Waspadai Kluster Sekolah di NTT Saat Pembelajaran Tatap Muka Berlangsung
Penyelenggara pendidikan di Kota Kupang sebaiknya benar-benar mempersiapkan sarana sesuai protokol kesehatan ketika hendak menggelar pembelajaran tatap muka terbatas agar sejak dini bisa menghindari kluster sekolah.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Penyelenggara pendidikan dasar dan menengah di Nusa Tenggara Timur perlu mewaspadai kluster Covid-19 saat pembelajaran tatap muka terbatas berlangsung di semua kabupaten/kota. Para siswa tidak boleh terlibat dalam pesta yang diselenggarakan masyarakat agar terhindar dari paparan Covid-19.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur Hyronimus Fernandes, Jumat (24/9/2021) di Kupang, mengatakan, sebagian SD, SMP, dan SMA atau sederajat di provinsi ini sejak 20 September 2021 menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Tentu sekolah-sekolah ini telah menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan secara lengkap.
Mestinya ada tim yang mengawasi PTM terkait penerapan protokol kesehatan di sekolah. Siswa sudah hampir dua tahun tidak pernah bertemu di sekolah. Tentu saat bertemu mereka meluapkan kegembiraan dengan berbagai cara, termasuk melepas masker atau tidak mengenakan masker secara benar dan lupa menjaga jarak.
”Sebelum terjadi, sebaiknya sejak dini semua pihak baik guru, orangtua, siswa, dan lingkungan sekitar berperan serta membantu mengingatkan semua anggota komunitas sekolah agar menerapkan protokol kesehatan ketat secara bersama-sama,” kata Fernandes.
Belajar dari pengalaman sekolah di luar NTT yang sudah terpapar Covid-19, para pengambil kebijakan di NTT harus saling membantu agar prokes Covid-19 di sekolah dijalankan dengan baik. Untuk itu, Kepala dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, orangtua, petugas keamanan sekolah, dan masyarakat saling bekerja sama agar sekolah itu terhindar dari Covid-19. ”Mencegah secara dini itu jauh lebih baik ketimbang menutup sekolah berbulan-bulan hanya karena ada yang terpapar Covid-19,” katanya.
Kepala Sekolah Dasar Inpres Liliba Kota Kupang Yohanes Tukan mengatakan, PTM telah berlangsung pada 20 September 2021 secara terbatas. Sebanyak 40 guru di sekolah itu sudah divaksin. Jumlah 40 guru ini menangani 865 siswa, dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Masing-masing rombongan belajar sebanyak 20-25 orang, dari kelas satu sampai dengan kelas enam.
Mencegah secara dini itu jauh lebih baik ketimbang menutup sekolah berbulan-bulan hanya karena ada yang terpapar Covid-19. (Hyronimus Fernandez)
Setiap kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung 35 menit. Satu rombongan belajar mengikuti KBM selama tiga hari dalam satu pekan.
Hindari kerumunan
”Mereka tidak diberi peluang berkumpul di halaman sekolah baik sebelum maupun setelah KBM. Setiap siswa begitu datang dari rumah langsung mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, mengenakan masker, lalu masuk ruangan masing-masing satu per satu. Begitu pula setelah jam pelajaran selesai, mereka langsung pulang ke rumah masing-masing,” kata Tukan.
Ia berharap, selama di rumah siswa tidak boleh bepergian ke mal, pusat perbelanjaan, dan berkumpul dengan teman-teman atau masyarakat umum. Aktivitas siswa selama di rumah tetap dibatasi demi kebaikan bersama. Kewajiban orangtua selama siswa di rumah ialah menjaga anak-anak agar tidak terpapar Covid-19.
Membentengi siswa dari paparan Covid-19 sebagai upaya menjaga keberlangsungan KBM tatap muka berlangsung aman, nyaman, tertib, dan menjaga mutu pendidikan. Melalui KBM tatap muka, siswa dapat menyelami pendidik secara leluasa, efektif, dan mudah.
Kepala Dinas Kesehatan NTT Messerasih Ataupah mengatakan, Kota Kupang masih berada pada level 3 kasus, sedangkan kabupaten lain sudah turun ke level 2 Covid-19. Kegiatan belajar tatap muka terbatas boleh digelar, tetapi tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.
Dikatakan, di Kota Kupang sebagian sekolah sudah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka, tetapi kebanyakan masih menggelar daring. Sejumlah sekolah memilih menyelenggarakan KBM tatap muka pekan depan atau dua pekan lagi. ”Ini sesuai kesiapan sekolah itu. Bagi sekolah yang sudah menyelenggarakan KBM, itu sudah siap menerapkan protokol kesehatan,” kata Ataupah.
Ia berharap KBM tatap muka ini tetap mengutamakan pemberlakuan prokes secara ketat. Jangan lengah menerapkan protokol kesehatan karena dampaknya sangat buruk bagi kesehatan. Euforia PTM jangan berlebihan.
Ditegaskan, guru tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga selalu mengingatkan siswa terkait pandemi Covid-19 ini. Pandemi Covid-19 dan dampaknya bagi ekonomi dan pembangunan di Tanah Air saat ini perlu disampaikan diketahui siswa secara garis besar, biar mereka paham, menyadari, dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.