Turun, Asesmen Situasi Sebagian Kabupaten/Kota di Jawa Timur
Kinerja penanganan pandemi Covid-19 di sebagian daerah di Jawa Timur menurun, terutama dalam penelusuran kontak dekat dan respons situasi yang tak memadai lagi sehingga perlu segera diperbaiki agar situasi tak memburuk.
SURABAYA, KOMPAS — Asesmen situasi Covid-19 di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur turun. Sebelumnya, asesmen situasi bernilai 1, tetapi dalam sepekan menurun ke level 2.
Pantauan dari laman https://vaksin.kemkes.go.id, Selasa (5/10/2021), dari 38 kabupaten/kota di Jatim, yang berada dalam nilai asesmen 1 ada 23 daerah dan yang mendapat asesmen 2 ada 15 kabupaten/kota. Situasi itu menurun dibandingkan dengan sepekan sebelumnya, dengan 26 kabupaten/kota mendapat nilai asesmen 1, sedangkan 12 daerah bernilai 2.
Yang terkini, daerah bernilai asesmen 2 ialah Bangkalan dan Pamekasan di Pulau Madura, Bojonegoro, Kota Madiun, Nganjuk, Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kota dan Kabupaten Malang, Kota dan Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, serta Banyuwangi.
Sepekan lalu, daerah yang bernilai asesmen 2 meliputi Sumenep dan Bangkalan di Pulau Madura, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Kota Madiun, Trenggalek, Tulungagung, Kota dan Kabupaten Malang, Kota dan Kabupaten Probolinggo, serta Situbondo.
Dari perbandingan itu, asesmen situasi di Sumenep, Situbondo, dan Trenggalek membaik. Namun, sebaliknya, asesmen situasi di Bojonegoro, Lumajang, Jember, Banyuwangi, dan Pamekasan menurun. Untuk daerah-daerah yang menurun karena tingkat penelusuran kontak erat Covid-19 dan kapasitas respons turun dari memadai menjadi sedang.
Meski demikian, secara umum, situasi pandemi di Jatim sesuai https://infocovid19.jatimprov.go.id/ dan https://www.covid19.go.id/ masih landai. Ada penambahan kasus 62 orang dalam sehari, tetapi turun jauh dibandingkan sepekan lalu yang sebanyak 179 kasus dalam sehari. Ada kematian 8 jiwa atau turun dari 11 jiwa sepekan lalu.
Pasien yang sembuh sebanyak 199 orang atau menurun dari sepekan lalu 249 orang dalam sehari. Kasus aktif tersisa 1.262 orang dibandingkan sepekan lalu yang masih 1.864 orang. Seluruh atau 38 kabupaten/kota berada dalam zona kuning atau risiko penularan rendah.
Baca juga : Surabaya Raya Tertahan di Level 3 PPKM
Untuk diketahui, penilaian atau asesmen situasi berdasarkan data atau indikator kasus konfirmasi, pasien dirawat di rumah sakit, kematian, dan penularan di komunitas. Selain itu, tes, telusur, tangani atau 3T ditambah kapasitas respons daerah.
Penurunan asesmen, seperti dialami oleh Bojonegoro, Lumajang, Jember, Banyuwangi, dan Pamekasan, lebih disebabkan kinerja penelusuran dan kapasitas respons tidak lagi memadai. Asesmen bisa berubah membaik jika ada perbaikan kinerja satuan tugas daerah untuk mengembalikan kapasitas indikator menjadi memadai kembali.
Kinerja Surabaya dalam enam indikator asesmen situasi tetap baik. (Windhu Purnomo)
Sementara itu, menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali, untuk Jatim hanya Kota Blitar yang masuk kategori level 1. Daerah yang masuk level 2 ialah Kota Madiun, Kota Kediri, Jombang, Banyuwangi, dan Kota Pasuruan. Mayoritas atau 32 kabupaten/kota di Jatim masuk kategori level 3 sehingga masih harus ditempuh pembatasan sosial dan mobilitas.
Menurut epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, sebagai daerah sendiri, Surabaya sebenarnya sudah layak masuk kategori level 1. Dalam asesmen situasi, Surabaya masih terus bertahan dengan nilai 1. Sejak sebulan terakhir, nilai itu tidak berubah atau menurun. ”Kinerja Surabaya dalam enam indikator asesmen situasi tetap baik,” katanya.
Namun, menurut Windhu, dalam penetapan kategori kebijakan PPKM, Surabaya tidak dilihat sebagai daerah tersendiri, tetapi sebagai kawasan aglomerasi Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo), bahkan Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan). Penurunan ke level 2 belum bisa diwujudkan karena cakupan vaksinasi di Gresik dan Sidoarjo dalam konteks Surabaya Raya atau ditambah Bangkalan dan Kabupaten Mojokerto dalam konteks Gerbangkertasusila belum memadai.
Baca juga : Surabaya Gencarkan Tim Buru ”Swab” dan Vaksin
Diktum kedua Instruksi Mendagri No 47/2021 menyebutkan penetapan level wilayah berpedoman pada indikator penyesuaian upaya kesehatan masyarakat dan pembatasan sosial dalam penanggulangan pandemi Covid-19 yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Selain itu, ada penambahan indikator capaian total vaksinasi dosis 1 dan vaksinasi dosis 2 bagi warga lanjut usia di atas 60 tahun dari target. Penurunan ke level 2 bisa dicapai jika vaksinasi dosis 1 minimal 50 persen dan cakupan bagi lansia minimal 40 persen. Penyesuaian ini juga ditempuh terhadap wilayah aglomerasi, termasuk Surabaya Raya, bahkan Gerbangkertasusila.
Untuk cakupan vaksinasi dosis 1 dalam konteks Gerbangkertasusila, hanya Bangkalan yang belum mencapai minimal 50 persen karena masih berada di 23,7 persen atau amat rendah. Untuk cakupan vaksinasi dosis 1 bagi kelompok lansia, ada empat daerah di bawah 40 persen, yakni Bangkalan (6,7 persen), Sidoarjo (39 persen), Gresik (31 persen), dan Kabupaten Mojokerto (28 persen).
”Jika tidak ada perbaikan kinerja dalam vaksinasi di Gerbangkertasusila, penurunan ke level 2 akan amat lama,” kata Windhu.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya terus berkolaborasi, terutama dengan Sidoarjo dan Gresik, dalam hal vaksinasi untuk kepentingan penurunan ke level 2. Jika dikaitkan dengan konteks Gerbangkertasusila, kolaborasi juga harus dijalin dengan Mojokerto dan Bangkalan.
”Intinya, daerah di sekitar Surabaya yang tertinggal dalam cakupan vaksinasi akan kami bantu dan dorong sehingga bersama-sama dapat mengatasi pandemi ini dengan baik,” kata Eri. Dorongan ke Sidoarjo mulai terlihat keberhasilannya karena tinggal sedikit lagi daerah ini akan mencapai cakupan minimal warga lansia sebesar 40 persen. Gresik menjadi sasaran selanjutnya dan bisa diperluas ke Mojokerto dan Bangkalan jika ingin Gerbangkertasusila masuk ke level 2 PPKM.
Baca juga : Kolaborasi Kalbe dan Kompas Gramedia untuk Vaksinasi di Gresik dan Pekanbaru
Kolaborasi
Terkait vaksinasi, PT Kalbe Farma Tbk dan Kompas Gramedia mengadakan Sentra Vaksinasi Covid-19 dosis 2 di Auditorium Petrokimia Gresik. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Daerah Kompas Gramedia Jawa Timur ini sebelumnya digelar dua pekan lalu di tempat sama dengan sasaran 1.000 orang yang didominasi pelajar dan ibu hamil.
Menurut Corporate Sustainability Manager Kalbe Abi Nisaka, vaksinasi merupakan bagian dari kontribusi perusahaan untuk mendorong kekebalan kelompok. Kalbe juga menyediakan obat, suplemen, layanan telemedicine, dan laboratorium pemeriksaan dan terapi Covid-19.
Vice President Corporate Communication Petrokimia Awang Djohan Bachtiar menambahkan, perusahaan merasa bangga karena mendapat kepercayaan untuk mengadakan sentra vaksinasi. Pelaksanaan mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat karena dapat berlangsung dengan tertib dan lancar. Selain itu, gugus tugas mandiri memastikan penerapan protokol kesehatan.
Pada kesempatan itu juga digelar gelar wicara (talkshow) yang disiarkan melalui Radio Sonora dengan tema ”Peran BUMN dalam Pemulihan Ekonomi Lokal di Tengah Pandemi Covid-19”. Pembicara dalam acara itu antara lain Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Gresik Agus Budiono serta Sutomo, perajin sarung khas Gresik, binaan Petrokimia Gresik.
Benang merah dalam diskusi tersebut, selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020, hampir seluruh pelaku UMKM di kota pudak yang jumlahnya hampir 171.200 unit usaha mengalami penurunan omzet hingga 80 persen. Bahkan, banyak yang gulung tikar karena pesanan sama sekali tidak ada, sedangkan sektor makanan dan minuman terganjal dengan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Kendati demikian, dengan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah pusat dan kabupaten berupa modal kerja, perekonomian di Kabupaten Gresik mulai menggeliat. Indikator mulai bangkitnya sektor UMKM, menurut Agus, terbukanya ekspor produk UMKM, antara lain rotan, bambu, mangga, dan sarung, ke beberapa negara, seperti Jepang dan Timur Tengah.