Pemilihan jurusan saat kuliah tidak jarang ditentukan oleh keinginan orangtua. Seharusnya, hal itu didasarkan pada minat dan bakat siswa sehingga tidak salah jurusan saat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengenalan minat dan bakat siswa sangat penting untuk menentukan jurusan yang sesuai saat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Peran orangtua juga krusial agar tidak memaksakan keinginannya sehingga anak dapat berkuliah sesuai potensi dan minatnya.
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Tes Bakat Indonesia, Monic Christian, mengatakan, saat ini terdapat sekitar 1.800 jurusan pendidikan. Oleh sebab itu, penentuan jurusan mestinya didasarkan pada minat dan bakat sehingga tidak salah dalam memilih jurusan.
”Sekitar 80 persen mahasiswa merasa salah menentukan jurusan sehingga harus berpindah-pindah kuliah,” ujarnya dalam konferensi pers pembukaan Tes Bakat Indonesia cabang Medan dan Semarang yang digelar secara daring, Rabu (23/2/2022).
Data Indonesia Career Center Network tahun 2017 menyebutkan, lebih dari 71,7 persen orang bekerja tidak linier dengan pendidikannya. Selain itu, lebih dari 87 persen pelajar dan mahasiswa ketika mengambil jurusan di sekolah ataupun perkuliahan tidak sesuai dengan minat (Kompas, 8/2/2019).
Menurut Monic, masih banyak siswa kesulitan mengenali minat dirinya. Hal itu dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu potensi, passion, dan personality atau kepribadian.
Potensi setiap orang berbeda sehingga tidak harus diperbandingkan. Oleh karena itu, ketentuan kesuksesan karier tidak berpatokan pada tingkat intelligence quotient (IQ).
”Potensi ini ibarat mesin pada mobil. Kalau CC-nya (kapasitas mesin) besar, mobil bisa melaju kencang. Jadi, jangan remehkan potensimu, katanya.
Potensi itu harus dihubungkan dengan passion dan kepribadian karena menjadi faktor pendorong untuk mengoptimalkannya. Dengan begitu, jaringan karier di bidang yang diminati dapat dibangun sejak dini.
”Kalau tidak salah jurusan, kemungkinan juga tidak salah dalam berkarier. Jadi, seperti melakukan hobi, tetapi dibayar,” ujarnya.
Monic menuturkan, melalui tes psikologi, pihaknya akan membantu siswa untuk mengidentifikasi bidang yang diminati. Tes dapat dilakukan di kantor Tes Bakat Indonesia yang berada di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang, ataupun secara daring.
Analisis minat dilakukan pada lebih dari satu bidang pelajaran. Sebab, di perguruan tinggi saat ini banyak jurusan telah mengombinasikan keahlian, seperti kesehatan dengan ilustrasi dan hukum dengan teknologi informasi.
”Perkembangan dunia kesehatan saat ini membutuhkan keahlian medical illustrator. Sementara di bidang hukum ada keamanan teknologi informasi. Kami punya metode yang bisa mengukur minat langsung ke jurusan dan kariernya,” tuturnya.
Peminatan jurusan kuliah yang tepat juga membutuhkan dukungan orangtua. Sebab, tidak jarang orangtua memaksakan jurusan tertentu kepada anaknya tanpa mempertimbangkan potensinya.
”Jangan sampai menjadikan anak sebagai perpanjangan tangan dari kemauan orangtua. Karena orangtuanya dokter, misalnya, anaknya juga harus kuliah kedokteran. Di sisi lain, anak juga perlu membuktikan kemampuan di bidang yang diminati,” ujarnya.
Karena kuliah di jurusan yang tidak diminati, banyak mahasiswa pindah kuliah pada tahun kedua dan ketiga. Sebagian lainnya tetap menyelesaikan kuliah dan kemudian kuliah lagi sesuai jurusan yang diminati.
Akan tetapi, tidak sedikit yang tetap melanjutkan kuliah sembari mengikuti kursus sesuai minat. Salah satunya dilakukan oleh Reza (28), mahasiswa fakultas hukum di salah satu universitas swasta di Bandung, Jawa Barat, yang mengikuti kursus desain grafis.
Reza mengaku berkuliah di jurusan hukum karena bercita-cita menjadi pengacara. Namun, ia juga hobi menggambar sehingga memutuskan untuk kursus desain grafis karena melihat prospek kerja menjanjikan di masa depan.
”Saat ini banyak bidang pekerjaan membutuhkan desain grafis. Sementara pengacara sudah sangat banyak. Jadi, tidak ada salahnya melengkapi berbagai kompetensi untuk persiapan masa depan,” ucapnya.