Pemulihan Dampak PJJ di PAUD dan SD Mulai Dilakukan
Pemerintah saat ini fokus pada pemulihan akibat pembelajaran jarak jauh yang telah berlangsung hampir dua tahun. Karena itu, pembelajaran tatap muka terbatas mulai dibuka kembali dengan menerapkan protokol ketat.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemulihan pembelajaran di jenjang anak usia dini dan sekolah dasar dinilai mendesak segera dilakukan dengan membuka kembali sekolah. Karena itu, pemerintah daerah diminta untuk segera memberi izin penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas bagi anak-anak usia dini dan SD meskipun vaksinasi untuk anak usia di bawah 12 tahun belum bisa dilakukan.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di acara Hari Inspiratif Organisasi Aksi Solidaritas Era-Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) bertajuk ”Bergerak Bersama Menuju Pendidikan Anak Usia Dini Berkualitas”, Kamis (4/11/2021), mengatakan, fokus pemerintah saat ini pada pemulihan akibat pembelajaran jarak jauh selama hampir dua tahun.
”Sekarang fokus 100 persen untuk memberhentikan learning loss. Paralel juga dengan upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Saya terus berkunjung ke daerah dan minta ke pemerintah daerah untuk mengizinkan PTM terbatas dan tolong fokus pada PAUD dan SD. Anak-anak PAUD dan SD ini yang paling membutuhkan,” kata Nadiem.
Menurut Nadiem, dirinya memahami kekhawatiran orangtua untuk mengirim anak-anak mereka ikut pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas karena belum ada vaksinasi untuk anak. Namun, dampak lebih permanen justru karena terus membiarkan anak-anak usia dini dan kelas awal SD tidak mengikuti PTM terbatas untuk mengatasi learning loss dan dampak psikologi sosial lainnya untuk anak-anak.
Tolong supaya anak-anak PAUD dan SD ini mulai belajar. Pemerintah lewat SKB 4 Menteri sudah membuat mekanisme untuk mendorong PTM terbatas yang aman. Jika ada yang terpapar, sekolah harus ditutup. (Nadiem Makarim)
”Tolong supaya anak-anak PAUD dan SD ini mulai belajar. Pemerintah lewat SKB 4 Menteri sudah membuat mekanisme untuk mendorong PTM terbatas yang aman. Jika ada yang terpapar, sekolah harus ditutup. Dari Menteri Kesehatan juga melakukan random sampling hingga 10 persen dari setiap sekolah. Semoga ini bisa menambah keyakinan orangtua. Kita terima ke depan bahwa masyarakat akan hidup berdampingan dengan virus ini. Tapi anak-anak yang paling menjadi korban karena dampak dari tidak optimalnya pendidikan akan permanen,” kata Nadiem.
Nadiem mengatakan, PAUD sangat sulit dilakukan tanpa tatap muka. Nadiem berkisah, dua dari tiga putrinya sudah bergabung di PAUD. Sebagai orangtua, Nadiem juga mendampingi anak-anaknya belajar PJJ.
”Saya duduk dengan anak di depan komputer. Saya saja frustrasi anak lari dan (harus) tangkap lagi. Saya merasakan bagaimana orangtua anak usia dini sulit mendampingi anak PJJ di rumah. Padahal, dampak PAUD ini luar biasa sebagai prediksi pencapaian pembelajaran anak di masa depan. Memang sulit untuk hanya online. Jadi, kondisinya gawat darurat karena 60 persen masih PAUD online. Saya mau meningkatkan alarm gawat darurat untuk pendidikan, terutama di PAUD dan SD supaya pemda dan satgas daerah bisa memberi izin,” kata Nadiem.
Nadiem mulai memberi izin anaknya ikut PTM terbatas. Setelah itu, ada perubahan dalam perilaku anak-anaknya setelah berinteraksi dengan guru dan teman-temannya meskipun masih dalam suasana PTM terbatas.
Terkait PAUD, kata Nadiem, dari berbagai riset menunjukkan korelasi PAUD berkualitas dengan kualitas hasil pembelajaran dari siswa di kelas awal SD dan seterusnya. Untuk PAUD, konsep menyenangkan mahapenting sebagai pengenalan awal sistem sekolah yang menyenangkan.
Pendidikan di PAUD harus mampu mendorong anak-anak bersemangat untuk belajar bersama di sekolah. Lalu, ada relevansi untuk penyiapan ke depan sehingga tidak hanya tentang membaca menulis dan menghitung (calistung), tetapi tentang pendidikan kontekstual yang menjelaskan kehidupan dalam permainan, termasuk menggunakan bahasa ibu/daerah. Karena itu, permainan harus menjadi dasar kurikulum dari PAUD.
Bunda PAUD Nasional Wury Estu Ma’ruf Amin mengatakan, PTM terbatas adalah solusi terbaik untuk menangani learning loss pada peserta didik, terutama pada jenjang PAUD. ”Kita sebagai orangtua harus bergerak bersama menggalakkan kombinasi PTM terbatas dan PJJ untuk memulihkan proses belajar usia PAUD sehingga mereka dapat mengejar kembali mimpi dan cita-citanya,” terang istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, tersebut.
Di acara Hari Inspirasi OASE-KIM, Wakil Ketua I OASE-KIM Franka Makarim berdialog bersama Bunda PAUD Provinsi Aceh dan Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek. Dalam dialog tersebut, Franka meminta mereka untuk menceritakan praktik baik PTM terbatas pada jenjang PAUD.
Bunda PAUD Provinsi Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan, salah satu praktik baik pelaksanaan PTM terbatas di daerahnya, yakni PAUD di Provinsi Aceh, lebih banyak melakukan aktivitas di luar kelas sehingga peserta didik mendapatkan udara segar. Di samping itu, di setiap satuan PAUD juga telah dibentuk tim gugus satuan PAUD, membuat standar operasi pelaksanaan kegiatan PTM terbatas, serta memastikan sarana dan prasarana di PAUD bersih dan siap untuk menerima peserta didik kembali bersekolah.
Selanjutnya, kata Dyah di dalam proses belajar PTM terbatas, anak-anak diberi waktu untuk berjemur, minum air putih yang cukup, serta seluruh warga di satuan pendidikan diukur suhu badannya pada waktu datang dan pulang. ”Mudah-mudahan dengan adanya praktik-praktik tersebut serta protokol kesehatan yang ketat pembelajaran dapat dilakukan dengan baik,” ungkap Dyah.
Sementara itu, sebagai upaya peningkatan kualitas PAUD di Kabupaten Trenggalek, Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, mengatakan, pada tahun 2019, pihaknya telah mengukuhkan bunda PAUD di kecamatan dan desa. Tujuannya adalah untuk penguatan peran Bunda PAUD di kecamatan dan desa.
Program selanjutnya, lanjut Novita, adalah program satu jam bersama ayah. ”Sebaik apa pun program kegiatan PAUD, kunci utamanya adalah ada pada orangtua. Harapan kami orangtua ini tidak hanya ibu saja, tetapi ada ayah yang juga berpengaruh besar dalam tumbuh kembang anak secara optimal,” ucapnya.
Kemudian, ada program sepeda keren sebagai upaya penanaman karakter pada anak berbasis iman dan takwa. ”Bagaimana Kabupaten Trenggalek menumbuhkembangkan ilmu pola asuh yang tepat dalam mendidik anak dan keluarga pada setiap perempuan yang ada di Kabupaten Trenggalek. Di mana perempuan ini adalah ibu, jantungnya setiap keluarga,” ucapnya.
Menurut praktisi PAUD Ratna Megawangi, kesempatan untuk optimal menanamkan kebiasaan baik dan karakter terbaik di masa usia dini hingga tujuh tahun. Proses belajar dari rumah banyak mengalami kendala karena pembelajaran tidak terstruktur dan tidak sistematis.
Menurut Ratna, suasana sekolah menyenangkan sangat dibutuhkan dan anak bersemangat untuk bersekolah. Di rumah, belajar jadi monoton, apalagi jika orangtua tidak kompeten.
Jika anak belajar dalam suasana menyenangkan, anak bisa berpikir rasional, akal budi terasah, juga bisa menimbang dan mengontrol emosi. Sebaliknya, jika suasana belajar tidak menyenangkan, anak akan mudah marah, reaktif, tidak berpikir panjang dan tidak kreatif.