logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanBahasa Daerah Rawan...
Iklan

Bahasa Daerah Rawan Ditinggalkan Anak Muda

Saat ini banyak anak muda tidak lagi bisa berbahasa daerah. Akan tetapi, upaya untuk melestarikan bahasa daerah masih bisa dilakukan, antara lain melalui musik dan media sosial.

Oleh
Sekar Gandhawangi
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_tFXzm8_yIUgUzPQlV7UxSv0p7E=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Ff6058c19-aa40-4de8-92cd-fdeef358da00_jpg.jpg
KOMPAS/ANGGER PUTRANTO

Sejumlah pemerhati naskah kuno mempelajari salinan naskah kuno dalam Diskusi Konservasi Naskah Kuno yang diselenggarakan di Perpustakaan Daerah Banyuwangi, Jumat (13/3/2020). Dinas Perpustakaan dan Arsip Banyuwangi memulai proyek konservasi Manuskrip Kuno Kitab Rengganis yang akan dialih aksara dan alih bahasa hingga akhir tahun.

JAKARTA, KOMPAS – Penutur bahasa daerah dinilai semakin sulit dijumpai, khususnya anak muda yang tinggal di kota. Berbagai upaya mengarusutamakan kembali bahasa daerah pun dilakukan, antara lain melalui pendidikan di sekolah hingga festival bahasa.

Menurut salah satu penggagas Festival Aksara Lontaraq yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan, Upi Asmaradhana, tidak banyak masyarakat yang berbahasa daerah di kehidupan sehari-hari. Anak muda pun demikian. Selain asing dengan bahasa daerah, anak-anak muda di Sulsel, kata Upi, cukup asing dengan aksara asli di sana, yakni aksara Lontaraq.

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000