Pendidikan Tinggi Vokasi Didorong Berorientasi Internasional
Dengan internasionalisasi, pendidikan tinggi akan mengalami peningkatan kapasitas melalui adanya pertukaran budaya, pengembangan ilmu pengetahuan lintas batas negara, serta persahabatan antarnegara.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perguruan tinggi vokasi didorong untuk mempercepat internasionalisasi untuk mendukung Kampus Merdeka. Sebab, perguruan tinggi vokasi bertujuan untuk melahirkan lulusan yang siap untuk meneruskan studi, bekerja, dan/atau berwirausaha, yang tidak terbatas dalam skala nasional saja, melainkan juga regional bahkan internasional.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, bangsa Indonesia dapat melompat ke depan juga dengan dukungan pendidikan vokasi. “Saya yakin bahwa dengan hadirnya kelas internasional perguruan tinggi vokasi, akan ada lebih banyak lulusan vokasi yang memberikan kontribusi nyata untuk Indonesia dan untuk dunia,” kata Nadiem di acara Konsorsium Program Internasional Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) di Indonesia yang berlangsung di Bali, Jumat (5/11/2021).
PTV di Indonesia, kata Nadiem, harus menjadi tempat lahirnya inovasi yang membawa Indonesia maju ke panggung dunia. Vokasi harus semakin kuat, dan terus menguatkan Indonesia.
“Satu hal yang perlu kita ingat bersama adalah, untuk menjadi lulusan yang tangguh dan siap berkompetisi di panggung global, mahasiswa vokasi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang unggul, serta karakter yang kuat dan matang,” lanjutnya.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, mengatakan, dengan internasionalisasi, pendidikan tinggi akan mengalami peningkatan kapasitas melalui adanya pertukaran budaya, pengembangan ilmu pengetahuan lintas batas negara, serta persahabatan antarnegara yang bermuara pada keuntungan ekonomi untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian, dunia akademik di masa mendatang akan semakin mengglobal dan kompetisi yang terjadi pun semakin ketat karena terjadinya persaingan lintas batas geografis.
Dengan internasionalisasi, pendidikan tinggi akan mengalami peningkatan kapasitas melalui adanya pertukaran budaya, pengembangan ilmu pengetahuan lintas batas negara, serta persahabatan antarnegara.
Dalam konsorsium ini, PTV bersepakat untuk mengembangkan program internasional yang terdapat dalam Risalah Kebijakan terkait program internasional di perguruan tinggi vokasi di Indonesia, yang akan diimplementasikan pada tahun 2022. Terkait hal itu, Nadiem menuturkan, pencapaian para pihak terkait untuk bersama-sama memajukan pendidikan vokasi dengan kebijakan Merdeka Belajar harus menjadi batu loncatan untuk menciptakan lebih banyak transformasi dalam memajukan pendidikan vokasi.
Kemendikbudristek menyadari pentingnya internasionalisasi, terutama bagi PTV. Maka proses internasionalisasi ini senantiasa didorong dengan berbagai cara yang terukur dan terarah. Salah satu program unggulan Kemendikbudristek yang sejalan dengan prinsip internasionalisasi adalah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dalam penjelasannya, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja, MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk magang/praktik kerja, pertukaran pelajar, melakukan penelitian, melakukan kajian mandiri, melakukan proyek kemanusiaan, asistensi mengajar di satuan pendidikan, kuliah kerja nyata, dan kegiatan kewirausahaan.
Khusus di lingkup PTV, Ditjen Diksi memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan internasionalisasi kampus. “Ditjen Diksi membentuk Tim Pengembang Program Internasional untuk menghasilkan risalah kebijakan (policy brief) tentang pelaksanaan program internasional pada lingkup PTV dan mengadakan serangkaian Focus Group Discussion (FGD) untuk menggali potensi PTV, dan menjajaki serta mendorong kerja sama dengan berbagai pihak termasuk mitra pendidikan tinggi luar negeri, dan industri multinasional,” terang Beny.
Adapun, tujuan umum dari konsorsium ini adalah memperkuat kualitas PTV di Indonesia dan meningkatkan kualitas lulusan yang berdaya saing di tingkat global. Secara khusus, tujuannya antara lain untuk membangun hubungan resiprokal antara PTV dan mitra PT internasional guna saling berbagi praktik baik; menggali ide dan melaksanakan kegiatan bersama, misalnya pertukaran pelajar (transnational education), hubungan dengan industri dan kegiatan lainnya melalui kegiatan webinar maupun dialog kebijakan.
Implementasi dari upaya internasionalisasi PTV yakni menyelenggarakan konferensi, seminar atau forum ilmiah yang bersifat internasional tentang berbagai isu terkait pendidikan vokasi; (bertukar informasi terkait beasiswa, hibah (grant), dan peluang kerja sama internasional baik perguruan tinggi, industri dan lembaga riset di antara anggota konsorsium; menyinergikan program MBKM di antara anggota konsorsium melalui program internasional; serta menyinergikan kurikulum PTV dengan program internasional dan kebutuhan industri.
Kemitraan dengan Industri
Peningkatan mutu pendidikan vokasi terus didorong dengan meluaskan kolaborasi bersama dunia usaha dan industri (DUDI). Menyambut Hari Sumpah Pemuda 2021, Ditjen Diksi memfasilitasi kemitraan pendidikan vokasi, khususnya sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Ada 41 perusahaan di Kabupaten Bekasi dan sekitarnya menandatangani perjanjian kerja sama dengan 22 SMK.
Kerja sama yang disepakati antara DUDI dengan SMK pada kesempatan ini adalah terkait pelaksanaan praktik kerja lapangan (PKL). Kerja sama ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ditjen Diksi Kemendikbudristek dengan Himpunan Kawasan Industri (HKI) tentang peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pendidikan vokasi, pada bulan Juli 2020.
Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbudristek, Saryadi, mengatakan program ini merupakan salah satu implementasi strategi penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang unggul melalui peningkatan mutu pendidikan vokasi. Saryadi berharap, ke depan kerja sama antara SMK dan DUDI terus ditingkatkan tidak sekadar terkait pelaksanaan PKL.
“Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus berubah. SMK tidak hanya menyiapkan lulusan saja, begitu pun industri tidak saja sebagai penerima lulusan, namun keduanya diharapkan aktif merencanakan dan menyiapkan peserta didik agar kompeten,” tutur Saryadi.
Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Yulius, mengingatkan, DUDI harus berperan aktif bersama pemerintah untuk menyiapkan SDM Indonesia yang unggul dan kompeten. Pemerintah menyiapkan insentif bagi perusahaan yang turut serta mendukung pendidikan vokasi.
“Insentif tersebut berupa Super Tax Deduction yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128 Tahun 2019,” kata Yulius.
Salah satu perwakilan DUDI yang hadir dalam kesempatan tersebut, Dani Handayani dari PT Indocement Tunggal Prakasa mengatakan, DUDI akan memperoleh keuntungan dalam jangka panjang dari kemitraan yang baik dengan SMK. Pihaknya saat ini menjalin kemitraan dengan 21 SMK di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan, dan telah memperoleh sejumlah manfaat.
“Salah satu manfaat yang kami rasakan adalah kami membina teaching factory di SMK Negeri 1 Cibinong, dan kami telah memesan komponen-komponen produksi dari teaching factory tersebut. Hasil produksinya cukup memuaskan,” kata Dani Handayani. Selain itu PT Indocement Tunggal Prakasa juga telah memperoleh keringanan pajak Super Tax Deduction dari kegiatan vokasi tersebut.