Komite Buku Nasional Dibubarkan, Diplomasi Literasi Indonesia Tetap Jalan
Keputusan pemerintah menghentikan tugas Komite Buku Nasional tak menghalangi langkah-langkah diplomasi literasi ke luar negeri. Tahun ini, Jakarta Content Week menjalankan misi promosi literasi di Frankfurt Book Fair.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan organisasi penyelenggara pameran buku di panggung internasional praktis bubar sejak dua tahun terakhir. Hal itu disebabkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait masa tugas Komite Buku Nasional tidak diperpanjang sejak Desember 2019 silam. Meski demikian, keputusan pemerintah tidak meneruskan masa tugas Komite Buku Nasional tak menghalangi langkah diplomasi literasi ke luar negeri.
Selama ini Komite Buku Nasional (KBN) menjalankan misi diplomasi budaya melalui promosi produk-produk literasi dan industri kreatif Indonesia. Dua bulan sebelum masa tugasnya tidak diperpanjang oleh Kemendikbud (kini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi), KBN sempat mengikuti ajang Frankfurt Book Fair (FBF) di Frankfurt, Jerman, pada 16-20 Oktober 2019 yang diikuti lebih dari 7.500 peserta dari 109 negara, dengan jumlah pengunjung 285.000 orang.
Tahun ini, FBF digelar secara luring atau tatap muka setelah pada 2020 dilangsungkan secara daring karena pandemi Covid-19. ”Belum banyak negara Asia yang ikut serta dalam pameran tahun ini di Frankfurt. Dari Asia Tenggara, selain Indonesia, hanya ada stan Filipina,” kata Laura Bangun Prinsloo, Ketua Yayasan 17000 Pulau Imaji yang hadir di Frankfurt, Jerman, saat dihubungi Rabu (27/10/2021).
Proses masuk ke tempat pameran dan penerapan protokol kesehatan di dalam pameran juga berjalan ketat. Tiket masuk hanya bisa dibeli per hari dan tidak ada tiket terusan. Semua pengunjung diwajibkan menunjukkan sertifikat vaksin mereka. Jika tidak memiliki sertifikat vaksin, mereka harus menjalankan swab antigen yang disediakan secara gratis di depan pintu masuk Messe (gedung tempat penyelenggaraan FBF).
Di dalam gedung, semua pengunjung wajib memakai masker. Banyak petugas dan polisi berkeliaran untuk memastikan setiap orang memakai masker. Sesampai di stan masing-masing, peserta pameran diperbolehkan untuk membuka masker. Demikian juga saat di ruang terbuka, pengunjung boleh membuka masker.
Menurut Ketua KBN 2016-2019 ini, jumlah pengunjung FBF tahun ini dibatasi hanya 25.000 orang per hari. Menurut pihak FBF, partisipan pameran juga hanya 30 persen dari jumlah partisipan pada 2019.
Tahun ini, hall yang terpakai pun hanya tiga, yaitu Hall 3, Hall 4, dan Hall 6, dengan masing-masing hanya menggunakan dua lantai. Sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana FBF bahkan menyediakan bus untuk kunjungan antar-hall karena jarak cukup jauh antara Hall 1 dan Hall 9.
Kehadiran perwakilan kedutaan dan kantor konsulat lebih banyak di tahun ini dan tidak sedikit stan negara diwakilkan oleh pejabat pemerintahnya, seperti stan Filipina yang dikelola Konsulat Filipina di Frankfurt.
Berakhirnya masa tugas KBN sejak akhir 2019 tak menghalangi Indonesia untuk turut serta dalam FBF 2021. Tahun ini, Jakarta Content Week (Jaktent) menjalankan misi promosi literasi dan konten kreatif Indonesia dengan menjadi partisipan di pameran buku tertua di dunia tersebut pada 20-24 Oktober 2021. Jaktent adalah festival tahunan yang mempertemukan industri kreatif di Asia Pasifik yang diselenggarakan Yayasan 17000 Pulau Imaji dan FBF.
Partisipasi ini berupa kehadiran stan Jaktent berukuran 8 meter x 2 meter di hall Arts+, sebuah hall untuk industri kreatif yang memamerkan buku-buku dan produk-produk kreatif lainnya. Jaktent mencoba menjalankan misi diplomasi budaya melalui promosi produk-produk literasi dan industri kreatif Indonesia yang dulu pernah dijalankan KBN dari 2015-2019. Namun, keberadaan Jaktent saat ini tidak lagi di bawah payung Kemendikbudristek seperti KBN dahulu.
”Di stan ini, Jaktent menampilkan produk-produk kreatif Tanah Air yang sudah terkurasi. Dari buku, tas, parfum, produk design, produk makanan, produk kriya, dan banyak lagi,” kata Laura.
Upaya untuk bisa tetap menampilkan produk Indonesia di ajang FBF ini tentu saja tak mudah. Ketika misi-misi promosi konten kreatif Indonesia dulu dijalankan KBN sebagai badan yang dibentuk oleh Kemendikbudristek, Indonesia mampu mendapatkan stan yang lebih besar dengan produk literasi dan industri kreatif yang lebih banyak.
Upaya untuk bisa tetap menampilkan produk Indonesia di ajang FBF ini tentu saja tak mudah. Ketika misi-misi promosi konten kreatif Indonesia dulu dijalankan KBN sebagai badan yang dibentuk oleh Kemendikbudristek, Indonesia mampu mendapatkan stan yang lebih besar dengan produk literasi dan industri kreatif yang lebih banyak.
Meski demikian, di FBF 2021, Jaktent berusaha hadir di stan seluas 8 meter x 2 meter. ”Namun kami tetap bersyukur, berkat dukungan sejumlah pihak, Jaktent bisa menjalankan misi promosi konten kreatif di mancanegara,” ujarnya.
Selama FBF, stan Jaktent mendapatkan kehormatan atas kunjungan beberapa pejabat tinggi negara tetangga dan pengunjung dari sejumlah negara. Pejabat tinggi pertama yang mengunjungi stan Jaktent adalah Deputy Minister of Education and Religious Affairs, Hellenic Republic, Angelos Syrigos beserta rombongan.
Syrigos yang berkunjung pada 20 Oktober 2021 sangat menghargai konsep yang diusung oleh stan Jaktent dengan area khusus pameran buku dan produk-produk ekonomi kreatif. Menurut dia, hal ini memberikan nilai tambah dan pengetahuan baru tentang produk-produk unggulan yang bisa didapatkan dari Indonesia.
Kunjungan kedua berasal dari Consul General Amerika Serikat di Frankfurt, Thatcher Scharpf, pada 21 Oktober 2021. Scharpf mengapresiasi kegiatan-kegiatan Jaktent yang melibatkan berbagai kalangan dan ide kreatif di balik penyelenggaraan Jaktent. ”Selamat atas penyelenggaraan Jaktent 2021 yang sebentar lagi akan digelar,” ujar Scharpf.
Pejabat kedua yang berkunjung pada 21 Oktober 2021 adalah General Director Perwakilan Taiwan di Jerman, David WT Chang. Chang pernah bertugas di Jakarta selama 3,5 tahun.
”Pengunjung yang berasal dari Jerman dan beberapa negara lain, seperti Perancis, Spanyol, Turki, dan Arab Saudi, juga mengatakan bahwa Indonesia adalah negara besar dan masyarakatnya sangat ramah. Mereka sangat mengapresiasi keikutsertaan Jaktent di FBF walaupun secara jarak Indonesia sangat jauh dari Jerman,” ungkap Laura.
Presiden FBF Juergen Boos saat ditemui di kantornya pun menyatakan hal yang sama. ”Tahun ini adalah pengingat betapa pentingnya bertemu tatap muka, betapa pentingnya pertemuan tak terduga dan diskusi spontan bagi industri kreatif kita,” paparnya.
Pembatasan sosial akibat pandemi mengakibatkan sebagian besar industri perbukuan mandek. Penjualan buku-buku di banyak negara turun drastis. Penjualan buku di Indonesia turun 40-70 persen sejak Maret 2020.
Pelaku industri perbukuan di Asia Tenggara dan sekitarnya juga mengeluhkan hal sama. Di Malaysia, penjualan buku bahkan turun 80-90 persen karena seluruh toko buku tutup. ”Setelah lockdown, banyak orang kehilangan pekerjaan dan sejumlah penerbitan tutup,” ujar Arief Hakim Sani, Presiden Malaysian Book Publishers Association, beberapa waktu lalu.
Di Filipina pun situasinya sama. Bulan April yang seharusnya menjadi perayaan literasi di Filipina, yakni International Literary Festival, harus dibatalkan. Menurut Maria Karina Bolasco, Direktur Ateneo University Press, sejumlah penerbit mencoba mengatasi situasi ini dengan beberapa cara, misalnya menggelar program pemberian buku gratis setiap minggu di Provinsi Naga, bekerja sama dengan jasa pengantar makanan, supermarket, dan restoran.
Stan Jaktent di FBF 2021 menjadi tempat persiapan promosi berlangsungnya kongres International Publishers Association (IPA) ke-33 di Jakarta pada tahun 2022. Pada hari kedua FBF, diadakan peluncuran Jakarta sebagai tuan rumah Kongres Asosiasi Penerbit Sedunia yang akan dilaksanakan di November 2022.
Kehadiran Jaktent di FBF Oktober ini menjadi pemanasan perhelatan Jaktent pada 10-14 November 2021 yang masih akan mengusung tujuh segmen seperti tahun lalu, yaitu LitBeat, LitFest, LitBite, LitFilm, LitTrade, The Market, dan Icon.
Produk-produk kreatif yang tampil di stan Jaktent di FBF 2021 merupakan hasil kurasi segmen The Market yang menjadi ajang promosi bagi para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM untuk bertemu dengan calon investor dan pembeli. Kurasi The Market ini dilakukan bersama dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, Jakarta Creative City Forum (JCCF), MBloc Market dan Sarinah.