Dukungan bagi Guru untuk Mengoptimalkan Teknologi Pendidikan Digital
Pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi meningkat di masa pandemi untuk mendukung guru mencari cara-cara belajar guna melibatkan siswa dan menawarkan pengalaman belajar yang lebih kaya.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemampuan guru mengoptimalkan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran di ruang kelas terus didukung. Pembelajaran digital memang semakin banyak diadopsi dalam pembelajaran di masa pandemi, tetapi masih banyak guru yang mengalami kesulitan karena terbatasnya kemampuan yang dimiliki.
Lebih dari 67 persen guru Indonesia melaporkan kesulitan mengoperasikan perangkat dan penggunaaan platform belajar daring untuk melayani kebutuhan siswa. Padahal, pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi meningkat di masa pandemi untuk mendukung guru mencari cara-cara belajar guna melibatkan siswa dan menawarkan pengalaman belajar yang lebih kaya.
Sebagai wujud perayaan Hari Guru Internasional yang dirayakan tiap 5 Oktober, Education New Zealand (ENZ) berkolaborasi dengan jaringan Sekolah Cikal akan menggelar pelatihan bertajuk ”School Influencer Workshop” yang menargetkan guru-guru sains di Indonesia untuk membuat kelas-kelas dan kurikulum sains menjadi lebih efektif. Pelatihan secara virtual dilaksanakan pada Sabtu, 9 Oktober, dengan menghadirkan Sriparna Saha, kandidat doktor di GeoEducation di University of Canterbury, Selandia Baru.
Srirparna Saha akan memimbing pelatihan aktif menggunakan teknik bercerita secara digital atau digital storytelling seperti ketika mendesain sumber belajar tentang gunung api Caldera. Selama pelatihan, Saha akan membagikan praktik baik untuk solusi inovatif yang memadukan storytelling dan berkomunikasi dengan sains dan seni.
Bantuan paling efektif adalah internet yang terkoneksi langsung dengan satelit.
Menurut Saha, Selandia Baru dan Indonesia memiliki kesamaan jika terkait gunung berapi. Kedua negara ini punya sejumlah gunung berapi dan kajiannya. Penggunaan teknologi digital dan alat-alat pengajaran dapat menambah pengalaman belajar siswa, khususnya ketika mempelajari gunung berapi. Pelatihan ini dapat menambah pengajaran tentang gunung berapi dan potensi tanda peringatan dini bagi kelompok yang lebih luas lewat pendidikan.
”Saya merasa terhormat bisa menyampaikan sejumlah pengalaman saya menggunakan teknologi digital ini dalam pekerjaan saya pada para guru yang akan bergabung di pelatihan nanti. Saya menantikan untuk pertemuan yang intraktif dengan para guru dari komunitas yang luas,” kata Saha.
Direktur Regional Asia ENZ Ben Burrowes, Kamis (7/10/2021), menjelaskan, pelatihan yang digelar ENZ ini merupakan rangkai dari School Influencer Workshop yang pertama kali dimulai pada tahun 2017. Rangkaian pelatihan mempertegas kembali tujuan diplomasi ENZ lewat ilmu pengetahuan, berbagi keahlian, kursus, dan keterampilan dari Selandia Baru untuk komunitas internasional.
”Pelatihan ini mempertegas kembali komitmen Selandia Baru untuk berbagi informasi dan pengetahuan dengan lebih banyak pemerintah, sekolah, dan komunitas di dunia,” ujar Ben.
Sebanyak 50 peserta pelatihan School Influencer Workshop akan ikut, terdiri dari jaringan pendndik Sekolah Cikal. Pada edisi pelatihan School Influencer ini untuk mengenalkan guru himpunan sumber belajar digital yang memampukan mereka untuk menciptakan kurikulum baru yang berpusat pada siswa seputar gunung berapi. Guru akan dikenalkan pada beragam alat digital sebagai field trip virtual, platform daring, dan teknik bercerita digital yang akan menamba lebih jauh kurikulum sains mereka dan melibatkan siswa selama tatap muka yang terbatas.
Akses internet untuk sekolah
Dukungan untuk sekolah berbasis TIK juga diberikan Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR). Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia di wilayah prasejahtera dan 4 T (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Terdalam), PT Astra International Tbk melalui YPA-MDR membuka akses jaringan internet Very Small Aperture Terminal (VSAT) untuk mendukung digitalisasi sekolah binaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ketua Pengurus YPA-MDR Herawati Prasetyo mengatakan, sejak 2018, YPA- MDR mendorong program sekolah berbasis TIK untuk sekolah-sekolah binaan melalui pemenuhan ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang digitalisasi sekolah sekaligus mendukung terlaksananya program literasi digital di sekolah binaan. ”Khusus sekolah-sekolah binaan YPA-MDR telah kami lengkapi dengan perpustakan digital yang di dalamnya terdapat ribuan buku pelajaran, video pendidikan, soal-soal try out serta komik literasi moral, budi pekerti dan kesehatan,” paparnya.
Selain itu, mereka juga memberikan bantuan berupa pembukaan akses jaringan internet VSAT tahap satu untuk 12 sekolah binaan di Provinsi NTT. Itu tersebar di Kecamatan Amarasi Selatan, Takari dan Rote Barat.
Herawati menambahkan, bantuan internet yang diberikan berupa VSAT, karena sekolah-sekolah binaan berada di daerah yang masih sulit sinyal. Bantuan paling efektif adalah internet yang terkoneksi langsung dengan satelit. YPA-MDR juga menargetkan hingga Desember 2021, terdapat 30 sekolah binaan di Provinsi NTT yang sudah terbuka akses jaringan internetnya.
Melalui pembukaan akses internet di sekolah-sekolah binaan YPA-MDR, diharapkan dapat mewujudkan sekolah yang berwawasan global serta menjadi solusi dalam tantangan globalisasi untuk mendapatkan informasi pembelajaran yang cepat, luas, dan tak terbatas.