Gedung SDN di Palangkaraya Ambruk Diduga karena Tiang Penyangganya Patah
Gedung sekolah dasar yang dibangun di tengah rawa di pinggir Sungai Kahayan, Kota Palangkaraya, Kalteng, ambruk pada Minggu (9/1/2022). Penyebab ambruknya gedung itu belum diketahui pasti.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Salah satu gedung Sekolah Dasar Negeri 14 Palangka di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ambruk. Bangunan yang dibangun di atas rawa itu diduga ambruk karena tiang penyangga di bagian bawah tak mampu menahan beban gedung yang baru direnovasi lebih kurang lima tahun lalu tersebut.
Adi Saputra Jaya, penjaga sekolah, mengungkapkan, gedung tersebut ambruk pada Minggu (9/1/2022) sekitar pukul 03.00 WIB. Suara dentuman yang cukup keras menghantam air, membangunkan dirinya dan keluarganya. Saat ia melihat keluar rumahnya, ia melihat ruang-ruang kelas mulai masuk ke dalam rawa.
”Saya juga enggak paham kenapa bisa ambruk, ini gedungnya sudah lama sekali, saya bahkan belum lahir gedung ini sudah ada, tapi baru direnovasi 2017,” ungkap Adi saat ditemui di dekat gedung runtuh tersebut.
Adi menjelaskan, setelah melihat kejadian itu, dirinya langsung melapor kepada kepala sekolah dan juga pemerintah setempat. Pada Minggu pagi rombongan camat beserta lurah, bahkan anggota DPRD Kota Palangkaraya, mendatangi lokasi tersebut.
Pantauan Kompas, pada gedung yang ambruk itu setidaknya terdapat 3 ruang kelas, 3 toilet siswa, dan sebuah gudang penyimpanan barang. Ruang kelas itu digunakan untuk murid kelas tiga dan kelas dua.
Gedung yang ambruk pun perlahan kian tenggelam di tengah rawa. Sekolah itu dibangun di antara perumahan di pinggir Sungai Kahayan. Sekolah ini juga terdampak banjir tahun lalu.
Ini gedungnya sudah lama sekali, saya bahkan belum lahir gedung ini sudah ada, tapi baru direnovasi 2017. (Adi Saputra Jaya)
Lurah Palangka Akhmad Susanto menjelaskan, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Sekretaris Daerah Kota Palangkaraya. Dirinya juga mengumpulkan informasi untuk membuat keterangan atau laporan tertulis.
”Kondisi bangunan masih terlihat baik, kalau dilihat dari cat bangunannya saja belum pudar, tetapi belum bisa dipastikan kapan pertama kali dibangun, kami akan segera koordinasi dengan semua pihak terkait,” ungkap Akhmad.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Ahmad Faulainsyah mengungkapkan, gedung tersebut direhabilitasi pada periode anggaran tahun 2016-2017. Anggarannya bersumber dari dana revitalisasi sekolah yang diberikan pemerintah pusat melalui APBN.
Untuk mengetahui penyebab ambruknya gedung tersebut, lanjut Ahmad, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Palangkaraya untuk memeriksa gedung tersebut.
”Rencananya besok (Senin, 10 Januari 2022) orang dari PUPR datang ke sini untuk memastikan penyebab ambruknya gedung ini,” ujarnya.
Belum digunakan
Selama pandemi Covid-19, sekolah tersebut belum melaksanakan pembelajaran tatap muka. Semua pembelajaran dilakukan secara daring, tetapi guru-guru tetap pergi bersekolah. Oleh karena itu, gedung itu belum pernah digunakan lagi oleh para murid sejak 2020.
Adi Septriadi, salah satu murid kelas III SD Negeri 14 Palangka, mendatangi sekolahnya dan melihat ruang kelasnya ambruk. Ia mengaku sudah tidak pernah belajar di kelas lagi sejak tahun 2020. Semua pembelajaran dilakukan daring.
”Katanya minggu depan sudah bisa belajar di kelas, tapi kalau ambruk begini pasti tambah lama lagi kami belajar daring,” kata Adi.