Mahasiswa baru tahun 2022 ini akan diterima di 75 PTN (universitas dan institut), 39 politeknik negeri untuk jenjang D IV/sarjana terapan, dan 11 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seleksi masuk mahasiswa baru ke perguruan tinggi negeri tahun 2022 dimulai Selasa (4/1/2022) untuk jalur undangan atau tanpa tes yang hanya bisa diikuti lulusan SMA/SMK sederajat tahun ini. Selain itu, ada pula seleksi lewat tes yang dimulai pada Maret dan bisa diikuti lulusan SMA/SMK tahun 2020.
Penyelenggaraan seleksi masuk jalur undangan dan tes di 125 perguruan tinggi negeri (PTN) ini difasilitasi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi. Pembukaan Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2022 di Jakarta diresmikan hari ini. Hadir dalam peresmian, antara lain, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendibudristek, Nizam, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari, dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto.
Ashari yang juga Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengatakan, total ada 125 PTN yang bergabung bersama LTMPT tahun ini. Mahasiswa baru tahun 2022 akan diterima di 75 PTN (universitas dan institut), 39 politeknik negeri untuk jenjang D IV/sarjana terapan, dan 11 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri.
Penerimaan mahasiswa baru PTN dimulai dengan jalur undangan atau seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN). Calon mahasiswa baru diseleksi dari prestasi nilai rapor dan prestasi nonakademik lainnya. Kuota siswa yang bisa ikut bergantung pada akreditasi sekolah.
”Untuk SNMPTN, kuotanya minimum 20 persen. Biaya ditanggung pemerintah alias gratis,” kata Ashari.
Ketika jalur SNMPTN dibuka, pengguna akun LTMPT naik menjadi 2,4 juta pengguna. Demi menghindari kendala teknis, siswa yang berhak mendaftar baru bisa mulai memproses pendaftaran pada 10 Januari.
Ketua Pelaksana LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto mengingatkan agar peserta SNMPTN memilih program studi sesuai minat, bukan sekadar asal bisa diterima di PTN. Sebab, ada kasus ketika siswa tidak memilih program studi atau PTN yang diminati, saat diterima, yang bersangkutan justru tidak mendaftar ulang di PTN pilihannya.
Jika siswa yang diterima di jalur undangan tidak mendaftar ulang, nanti dia tidak bisa ikut tes masuk ujian tulis berbasis komputer (UTBK) Seleksi Masuk Bersama PTN.
”Jika siswa yang diterima di jalur undangan tidak mendaftar ulang, nanti dia tidak bisa ikut tes masuk ujian tulis berbasis komputer (UTBK) seleksi masuk bersama PTN. Padahal UTBK ini sekarang dipakai juga untuk tes jalur mandiri PTN dan juga di PTS,” kata Budi.
Jika siswa dari suatu sekolah yang diterima lewat jalur tes tidak mendaftar ulang, bisa saja sekolah tersebut di-blacklist PTN tertentu. Hal ini berdampak buruk pada sekolah dan kesempatan siswa berikutnya.
”Kami terus mengingatkan pada guru Bimbingan Konseling untuk bisa membantu siswa memilih program studi yang memang sesuai minat/potensi siswa. Sebab, jalur undangan ini, kan, terbatas dan kita berharap mendapatkan calon mahasiswa terbaik karena mereka punya prestasi akademik dan nonakademik sejak dari sekolah,” ujar Budi.
Sementara itu, Nizam berharap LTMPT bisa tetap sukses melaksanakan seleksi masuk PTN tahun 2022 secara luring meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19. Terkait tentang minat atau passion calon mahasiswa dalam memilih program studi di PTN, menurut Nizam, terkadang belum mantap karena ketidakmengertian. Ada juga yang dalam perjalanan kuliah merasa minatnya berkembang dan harus menambah kompetensi lain.
”Tentang passion dan salah pilih dalam kuliah ini, memang bisa terjadi. Masalah ini bisa diatasi dengan program Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan pada mahasiswa selama tiga semester belajar di luar program studinya. Bisa tiga semester di luar program studinya secara intensif. Program ini berupaya untuk memberi ruang bagi mahasiswa untuk menemukan masa depannya supaya ketika lulus tahu apa yang mau dilakukan. Ada kesempatan untuk mengeksplorasi diri lewat berbagai program yang disediakan Kampus Merdeka,” ujar Nizam.
Wikan mengatakan, untuk seleksi masuk PTN secara nasional, politeknik negeri sudah dua tahun bergabung, khususnya prodi sarjana terapan/D IV.
Menurut Wikan, daya tampung untuk politeknik negeri ke depannya akan ditambah secara signifikan. Dari hasil evaluasi, masih banyak politeknik negeri yang rasio mahasiswa dan dosen serta infrastruktur belum dioptimalkan. Ada yang rasio dosen : mahasiswa adalah 1:10 sehingga perlu disehatkan untuk sampai pada 1:30.
Jumlah mahasiswa vokasi saat ini baru 1/8 dari total mahasiswa akademik. Termasuk yang sarjana terapan masih sedikit jumlahnya jika dibandingkan sarjana akademik. Untuk itu, jumlah mahasiswa politeknik dan daya tampungnya akan ditambah.
Wikan menambahkan, dari data SMK Pusat Keunggulan, ternyata lulusan SMK dari 2019 dibandingkan tahun 2020 yang melanjutkan kuliah naik dari 23,5 persen menjadi 26,8 persen. Demikian pula yang memilih jadi wirausaha, naik dari 15,76 persen menjadi 16,83 persen. Untuk yang langsung bekerja turun dari 60,73 persen menjadi 50 persen.