Cegah Kluster Sekolah, Siswa di Pantura Jateng Dites Berkala
Kluster penularan Covid-19 di sekolah-sekolah diantisipasi oleh pemerintah di kawasan pesisir pantura barat Jateng dengan tes acak. Selain itu, mereka juga menggencarkan vaksinasi pelajar.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pemerintah daerah di kawasan pesisir pantai utara (pantura) barat Jawa Tengah berupaya mencegah munculnya kluster sekolah dengan melakukan tes antigen secara berkala. Tak hanya itu, vaksinasi juga terus digenjot untuk mencapai kekebalan komunal di lingkungan sekolah.
Di Kabupaten Brebes, tes antigen acak di sejumlah sekolah digelar sejak Kamis (23/9/2021). Hingga Jumat (24/9/2021), sedikitnya 125 siswa telah dites antigen sebagai bentuk deteksi dini. Hasil tes para siswa yang berasal dari SMA Negeri 2 Brebes, SMA Negeri 1 Larangan, dan MTs Negeri 2 Brebes itu semuanya negatif.
”Tes ini akan kami lakukan secara acak ke sejumlah sekolah untuk mencegah munculnya kluster penularan. Jika berdasarkan hasil tes ada yang positif, kegiatan belajar-mengajarnya kami hentikan dulu paling tidak dua pekan untuk mencegah perluasan penularan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Brebes Djoko Gunawan.
Selain melakukan tes Covid-19 acak, penerapan protokol kesehatan yang ketat saat pembelajaran tatap muka juga menjadi salah satu cara mencegah munculnya kluster sekolah. Menurut Djoko, tim gugus tugas diturunkan ke sekolah-sekolah di Brebes untuk mengecek penerapan protokol kesehatan.
Tes antigen acak untuk mendeteksi penularan Covid-19 juga dilakukan di Kota Pekalongan. Tes antigen di wilayah tersebut dilakukan di SMA Negeri 3, SMP Negeri 6, SMA Negeri 1, SMA Hasyim Ashari, dan SMP Negeri 13. Tes yang diadakan oleh Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Resor Pekalongan Kota itu menyasar 103 siswa dan guru.
”Berdasarkan hasil tes, semuanya negatif. Dalam pelaksanaan uji petik tes antigen ini, kami menerjunkan delapan anggota Biddokes,” ujar Kepala Seksi Humas Polres Pekalongan Kota Ajun Komisaris Suparji.
Sementara itu, di Kabupaten Tegal, tes acak juga dilakukan di empat sekolah. Dari sebanyak 30 siswa yang dites usap antigen, sebanyak dua orang positif. Menindaklanjuti temuan itu, pengetesan terhadap siswa-siswa yang berkontak erat pun dilakukan.
”Sebanyak 20 siswa yang berkontak erat sudah kami tes dan hasilnya negatif semua. Siswa yang positif langsung diminta menjalani isolasi mandiri. Adapun pembelajaran tatap muka di sekolah itu tetap dilakukan, tetapi penerapan protokol kesehatannya diketatkan,” ujar Bupati Tegal Umi Azizah.
Vaksinasi
Selain menggencarkan tes acak, Pemerintah Kabupaten Tegal juga berupaya memvaksin para pelajar. Sasaran vaksinasi pelajar tingkat SD dan SMP di wilayah itu sebanyak 47.504 siswa. Hingga Jumat, sebanyak 14.284 orang atau 30,1 persen sudah divaksin. Ke depan, vaksinasi masih harus dilakukan kepada 33.220 siswa atau 69,9 persen dari total sasaran.
Di Kota Tegal, capaian vaksinasi pelajar mencapai 86 persen dari yang ditargetkan, yakni sekitar 26.000 orang. Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono optimistis vaksinasi pelajar di wilayahnya rampung akhir September.
”Sementara ini, pembelajaran tatap muka di Kota Tegal baru dilakukan terbatas, artinya 50 persen belajar di rumah dan 50 persen di sekolah. Kami berharap paling tidak pada Oktober, 100 persen pelajar Kota Tegal sudah divaksin. Dengan begitu, para siswa bisa 100 persen belajar tatap muka di sekolah,” kata Dedy.