Menikmati sambil mendendangkan lagu karya musisi Indonesia terasa ada yang mengganjal. Lirik lagu yang keliru bahasa menempatkan seseorang yang dicintai menjadi hewan.
Oleh
Tri Agung Kristanto, Wartawan Kompas
·4 menit baca
Tuhan ku cinta dia/Ku ingin bersamanya/Ku ingin habiskan nafas ini berdua dengannya/Jangan rubah takdirku, satukanlah hatiku dengan hatinya/Bersama sampai akhir…
Berdendanglah! Nikmatilah lagu yang dipopulerkan Andmesh Kamaleng, penyanyi jebolan sebuah ajang pencarian bakat di negeri ini. Lirik lagu berjudul ”Jangan Rubah Takdirku”, yang direkam tahun lalu itu, yang juga diciptakan oleh Andmesh, menggambarkan kuatnya cinta seseorang sehingga berharap takdir dengan orang yang dicintai sesuai dengan harapannya.
Mari, teruslah menyuarakan lagu-lagu cinta karya anak negeri ini. Sebuah lagu yang dinyanyikan Adera, musisi putra pemusik balada Ebiet G Ade, akan melengkapi. Tembang berjudul ”Lebih Indah”, dan dirilis tahun 2011 itu, menggambarkan kehadiran seorang kekasih bisa membuat segalanya berubah, hidup menjadi lebih indah.
Tengoklah penggalan syairnya: Dan kau hadir merubah segalanya/Menjadi lebih indah/Kau bawa cintaku setinggi angkasa/Membuatku merasa sempurna…
Cinta memang bisa membuat hidup seseorang menjadi kian sempurna. Terkadang tak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan itu. Tanpa kata, tetapi seribu makna. Cinta bisa membuat sebuah kekeliruan tidak tampak lagi. Semua hal terasa lebih indah, bersamanya.
Lupakan sejenak cinta kepada orang lain. Tampilkanlah cinta kepada negeri ini, seperti yang dinyanyikan penyanyi legendaris Iwan Fals melalui lagunya, ”Rubah”. Cinta tak selalu dinyatakan dengan puja-puji, tetapi juga dengan kritikan, masukan, bahkan teguran, seperti yang tertulis dalam lirik yang dipopulerkan lebih dari delapan tahun lalu. Inilah penggalan syairnya:
Zaman berubah perilaku tak berubah/Orang berubah tingkah laku tak berubah/Wajah berubah kok menjadi lebih susah/Manusia berubah, berubah-rubah
Gandhi yang dicari yang ada komedi/Revolusi dinanti yang datang Azhari/Lembaga berdiri berselimut korupsi/Wibawa menjadi alat melindungi diri…
Menikmati, sambil berdendang, ketiga lagu itu, dan sejumlah lagu karya musisi Indonesia, terasa ada yang mengganjal. Makna cinta yang ingin disampaikan terasa kehilangan arti. Setidak-tidaknya menjadi tidak nyambung.
Takdir siapakah yang tak ingin berubah, seperti harapan Andmesh? Siapakah kekasih Adera yang ”merubah” segalanya? Lagu berjudul ”Rubah” karya Iwan Fals apakah bercerita tentang hewan, seperti lagu ”Anjing Kecil” yang dahulu dinyanyikan Chica Koeswoyo, atau tembang ”Gajah” yang dinyanyikan penyanyi Tulus?
Tengoklah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata rubah yang menjadi judul lagu Andmesh dan Iwan Fals memang terdapat di dalam kamus rujukan itu. KBBI mengartikan rubah sebagai binatang jenis anjing, bermoncong panjang, makanannya daging, ikan, dan sebagainya; Canis vulpes.
Jika mendengarkan nyanyian Iwan Fals dan Andmes, kata yang lebih tepat adalah ubah, bukan rubah. KBBI mengartikan kata ubah sebagai (1) menjadi lain (berbeda) dari semula; (2) bertukar (beralih, berganti) menjadi sesuatu yang lain; (3) berganti (tentang arah).
Apabila kata ubah mendapatkan awalan ber-, penulisannya menjadi berubah. Lirik lagu milik Iwan Fals sebenarnya sudah benar, dengan kata berubah. Namun, bukan berubah-rubah, yang bisa diartikan ’menjadi rubah (hewan)’, melainkan lebih tepat menjadi berubah-ubah. KBBI mengartikan berubah-ubah sebagai ’selalu berubah; berkali-kali berubah; tidak tetap’.
Dalam percakapan sehari-hari, kata dasar ubah oleh sejumlah orang dilafalkan sebagai rubah, atau robah. Kata robah tak ditemukan dalam KBBI. Namun, kata itu digunakan oleh penutur bahasa Sunda, yang berarti ’berubah’.
Kata ubah jika mendapatkan awalan me- akan menjadi mengubah. Bukan merubah, seperti dalam lagu yang dinyanyikan Adera, yang bisa berarti ’menjadi rubah’. KBBI menuliskan arti kata bentukan mengubah sebagai (1) menjadikan lain dari semula; (2) menukar bentuk (warna, rupa, dan sebagainya); (3) mengatur kembali. Makna kata ini lebih sesuai dengan lirik lagu ”Lebih Baik”.
Sebenarnya banyak juga musisi yang menggunakan kata yang benar dalam menyusun karyanya. Lihatlah lagu rohani berjudul ”Sentuh Hatiku” yang dipopulerkan Maria Shandi. Syairnya, antara lain, berbunyi: Bapa, sentuh hatiku/Ubah hidupku menjadi yang baru/Bagai emas yang murni/Kau membentuk bejana hatiku…
Atau, lagu dari band Naif, yang berjudul ”Berubah”, yang antara lain menyatakan: Selalu salah/Tiada berubah/Dan kau minta/Berubahlah/Kuakan berubah/Seiring waktu/Oh sabarlah saying/Kupasti akan berubah/Namun kapankah itu…
September lalu, juga ada pergelaran drama musikal dengan judul ”Mengubah Nasib”. Bukan merubah, apalagi merubah-rubah, seperti yang kita dengar dalam perbincangan sehari-hari. Jadi, mari berubah.