Inovasi dan Kolaborasi Kunci Adaptasi Hadapi Pandemi Covid-19
Universitas Udayana merayakan hari kelahirannya ke-59 tahun, Rabu (29/9/2021). Menko Polhukam menyebutkan, inovasi dan kolaborasi menjadi kunci untuk keluar dari kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Universitas Udayana, Bali, merayakan hari kelahirannya ke-59 tahun pada Rabu (29/9/2021). Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohammad Mahfud MD menyebutkan, inovasi dan kolaborasi menjadi kunci untuk beradaptasi dan keluar dari kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Puncak perayaan Dies Natalis Ke-59 Universitas Udayana, Rabu (29/9), diselenggarakan secara hibrida, yakni, secara langsung di kampus dan juga secara di dalam jaringan (daring).
Dalam hari perayaannya Universitas Udayana Ke-59 tahun itu, ditayangkan rekaman ucapan selamat dari sejumlah tokoh, baik tokoh nasional maupun tokoh di Bali, termasuk Presiden Joko Widodo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Bali Wayan Koster, Kepala Polda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra, dan Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Dalam laporannya di Rapat Senat Terbuka Dies Natalis Ke-59 Universitas Udayana itu, Rektor Universitas Udayana I Nyoman Gde Antara menyebutkan pencapaian Universitas Udayana ataupun rencana pengembangan Universitas Udayana menjadi pusat inovasi nasional dengan visi, yakni terwujudnya perguruan tinggi yang unggul, mandiri, dan berbudaya.
Antara juga menyatakan, tema perayaan Dies Natalis Ke-59 Universitas Udayana adalah ”Memperkuat Inovasi dan Daya Saing dengan Semangat Gotong Royong di Era Pandemi Covid-19 untuk Indonesia Bangkit” juga mencerminkan semangat sivitas akademika Universitas Udayana untuk bersatu dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan berperan aktif dalam upaya kebangkitan Indonesia dari dampak pandemi Covid-19.
Adapun dalam tayangan video ucapan selamatnya atas Dies Natalis Ke-59 Universitas Udayana, Presiden Joko Widodo menyatakan, perguruan tinggi harus menjadi episentrum kemajuan, menciptakan ruang bagi tumbuh suburnya berbagai inovasi. Selain itu juga menyediakan sumber daya manusia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan yang mampu menghasilkan solusi dan terobosan dalam memecahkan permasalahan bangsa.
Situasi pandemi Covid-19, menurut Presiden, memberikan banyak pelajaran, antara lain penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecepatan inovasi menjadi prasyarat agar mampu tangguh dan terus tumbuh.
Presiden juga mengharapkan Universitas Udayana mampu meremajakan dirinya di usia ke-59 tahun, antara lain, dengan meremajakan kurikulum dan metode pengajaran, memfasilitasi mahasiswa untuk merdeka belajar, dan memperkuat kolaborasi dengan praktisi dan pelaku industri.
”Saya berharap Universitas Udayana menghasilkan sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang unggul, semakin berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa dengan tetap kuat menjaga akar tradisi dan budaya Bali,” kata Joko Widodo seperti dalam tayangan videonya.
Orasi ilmiah
Secara daring, Menko Polhukam Mahfud MD memberikan orasi ilmiah dalam rangkaian Dies Natalis Ke-59 Universitas Udayana, Rabu (29/9). Mahfud menyebutkan, di Indonesia terdapat lebih dari 3.250 perguruan tinggi. Dari sekitar 3.250 perguruan tinggi itu, terdapat 122 perguruan tinggi negeri, termasuk Universitas Udayana. Jumlah perguruan tinggi sebanyak itu, menurut Mahfud, menjadi modal dan kekuatan yang besar bagi Indonesia untuk menumbuhkan inovasi dan membangun daya saing nasional.
Saya berharap Universitas Udayana semakin berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa dengan tetap kuat menjaga akar tradisi dan budaya Bali. (Joko Widodo)
”Modal itu tinggal didorong dalam kolaborasi dengan masyarakat, kolaborasi dengan instansi pemerintah, atau antarinstansi pemerintah, dan (kolaborasi) dengan dunia industri sehingga dapat menghasilkan inovasi yang menjadi basis daya saing inovasi nasional,” kata Mahfud.
Sebelumnya, Mahfud juga menyatakan, lembaga pendidikan tinggi merupakan tempat bagi orang yang berpikiran kritis dan berani. Untuk membuktikan lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat hidupnya pikiran-pikiran kritis, Mahfud menyebutkan inovasi sebagai bukti adanya denyut kehidupan pikiran kritis dan berani di universitas. Inovasi juga sejalan dengan daya saing bangsa.
”Dengan inovasi dan daya saing, bangsa Indonesia tidak hanya mampu keluar dari impitan situasi pandemi. Namun juga akan mampu melompat lebih tinggi dan lebih jauh sehingga menyamai, bahkan bisa melebihi bangsa lain yang peradabannya diketahui sudah lebih dahulu maju,” kata Mahfud.
Mahfud mengatakan, bangsa Indonesia harus tetap berdiri pada fondasi dan jati dirinya untuk mengejar kemajuan melalui inovasi. Mahfud menyebutkan, bangsa Indonesia mendasarkan pembangunan jiwa bangsanya kepada semangat kebersamaan, gotong royong, tanpa menghilangkan fitrah indiviualnya.
”Dalam konteks ini, inovasi harus diletakkan dalam semangat gotong royong dalam membangun dan memajukan bangsa. Gotong royong dalam konteks memperkuat inovasi dan daya saing,” ujarnya.
Dalam orasi ilmiahnya itu, Mahfud juga menyebutkan, secara sejarah, Universitas Udayana merupakan perguruan tinggi yang digagas Presiden Soekarno dengan tujuan menyiapkan sumber daya manusia yang cerdas melalui pendidikan yang bermutu.
Adapun serangkaian perayaan Dies Natalis Ke-59 Universitas Udayana itu, pihak Universitas Udayana memberikan penghargaan berupa Anugerah Udayana 2021 kepada dua figur yang dinilai berjasa dalam pengembangan Universitas Udayana.
Dua tokoh penerima Anugerah Udayana 2021 adalah mantan Dekan Fakultas Kedokteran yang juga menjabat Rektor Universitas Udayana periode 2013-2017 I Ketut Suastika, dan Guru Besar Fakultas Peternakan, yang juga Ketua Tim Perumus Visi Misi Universitas Udayana 2005, I Gede Mahardika.