RI Pimpin Aliansi G-20 untuk Pemberdayaan Perempuan
Indonesia dipercaya menjadi Ketua G-20 Empower dan Women20. Presidensi G-20 Indonesia yang dimulai pada 1 Desember 2021 dan akan berlangsung selama satu tahun diharapkan mendorong pemberdayaan perempuan di Tanah Air.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·6 menit baca
Perempuan menghadapi sejumlah tantangan besar dan kompleks di masa mendatang seiring perkembangan teknologi 4.0. Karena itu, upaya memberi kesempatan setara bagi perempuan dalam dunia usaha dan dunia kerja harus menjadi perhatian dan perlu dicari solusi untuk perbaikan kualitas dan kapasitas perempuan ke depan.
Menghadapi kondisi tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati berharap Forum G-20 Women’s Empowerment yang membahas peningkatan partisipasi dan peran perempuan dalam masyarakat global dan lokal akan memberi perhatian pada isu pemberdayaan perempuan. Untuk meningkatkan posisi tawar perempuan dalam masyarakat, isu pemberdayaan perempuan harus terus diangkat.
”Keterlibatan peran perempuan dan kelompok marjinal menjadi perhatian utama kepemimpinan Indonesia dalam G-20,” ujar Bintang dalam Kick-Off Ceremonial G-20 Empower dan Women20 (W20) yang dilaksanakan secara vitual, Rabu (22/12/2021) petang.
Bintang meyakini, melalui kerja sama global, tantangan yang dihadapi perempuan pada masa pemulihan pasca-Covid-19 dapat terfasilitasi melalui kolaborasi antara banyak pihak. Sinergi itu perlu melibatkan pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan pemangku kebijakan lain.
Kick-off meeting dibuka Menteri PPPA sekaligus untuk meresmikan Chair and Co-chair Women20 Indonesia, yakni Hadriani Uli Silalahi (Ketua Kongres Wanita Indonesia) dan Dian Siswarini (Presiden Direktur dan CEO XL Axiata).
Menteri PPPA juga meresmikan Chair and Co-chair G-20 Empower, yakni Yessie D Yosetya (Direktur dan Chief Strategic Transformation & Information Officer XL Axiata) dan Rinawati Prihatiningsih (Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia). Adapun Eko Novi Ariyanti, Asisten Deputi Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha Kementerian KPPPA menjadi perwakilan pemerintah dalam G-20 Empower.
Di forum ini, Indonesia akan menyampaikan agenda prioritas yang jadi fokus dalam presidensi G-20 Indonesia. Selain itu, para anggota G-20, delegasi negara-negara undangan, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi internasional terkait diharapkan merumuskan inisiatif konkret untuk menghasilkan aksi-aksi konkret yang responsif terhadap tantangan global.
Kick-Off Ceremonial G-20 Empower dan Women20 juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang menjadi pembicara kunci. Acara itu juga diisi dengan sambutan dari Presiden Women20 sebelumnya, Linda Laura Sabbadini (Italia), dan Presiden G-20 Empower Paola Mascaro (Italia). Sambutan singkat juga disampaikan Chair and Co-chair Women20 Indonesia dan Chair and Co-Chair G-20 Empower.
G-20 Empower adalah aliansi di dalam G-20 untuk pemberdayaan dan kemajuan representasi ekonomi perempuan yang bertujuan mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta. G-20 Empower menjadi satu-satunya entitas G-20 yang menyatukan lebih dari 60 pemimpin bisnis dan perwakilan pemerintah untuk mencapai tujuan bersama, kesetaraan jender.
Adapun Women20 (W20) merupakan engagement group G-20 yang membentuk jaringan pemberdayaan perempuan untuk mendorong pengadopsian komitmen G-20 dalam isu perempuan. Tujuan utamanya ialah mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai bagian integral dari proses G-20.
Presidensi G-20 Indonesia telah dimulai pada 1 Desember 2021 lalu. Kementerian PPPA sebagai mother ministry dari aliansi G-20 Empower dan engagement group Women20 terlibat aktif dalam implementasi G-20. Kementerian PPPA juga akan melanjutkan inisiasi negara Italia dan berkomitmen melaksanakan Ministerial Meeting on Women’s Empowerment pada presidensi Indonesia 2022 di Bali.
”Kami melihat pentingnya mendorong diskusi mengenai peran dan kepemimpinan perempuan dalam pembangunan, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 melalui forum G-20. Hal itu diharapkan mempunyai efek global lebih luas,” ucapnya.
Darmawati menegaskan, Indonesia saat ini mempunyai 270,2 juta penduduk dan itu menjadikan Indonesia negara terbesar keempat di dunia. Hampir setengah dari penduduk Indonsia adalah perempuan dan 56 persen dari jumlah tersebut adalah perempuan usia produktif. Perempuan mempunyai potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga kesempatan dan potensi tersebut perlu diperluas dan didukung melalui kerja sama G-20.
Kami melihat pentingnya mendorong diskusi mengenai peran dan kepemimpinan perempuan dalam pembangunan, terutama dalam kondisi pandemi Covid-19,melalui forum G-20.
”Saya percaya, presidensi Indonesia dalam G-20 ini dapat terus mendorong terciptanya aksi-aksi nyata melalui pengembangan rekomendasi, kebijakan, maupun berbagi pengalaman. Itu bisa dilakukan dengan kolaborasi dan menggalang kekuatan bersama untuk terus mendukung kesetaraan dan mendorong posisi strategis perempuan,” tutur Darmawati.
Pemberdayaan kelompok termiskin
Menlu Retno Marsudi menegaskan, terpilihnya Indonesia sebagai Ketua G-20 Empower menjanjikan inklusivitas. Pemberdayaan kelompok termiskin dan paling rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan, akan menjadi fokus kepemimpinan G-20.
Untuk itu, melalui kepemimpinan dalam G-20 tersebut, Indonesia akan berupaya mewujudkan hal itu melalui tiga bidang prioritas yang terkait dengan peran perempuan, yakni bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan.
Retno mencontohkan, di bidang energi berkelanjutan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa perempuan adalah pengguna energi yang lebih bertanggung jawab daripada laki-laki. Karena itu, keterlibatan perempuan yang lebih besar di sektor energi akan mempercepat kemajuan menuju transisi energi dan memastikan sektor energi lebih sensitif terhadap kebutuhan dan hak-hak perempuan.
”Saya berharap acara ini jadi momen penting untuk memajukan masyarakat global yang inklusif, di mana kita semua dapat pulih bersama, pulih lebih kuat,” kata Retno yang di bagian awal mengingatkan, untuk mencapai dampak nyata dalam pemberdayaan perempuan, diperlukan perubahan pola pikir.
Uli Silalahi dalam sambutannya menyatakan bangga bisa menjadi Ketua W20 Indonesia, bergabung dengan para pendukung kesetaraan jender di negara-negara anggota G-20, untuk mengadvokasi kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan dalam menghadapi krisis dan ketidakpastian saat ini.
”Hal ini memang sangat menantang, tidak hanya bagi Indonesia dan negara-negara anggota G-20, tapi juga di seluruh dunia. Kami tidak akan menyerah dalam menghadapi kesulitan karena perempuan akan menghadapi kemunduran lebih berat dari sebelumnya,” paparnya.
Oleh karena itu, mengikuti tema G-20 Indonesia, ”Recover Together, Recover Stronger”, W20 Indonesia juga mengangkat tema ”Recover Together, Equally”. Tujuannya, untuk menempatkan kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan sebagai pusat diskusi global dalam jalur pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 seraya mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan investasi untuk pertumbuhan inklusif.
Uli berjanji akan melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan Ketua W20 sebelumnya dari Italia. Mulai Januari 2022, pihaknya akan mengadakan beberapa acara di sejumlah lokasi di Indonesia yang memiliki keindahan alam, seperti Batu di Jawa Timur, Likupang (Sulawesi Utara), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Manokwari (Papua Barat). ”Kami ingin menunjukkan upaya kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan di sejumlah tempat di Indonesia,” ujarnya.
Adapun Yessie Yosetya memastikan G-20 Empower akan memperkuat isu-isu prioritas dari keketuan sebelumnya dengan memantau kemajuan kepemimpinan perempuan di sektor swasta. Pemberdayaan G-20 juga akan memperkuat isu-isu prioritas terkait perempuan dalam usaha kecil menengah dan meningkatkan kapasitas mereka agar siap menghadapi masa depan menjadi berperan dalam pemulihan ekonomi.
Rinawati Prihatiningsih menambahkan, pihaknya akan menindaklanjuti membahas tiga fokus dari G-20 Empower dengan mengadakan rapat pleno pada Maret, April, dan Juli 2022 mendatang, termasuk menggelar acara tingkat nasional untuk peningkatan kapasitas bagi para perempuan.