan dengan indeks kemahalan suatu daerah.
Dunia kerja
Terkait upaya mengatasi dinamika perubahan dunia kerja, kesiapan lulusan yang adaptif dan siap terjun ke dunia kerja menjadi hal penting. Pemerintah Indonesia saat ini mengedepankan kemitraan antara universitas dan industri. Sekolah menengah kejuruan (SMK) juga turut didorong untuk mengadopsi skema kemitraan link and match sehingga dapat mengembangkan kurikulum yang relevan bagi kemajuan keterampilan siswa, sekaligus meningkatkan infrastruktur sekolah.
Dalam sesi pertemuan tersebut, sinergi antara dunia pendidikan dan dunia kerja menjadi perhatian penting para delegasi. Neeta Prasad, Troika Co-Chair dari India, mengatakan, ”Diskusi ini akan memungkinkan kita untuk memahami keterampilan baru dan peran pekerjaan yang diperlukan di masa depan, di mana pemerintah dan kalangan industri dapat membantu mengakselerasi perbaikan tersebut.”
Hal serupa disampaikan Ender Ereskici, ketua delegasi Turki, yang mendukung agenda prioritas yang diusung kepemimpinan Indonesia ini. ”Menghubungkan dunia pendidikan dan dunia bisnis serta industri merupakan hal yang sangat efektif untuk mempersiapkan anak-anak kita menghadapi masa depan,” kata Ender.