Didanai Bank Pembangunan Asia, Rumah Sakit Unila Ditargetkan Rampung 2023
Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lampung yang dimulai sejak 2010 akan dilanjutkan dengan pendanaan Bank Pembangunan Asia. Rumah sakit itu ditargetkan sudah beroperasi secara penuh pada 2027.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi Suharso (kiri) saat memberikan keterangan pada media, Selasa (7/12/2021)
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Universitas Lampung melanjutkan pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Tinggi Negeri (RSPTN) dengan pendanaan dari Bank Pembangunan Asia (ADB). Tak hanya rumah sakit, di lokasi itu juga bakal dibangun pusat riset terintegrasi untuk mendukung penelitian.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Teknologi Informasi Universitas Lampung (Unila) Suharso menuturkan, pembangunan RSPTN akan mendapat pendanaan dari Bank Pembangunan Asia senilai Rp 600 miliar. Selain gedung utama RSPTN, Unila juga akan membangun gedung pusat riset terintegrasi untuk mendukung penelitian dosen dan mahasiswa.
”Pembangunan gedung RSPTN ini ditargetkan selesai pada 2023 dan bisa beroperasi secara penuh pada 2027,” kata Suharso di sela-sela acara Workshop persiapan RSPTN Unila di Bandar Lampung, Selasa (7/12/2021).
Menurut dia, pembangunan RSPTN dan pusat riset terpadu itu diharapkan bisa meningkatkan daya saing Unila di level nasional dan internasional. Selain itu, pembangunan RSPTN itu juga bagian dari pencapaian visi Unila untuk menjadi 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
Kondisi gedung RSPTN Universitas Lampung yang akan difungsikan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19 di Bandar Lampung, Jumat (13/11/2020)
Sejak 2010
Selain itu, Unila juga diharapkan menjadi pusat riset, khususnya di bidang ilmu kedokteran. Selanjutnya, Unila juga akan meningkatkan kerja sama riset dengan berbagai perguruan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.
Pembangunan RSPTN Unila sebenarnya sudah dimulai sejak 2010. Namun, pembangunan itu sempat dihentikan sementara karena keterbatasan dana dari APBN.
Pembangunan RSPTN itu juga bagian dari pencapaian visi Unila untuk menjadi 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia. (Suharso)
Pembangunan rumah sakit itu lalu dilanjutkan kembali pada 2016 dengan bantuan dana Pemerintah Kota Bandar Lampung. Dengan dana Rp 74 miliar dari pemkot, Unila menerima bantuan pembangunan tiga gedung utama RSPTN dan satu gedung fakultas kedokteran.
Adapun Perwakilan Bank Pembangunan Asia Sutarum Wiryono menuturkan, pihaknya segera menandatangani dokumen legal terkait kerja sama pendanaan tersebut. Selanjutnya, dana akan segera disalurkan untuk pembangunan gedung rumah sakit yang akan dimulai kembali pada April 2022.
KOMPAS/VINA OKTAVIA
Perlengkapan tempat tidur mulai disiapkan di ruangan RSPTN Universitas Lampung yang akan difungsikan sebagai ruang isolasi bagi pasien Covid-19.
Selain pembangunan gedung, pendanaan juga disiapkan untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan manajemen RSPTN serta pusat riset terintegrasi tersebut. Selain pelatihan, para dosen dan mahasiswa juga bisa menjalin kerja sama riset dengan perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri.
Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Aris Junaidi mengatakan, saat ini sudah ada 22 perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki RSPTN. Pembangunan RSPTN di Unila berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Dengan pusat riset terintegrasi, ia berharap semakin banyak riset baru yang dihasilkan dosen dan mahasiswa Unila. Riset itu diharapkan juga bisa menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa mendatang.