SMK dan Politeknik Promosi untuk Mengisi Kebutuhan Dunia Usaha dan Industri
Kemendikbud Ristek mendorong sinergi antara perguruan tinggi dan kalangan industri. Selain itu, beberapa terobosan program pendidikan vokasi juga sedang dikembangkan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Melalui sejumlah program unggulan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong sinergi antara perguruan tinggi dan kalangan industri. Politeknik sebagai perguruan tinggi vokasi didorong agar lebih mendekatkan diri dengan dunia industri sehingga kampus menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan industri.
Demikianlah benang merah dari dialog antara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dengan kalangan direktur politeknik dan mahasiswa, rektor perguruan tinggi, kepala sekolah menengah kejuruan (SMK) dan murid SMK, serta beberapa perwakilan manajemen hotel di Badung yang digelar secara hibrida di Gedung Widya Padma Politeknik Negeri Bali, Kamis (7/10/2021).
Kemendikbud Ristek sedang mengembangkan beberapa terobosan program pendidikan vokasi, di antaranya pengembangan SMK sebagai pusat keunggulan, pengembangan SMK dengan program diploma 2 (D-2) fast track, dan peningkatan level (upgrading) program diploma 3 (D-3) ke diploma 4 (D-4).
Program tersebut bertujuan mempertemukan pendidikan keahlian terapan dengan dunia usaha dan dunia industri. Melalui terobosan program pendidikan vokasi itu, Kemendikbud Ristek juga berupaya meningkatkan keterlibatan dunia usaha dan dunia industri dalam penguatan dan peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan vokasi di Indonesia.
Dalam dialog yang dipandu Direktur Politeknik Negeri Bali I Nyoman Abdi serta dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka dan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto, Nadiem Makarim mengungkapkan, Bali dengan segala fasilitasnya sebagai destinasi pariwisata dapat menjadi contoh teladan dalam hal kerja sama dan kolaborasi antara pendidikan vokasi dan kalangan industri pariwisata.
Industri menaruh dananya untuk investasi sehingga perguruan tinggi melakukan riset terapan atau vokasi. Industri memasukkan 100, kami di Kemendikbud Ristek juga memasukkan 100 sebagai dana padanan. (Nadiem Makarim)
Dikatakan, situasi pariwisata saat ini yang sedang menyepi akibat terdampak pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi dunia industri pariwisata untuk berinvestasi membangun pendidikan vokasi dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang nantinya bekerja di sektor kepariwisataan.
Merdeka belajar
Sementara itu, pengelola pendidikan vokasi diminta berani mendekati dunia usaha dan dunia industri untuk mempromosikan pendidikan dan peserta pendidikan di sekolah serta perguruan tinggi tersebut kepada dunia usaha dan dunia industri. Nadiem menyebutkan, pemerintah juga mengenalkan program matching fund serangkaian program Merdeka Belajar.
”Industri menaruh dananya untuk investasi sehingga perguruan tinggi melakukan riset terapan atau vokasi. Industri memasukkan 100, kami di Kemendikbud Ristek juga memasukkan 100 sebagai dana padanan,” kata Nadiem dalam jumpa pers seusai acara dialog dengan topik ”Mewujudkan Pendidikan Vokasi Maju, Merdeka, dan Berkarakter”.
Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Buleleng, I Nyoman Jampel menyatakan mengapresiasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan Kemdikbud Ristek. Undhiksa sudah menjalankan program MBKM.
Jampel menyebutkan, program MBKM yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengikuti kuliah di luar program studi dan mengembangkan dirinya akan menghasilkan lulusan yang berkompeten dan terampil. Apalagi Undiksha Singaraja juga memiliki pendidikan vokasi melalui program D-3 serta turut sebagai pendamping beberapa SMK di Buleleng dan di luar Bali.
Direktur PNB I Nyoman Abdi mengatakan, PNB sebagai perguruan tinggi vokasi di Bali sudah merespons program-program Kemendikbud Ristek, termasuk program D-2 fast track. Abdi mengatakan, program D-2 fast track mendapatkan respons positif, baik dari kalangan SMK maupun dari kalangan industri. PNB juga mendampingi sekitar 20 SMK pusat keunggulan (PK) di Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Lebih lanjut Nadiem mengatakan, pendidikan tinggi, termasuk pendidikan vokasi, juga harus memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menumbuhkan talenta, mengasah pola pikir dan jiwa kepemimpinan, serta membangun semangat kewirausahaan.
Menurut dia, setiap pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu atau multidisiplin.