Politeknik Siapkan Tenaga Kerja untuk Energi Terbarukan
Indonesia perlu mengembangkan riset dan inovasi serta tenaga kerja untuk industri energi terbarukan. Politeknik digandeng membuka program studi terkait ini.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Fokus pemerintah untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan atau ekonomi hijau dan pembangunan yang mengembangkan sumber daya laut membutuhkan inovasi dan sumber daya manusia. Untuk itu, perguruan tinggi didorong mengembangkan kerja sama riset dan inovasi serta pembukaan program studi yang relevan dengan kebutuhan pembangunan tersebut.
Kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk energi terbarukan di dalam negeri disiapkan dengan memperkuat pendidikan tinggi vokasi di sejumlah politeknik. Program studi diploma IV dalam berbagai bidang energi terbarukan disiapkan dengan kolaborasi pemerintah, industri, perguruan tinggi vokasi.
Melalui program Renewable Energy Skills Development (RESD) yang terjalin antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, The Swiss State Secretariat for Economic Affairs (SECO), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), lembaga pendidikan tinggi vokasi berkolaborasi dengan perguruan tinggi, industri, kementerian/lembaga, maupun nonkementerian/lembaga. Harapannya, langkah ini melahirkan berbagai inovasi yang menjadi solusi alternatif kebutuhan energi di masa yang akan datang.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto, Senin (7/3/2022), menjelaskan, kerja sama melalui sinergi penyelenggaraan pendidikan tinggi diharapkan dapat mendukung kekuatan ekonomi nasional. Pembukaan program studi baru dan dukungan riset bersama tentang energi terbarukan terus dilakukan untuk meningkatkan inovasi di bidang energi baru.
”Dukungan terhadap rencana program RESD merupakan salah satu wujud konkret dan diharapkan animo calon peserta didik terhadap bidang ini akan terus bertambah,” kata Wikan.
Tujuan utama program RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan pengujian operasional secara riil, supervisi, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik secara hibrida surya diesel, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Program ini dilakukan melalui penciptaan program D4 konsentrasi energi terbarukan di lima politeknik negeri, program pelatihan energi terbarukan di lima lembaga pelatihan kerja, serta penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan di Indonesia.
Libatkan politeknik
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek Beny Bandanadjaja mengatakan, jalur penerimaan mahasiswa untuk program Konsentrasi Energi Terbarukan nantinya dapat dilakukan melalui jalur alih jenjang dan jalur mandiri di setiap politeknik terpilih mulai Maret tahun ini.
Disiapkan bantuan dana Rp 5 miliar untuk pelaksanaan program yang dimulai 2022-2025 guna mendukung pengembangan pendidikan tinggi vokasi, khususnya pada bidang bidang energi terbarukan solar, hidro, dan energi gabungan/hibrida di Indonesia.
Politeknik penerima manfaat program ini adalah Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Energi dan Mineral Akamigas. Program ini menargetkan 450 lulusan Diploma 4 dengan gelar Sarjana Terapan Teknik Energi Terbarukan, khususnya bidang PLTS dan PLTA.
Wikan menambahkan, pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada jenjang diploma IV di program ini dapat melahirkan talenta terbaik yang mampu bekerja, berwirausaha, serta menciptakan kreativitas dan inovasi. Program studi jenjang DIV ini akan menghasilkan sarjana terapan yang tidak hanya terampil dalam hal praktik, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan dan kemampuan nonteknis (soft skills) yang tinggi.
”Perguruan tinggi harus dapat merumuskan keunggulan program studi sesuai dengan potensi sumber daya di daerahnya, serta mendukung adanya inovasi dalam kurikulum melalui pengembangan bahan ajar, pertukaran mahasiswa, maupun kegiatan riset yang dapat membuahkan karya nyata untuk bangsa,” ujar Wikan.
Pembukaan program studi baru dan dukungan riset bersama tentang energi terbarukan terus dilakukan untuk meningkatkan inovasi di bidang energi baru.
Pimpinan Pelaksana Program RESD Martin Stottele menjelaskan, pelaksanaan program diperkuat dengan pendampingan dari lembaga pendidikan di Swiss, termasuk Swiss University of Applied Sciences dan Swiss Federal Institute for Vocational Education. Lembaga tersebut akan memberikan masukan praktis, baik di bidang vokasi maupun kerja sama industri.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Ujung Pandang Muhammad Anshar antusias atas keterlibatan lembaganya dalam program ini. Terlebih, pengelolaan energi terbarukan menjadi solusi atas besarnya biaya untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini, khususnya di wilayah timur Indonesia. ”Kami menyambut baik kerja sama ini, harapannya dengan adanya program ini bisa mempercepat penciptaan sumber energi terbarukan di Ujung Pandang,” kata Anshar.