Platform Digital Bantu Guru Menerapkan Kurikulum Merdeka
Platform Merdeka Mengajar membekali guru agar siap belajar mandiri dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kesukseskan implementasi Kurikulum Merdeka bergantung pada kesiapan guru dan tenaga kependidikan di sekolah. Apalagi, selama ini perubahan kurikulum terus terjadi, sedangkan di ruang kelas guru tetap saja konvensional dalam metode pengajarannya. Untuk itu, kesiapan guru ada kepala sekolah ini akan dikuatkan dengan belajar mandiri lewat platform digital Merdeka Mengajar dan komunitas belajar guru untuk saling berbagi praktik pengajaran maupun pembelajaran.
Pada peluncuran Kurikulum Merdeka dan Platform Mengajar Merdeka pada pekan lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pelatihan agar guru siap, mampu, dan percaya diri menerapkan Kurikulum Merdeka merupakan hal penting. Platform Merdeka Mengajar akan menjadi semacam online university bagi guru untuk bisa mengakses berbagai kebutuhan dalam mengajar, belajar, dan berkarya sesuai dengan tuntutan untuk menghadirkan Merdeka Belajar dalam dunia pendidikan Indonesia.
Nadiem mengatakan, elemen terpenting dari platform Merdeka Mengajar akan mendorong guru terus belajar. Ada berbagai macam konten untuk pelatihan guru secara mandiri, seperti podcast dan video yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan minat tiap guru. Ada juga inspirasi dari guru inspiratif yang dapat memotivasi perubahan mindset para pendidik yang berpihak pada murid dalam pembelajaran.
Platform Merdeka Mengajar akan menjadi semacam online university bagi guru untuk bisa mengakses berbagai kebutuhan dalam mengajar, belajar, dan berkarya sesuai dengan tuntutan untuk menghadirkan Merdeka Belajar dalam dunia pendidikan Indonesia.
“Ketika program Guru Penggerak dijalankan, banyak guru menangis karena merasakan program ini merubah paradigma mereka bahwa mereka seharusnya berpihak pada siswa atau faslitator pembelajaran, bukan sebagai administrator pendidikan. Dalam transformasi pendidikan lewat Kurikulum Merdeka, penting untuk menguatkan mindset dan motivasi guru,” ujar Nadiem.
Minim disentuh
Secara terpisah, Instruktur Mindset Internasional Djohan Yoga yang dihubungi dari Jakarta, Minggu (13/2/2022), mengatakan, transformasi pendidikan bisa sukses jika pemangku kepentingan pendidikan, utamanya guru, memiliki keyakinan bisa melaksanakan perubahan. “Dalam perjalanan menuju perubahan ada banyak hambatan dan tantangan. Mindset itu membuat seseorang tidak menyerah sebab dia yakin bisa sukses,” kata Djohan.
Djohan mengatakan, jika guru memiliki mindset yang benar, akan ada tindakan atau aksi untuk mengatasi hambatan dan tantangan sehingga sampai pada tujuan perubahan. Selama ini, mindset guru minim disentuh dan disiapkan. Dampaknya terlihat dari pendidikan profesi guru (PPG) dalam jabatan atau training guru yang tidak membuahkan hasil.
“Jika tidak dikuatkan mindset para guru secara benar, ketika mau mempraktikkan ilmu yang didapat, lalu (ketika) ada tantangan dan hambatan, (guru) langsung menyerah,” ujar Djohan yang kini bergiat memberikan pelatihan pola pikir bertumbuh atau growth mindset bagi kalangan pendidik Indonesia.
Menurut Djohan, dalam pelatihan guru harus ada keseimbangan antara skillset dan mindset. Dengan demikian, para guru berani untuk membawa keterampialn baru ke sekolah dengan keyakinan yang kuat. “Mindset ini memang tidak mudah sehingga sering dibaikan dalam pelatihan,” kata Djohan.
Untuk membuat pembelajaran dengan paradigma baru bisa nyata secara masif, menurut Djohan, guru-guru harus ditopang penuh oleh kepala sekolah dan dinas pendidikan agar berani menerapkan berbagai keterampilan yang diperoleh. Para guru yang “berbeda” sering tidak kuat menghadapi guru-guru lain yang puas di zona nyaman du sekolah.
Platform Merdeka Mengajar harus dilengkapi dengan bukti-bukti penerapan skillset yang diperoleh dari pelatihan oleh para guru. Tujuannya agar guru-guru lain memiliki keyakinan (mindset) bahwa mereka juga bisa menerapkannya.
Sementara itu, Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumardiansyah Perdana Kusuma mengatakan, perubahan kurikulum harus disiapkan juga dengan penataan regulasi yang memastikan hak-hak guru tetap terjamin. Sebab, Kurikulum Merdeka membawa perubahan struktur Kurikulum yang akan berdampak pada beban mengajar guru.
“Beban mengajar guru yang ditetapkan 24 jam per minggu yang terdata di Data Pokok Pendidikan atau Dapodik jadi acuan pembayaran tunjangan sertifikasi guru. Mendikbudristek sampai saat ini baru sebatas memberi janji manis politis. Yang penting itu harus ada penataan regulasi yang memberikan jaminan pada guru yang juga nanti bisa selaras dengan Dapodik,” ujar Sumardiansyah.
Menurut dia, kreativitas dan inovasi guru yang diberi ruang dalam Kurikulum Merdeka tidak bisa optimal jika guru cemas atau dihantui kekhawatiran soal pemenuhan jam mengajar yang berimbas tidak dibayarnya tunjangan sertifikasi guru yang besarnya satu buan gaji. Sebab, struktur Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka banyak mengalami perubahan.
Meskipun disebutkan keterlibatan guru dalam pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil pelajar Pancasila, tapi sampai saat ini belum jelas equavalensinya. Selain itu juga ada masalah dalam linearitas pendidikan guru dan mata pelajaran yang diajarkannya.
“Kalau cuma statemen, itu hanya normatif. Berbagai regulasi terkait guru harus ditinjau ulang agar selaras dengan transformasi yang dijalankan. Supaya, konsentrasi guru bisa penuh dalam mengajar,” kata Sumardiansyah.
Platform mengajar merdeka
Platform Merdeka Mengajar merupakan platform edukasi yang dapat menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila. “Intinya dalam Platform Merdeka Mengajar ini ada tiga fungsi, yaitu membantu guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya,” ujar Nadiem.
Dalam mendukung guru mengajar, Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Saat ini tersedia lebih dari 2.000 referensi perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka secara daring. Panduan implementasi Kurikulum Merdeka dan modul-modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet
“Ini akan membantu guru melakukan analisis diagnostik literasi dan numerasi dengan cepat sehingga dapat menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik,” kata Nadiem.
Platform Merdeka Mengajar juga memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun. Guru dapat memperoleh materi pelatihan berkualitas dengan mengaksesnya secara mandiri. Melalui video inspirasi, guru bisa mendapatkan beragam video inspiratif untuk mengembangkan diri dengan akses tidak terbatas.
Selain itu, Platform Merdeka Mengajar juga mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik. “Guru dapat membangun portofolio hasil karyanya agar dapat saling berbagi inspirasi dan berkolaborasi melalui Bukti Karya Saya,” ujar Nadiem.
Dalam menciptakan ekosistem kolaboratif dan meningkatkan efektivitas pembelajaran, Platform Merdeka Mengajar menggunakan Content Crowdsourcing, di mana pengembangan konten berbasis kontribusi dapat dilakukan oleh semua pihak. Guru dapat saling belajar dan berbagi melalui Komunitas Belajar Daring yang terdapat di dalam Platform Merdeka Mengajar.
“Kita ingin yang mengembangkan materi pembelajaran, materi mengajar, materi belajar, dan materi berkarya ini guru-guru, organisasi-organisasi pendidikan, sehingga kontennya semakin kaya,” ujar Nadiem.
Pengembangan platform Merdeka Mengajar oleh Kemendikbudristek ini bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia. Pada peluncuran Merdeka Belajar ke-15, Mendikbudristek juga menyampaikan apresiasi kepada 21 mitra institusi dan 47 mitra individu yang dengan semangat gotong royong telah turut berkontribusi memperkaya konten perangkat ajar.