Siswa SMK di Sumsel Diminta Berinovasi Sesuai Kekayaan Lokal Daerah
Siswa sekolah menengah kejuruan di Sumatera Selatan diminta inovatif dalam menciptakan peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kekayaan sumber daya alam yang tersedia. Namun, modal masih jadi kendala.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Siswa sekolah menengah kejuruan di Sumatera Selatan diminta inovatif dalam menciptakan peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan kekayaan sumber daya alam yang tersedia. Hal ini penting untuk meningkatkan taraf hidup warga setempat, termasuk daya saing di kancah dunia kerja.
Hal ini mengemuka dalam Penganugerahan Rekor MURI untuk pameran produk Sekolah Menengah Kejuruan Terbanyak di Indonesia di Palembang, Jumat (26/11/2021). Dalam pameran yang diadakan pada 17-21 November 2021 tersebut, ada sekitar 550 hasil karya siswa SMK se-Sumatera Selatan yang dipamerkan, seperti toilet portabel, modifikasi kendaraan, dan sejumlah peralatan pertanian.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya mengapresiasi buah pemikiran dari siswa SMK di Sumatera Selatan. Meski demikian, siswa SMK diimbau agar tidak cepat berpuas diri, sebaliknya harus terus menggali beragam inovasi dari hasil pantauan di lapangan. ”Sebuah karya akan besar manfaatnya jika sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Mawardi.
Oleh karena itu, dia berharap siswa SMK tidak mencontoh hasil karya dari luar Sumatera Selatan karena dirinya meyakini setiap daerah memiliki permasalahan dan keunikan tersendiri. ”Setiap daerah memiliki karakteristik wilayah yang berbeda sehingga inovasi yang dihasilkan juga pasti tidak sama,” ujar Mawardi.
Menurut Mawardi, Sumsel dianugerahi beragam kekayaan sumber daya alam yang tentu harus diolah sehingga bisa memberikan nilai tambah. Misalnya, peralatan untuk pengolahan sawit, karet, dan komoditas lain. ”Yang terpenting adalah siswa SMK harus bisa mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi,” ujarnya.
Dia mencontohkan China yang bisa membuat peralatan yang sangat sederhana yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Mawardi pun meyakini Sumsel bisa berbuat demikian. ”Buat peralatan yang berasal dari anak Sumsel, bahan baku di Sumsel, tetapi berguna untuk masyarakat secara nasional, bahkan dunia,” ucapnya.
Yang terpenting adalah siswa SMK harus bisa mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi (Mawardi Yahya).
Mawardi menyadari, untuk mewujudkan hal itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi, SMK dihadapkan dengan permasalahan keterbatasan dana untuk praktik. Namun, jika ada inovasi, Mawardi menyarankan untuk mengajukan inovasi itu kepada sekolah. Nanti sekolah mengajukan ke pemerintah daerah, dan pemerintah akan membahasnya bersama DPRD setempat. ”Ini demi kemajuan kita bersama,” ujar Mawardi.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Riza Pahlevi menuturkan, saat ini ada sekitar 200 SMK di Sumsel dengan jumlah siswa mencapai 60.000 siswa. Dengan jumlah sebanyak itu, tentu diharapkan hadir inovasi-inovasi baru yang bisa diperkenalkan ke masyarakat.
Termutahir
Menurut dia, ketika ada inovasi termutakhir, baik penciptanya maupun penggunanya, akan mendapatkan manfaat, termasuk manfaat ekonomi yang akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan perusahaan agar inovasi yang dihasilkan siswa SMK dapat diterima dan bermanfaat di dunia kerja.
Dengan adanya integrasi ini, minat siswa untuk melanjutkan pendidikan kejuruan terus bertambah. ”Tahun ini jumlah siswa yang masuk ke SMK dan SMA sudah sebanding. Padahal, di tahun sebelumnya ketimpangnya sangat jauh,” ujar Riza.
Ini disebabkan, setelah lulus dari SMK, siswa dapat meneruskan pendidikan di politeknik atau sekolah vokasi guna mengembangkan wawasan bidang terapan, bahkan membuka usaha baru yang juga dapat membuka lapangan kerja baru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sejumlah isu global, seperti energi baru terbarukan, hilirisasi industri, dan digitalisasi ekonomi. Hal ini tentu bisa menjadi rujukan bagi siswa sekolah vokasi untuk berinovasi sesuai dengan kebutuhan dunia saat ini.
Wakil Ketua DPRD Sumatera Selatan Muchendi Mahzareki menilai, saat ini masih banyak SMK yang mengalami keterbatasan peralatan praktik, padahal sangat dibutuhkan siswa dalam menggali inovasi. Karena itu, ke depan pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk lebih menyediakan anggaran untuk kepentingan siswa di sekolah vokasi.