Percepatan Vaksinasi Aglomerasi, Surabaya Kirim Nakes ke Sidoarjo
Kota Surabaya mulai Selasa (21/9/2021) mengirim tenaga kesehatan ke Kabupaten Sidoarjo sebagi daerah aglomerasi untuk membantu percepatan vaksinasi.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta
Pelajar mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di Gedung Auditorium Diklat Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021). Kegiatan yang diselenggarakan Kompas Gramedia bekerja sama dengan Kalbe menyediakan 1.000 dosis vaksin bagi warga. Kegiatan yang sama juga diselenggarakan di tiga kota lainnya, yaitu Pekanbaru, Bantul, dan Bandung. Peserta vaksin diutamakan bagi pelajar berusia di atas 12 tahun dan ibu hamil.
SURABAYA, KOMPAS — Wilayah aglomerasi menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan, terutama dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19. Salah satu langkah percepatan vaksinasi, Kota Surabaya sepakat membantu penanganan Covid-19 di wilayah sekitar dengan mengirim tenaga kesehatan ke Sidoarjo.
Tahap pertama mulai Selasa (21/9/2021) sebanyak 300 tenaga kesehatan (nakes) dikirim untuk membantu percepatan vaksinasi di Kabupaten Sidoarjo. Terkait lokasi dan sentra vaksinasi yang bakal digelar, semuanya disesuaikan dengan jadwal Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, upaya penanganan Covid-19 yang dilakukan Forkopimda Surabaya tak hanya difokuskan untuk Kota Pahlawan karena situasi Covid-19 di kota berpenduduk 2,9 juta jiwa ini sangat dipengaruhi wilayah aglomerasi.
HUMAS PEMKOT SURABAYA
Pemerintah Kota Surabaya dan Polrestabes Surabaya pada Senin (16/8/2021) meluncurkan 22 unit Mobil Respons Cepat Vaksin Keliling Kota Surabaya.
Alasan lain, Surabaya juga tidak bisa berdiri tanpa daerah sekitarnya sebagai penunjang. Maka, ketika Sidoarjo ataupun daerah sekitar membutuhkan percepatan vaksinasi, Forkopimda Surabaya siap membantu.
Untuk itu Pemkot Surabaya mengirim tenaga kesehatan, sedangkan Polrestabes Surabaya mendukung dengan mengoperasikan mobil vaksinnya. Dengan cara demikian, semua daerah di wilayah aglomerasi bisa bersama-sama mengatasi pandemi dan selanjutnya menggerakkan ekonominya.
Kepala daerah harus bahu-membahu, bergotong rotong sehingga menjadi satu bagian karena aglomerasi tidak bisa dipisahkan.
Eri Cahyadi mengatakan, memutus mata rantai pandemi di wilayah aglomerasi tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan gotong royong dan kerja sama seluruh elemen, baik antarkepala daerah maupun masyarakatnya. ”Kepala daerah harus bahu-membahu, bergotong rotong sehingga menjadi satu bagian karena aglomerasi tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.
Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan berencana hadir langsung dalam peluncuran perdana vaksinasi di Sidoarjo. Menurut Yusep, kolaborasi antarkepala daerah itu penting dalam menyelesaikan persoalan, terutama dalam menyelesaikan pandemi Covid-19.
”Karena kebersamaan kita antarkepala daerah, antar-forkopimda itu yang terbaik buat negeri ini Indonesia. Dengan demikian, pandemi ini bisa dilewati bersama,” tuturnya.
Tidak terganggu
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menjelaskan, hari ini Pemkot Surabaya mulai terlibat dalam vaksinasi di aglomerasi di Sidoarjo. Begitu jumlah peserta dan titik sentra vaksinasi ditambah, Pemkot Surabaya siap menambah jumlah nakes. Terkait titik lokasi ditentukan Dinkes Sidoarjo.
Jadi, menurut Febria, nakes yang terlibat vaksinasi massal di Sidoarjo bisa mencapai 700 orang. ”Vaksinasi massal kemungkinan baru digelar pada Kamis (23/9) dengan lokasi pelaksanaan segera diinformasikan oleh Dinkes Sidoarjo,” katanya.
Nakes yang dikirim dari Surabaya ini berasal dari beberapa instansi, antara lain dari klinik, sekolah kesehatan, relawan, fakultas kedokteran, hingga nakes dari puskemas dan rumah sakit yang ada di Surabaya. ”Meski membantu Sidoarjo, vaksinasi di Surabaya tetap berlangsung, apalagi kegiatan di Sidoarjo juga dibantu mobil vaksin dari polrestabes,” tuturnya.
Sebelumnya, Eri Cahyadi meninjau vaksinasi yang digelar di kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Senin (20/9). Vaksinasi di kampus tersebut menggunakan model layanan tanpa turun (lantatur) atau drive thru.
Program vaksinasi lantatur bakal dilakukan selama tiga hari ke depan. Target sasaran selama tiga hari ke depan sebanyak 5.000 orang dengan capaian maksimal 1.500 orang per hari.
Menurut Febria, pencapaian vaksinasi di Surabaya hingga Selasa (14/9) dari semua kelompok sudah menyasar 2.218.121 orang. Bahkan, untuk dosis 1 sudah mencapai 2.219.276 orang, dosis 2 sebanyak 1.426.546 orang, dosis 3 mencapai 27.016 orang.
Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, hingga saat ini capaian vaksinasi di provinsi dengan penduduk sekitar 42 juta jiwa sudah melebihi 12 juta dosis. Bahkan, untuk dosis 1 sudah mencapai 13 juta dosis.
Sekarang melalui rukun tetangga (RT) dan rukun wilayah (RW), Pemkot Surabaya terus menggencarkan 3T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) terus dilakukan. Warga terus diajak bersedia menjalani uji antigen yang digelar di satu titik dekat dengan tempat tinggalnya.
Semisal warga RW 003 Kelurahan Gunung Anyar sejak sepekan lalu sudah diinformasikan tentang kegiatan tes antigen di kantor kelurahan. Siapa saja bisa ikut sebagai langkah pelacakan, cukup dengan mendaftarkan diri melalui RT.