Wapres Amin: Keberhasilan Vaksinasi Ditentukan Kemampuan Pusat dan Daerah
Saat meninjau pembelajaran tatap muka di Banten, Wapres Ma’ruf Amin menuturkan keberhasilan pandemi Covid-19 dipengaruhi banyak faktor, di antaranya vaksinasi yang ditunjang kemampuan pemerintah pusat dan daerah.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 dipengaruhi banyak faktor. Program vaksinasi berperan penting, tetapi mesti tetap ditunjang kemampuan pemerintah pusat dan daerah. Tak hanya untuk tingkatkan upaya pengujian, tetapi juga pelacakan dan tindakan serta menertibkan masyarakat agar lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Pada Kamis (16/9/2021), Wapres Ma’ruf Amin meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang digelar secara terbatas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 19 Kabupaten Tangerang, Banten. Hal ini dilakukan setelah beberapa waktu lalu Wapres meninjau PTM sejumlah sekolah di DKI Jakarta dan Bogor, Jawa Barat.
”Vaksinasi tidak serta-merta menggantikan implementasi protokol kesehatan, tetapi mampu mengurangi tingkat keparahan seseorang apabila terkonfirmasi positif Covid-19,” kata Wapres Amin yang dalam peninjauan PTM kali ini didampingi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim.
Vaksinasi tidak serta-merta menggantikan implementasi protokol kesehatan, tetapi mampu mengurangi tingkat keparahan seseorang apabila terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, Wapres juga didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani, serta Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah Kabupaten Tangerang Mohamad Bayuni.
Wapres Amin menuturkan adanya sambutan baik terhadap pembukaan sekolah melalui PTM terbatas yang sudah diharapkan sejak lama. ”Informasi yang kita peroleh memang pendidikan melalui daring tidak optimal, sangat kurang, apalagi kalau daerahnya internet blank, tidak tertangkap, atau lemah. Mereka itu sebetulnya tidak belajar. Bukan lagi belajar daring, tapi tidak belajar,” katanya.
Terkait dengan PTM tersebut, pemerintah menargetkan percepatan dan prioritas vaksinasi bagi para pelajar dan guru. Wapres Amin di kesempatan tersebut juga menyampaikan terima kasih kepada TNI yang dapat menjangkau pesisir, kepulauan, sehingga vaksinasi dapat mencapai hingga ke daerah seperti itu.
Pemerintah pun mempercepat vaksinasi di daerah aglomerasi. Capaian vaksinasi di pusat aglomerasi sudah terpenuhi. Capaian vaksinasi di Jakarta, misalnya, bahkan lebih dari 100 persen karena tidak hanya penduduk dengan KTP Jakarta, tetapi warga yang bekerja dan belajar di Jakarta juga divaksin meskipun tidak ber-KTP Jakarta.
”Tapi memang daerah-daerah sekitarnya, seperti Tangerang Raya, Bogor, Depok, dan Bekasi, masih rendah karena itu sekarang program vaksinasi mengarah pada daerah-daerah sekitar itu sehingga nanti levelnya sudah dapat diturunkan,” kata Wapres Amin.
Lebih jauh Wapres mengatakan, Jakarta sebenarnya bisa masuk ke PPKM level 2, bahkan 1. ”Ketentuan kita (untuk berpindah) dari level 3 ke level 2 itu harus tervaksin 50 persen, dari 2 ke 1 harus sudah tervaksin 70 persen. (Tingkat pencapaian vaksinasi) Jakarta sudah di atas, tapi belum diturunkan (level PPKM-nya) masih level 3 karena sekitarnya belum (memiliki capaian vaksinasi seperti ditentukan),” ujar Wapres.
Vaksinasi mengejar PTM
Mendikbudristek Nadiem Makarim menuturkan kebahagiaannya ketika melihat banyak daerah telah mengakselerasi PTM terbatas. ”Saya hanya ingin menekankan sekali lagi bahwa vaksinasi itu harus mengejar tatap muka. Bukan tatap muka yang mengejar vaksinasi. Jadinya, sekolah-sekolah di (daerah dengan PPKM) level 1 sampai 3 harus segera melaksanakan tatap muka terbatas karena, kalau tidak, kita tidak akan berlatih untuk protokol kesehatan baru, termasuk PAUD dan SD,” katanya.
Vaksinasi itu harus mengejar tatap muka. Bukan tatap muka yang mengejar vaksinasi.
Pelaksanaan program vaksinasi yang harus mengejar PTM tersebut ditempuh dengan memprioritaskan guru, tenaga pendidik, murid di atas umur 12 tahun, dan juga orangtua murid. Hal ini menjadi dasar kebijakan pemerintah pusat. ”Vaksinasi bukan menjadi kriteria untuk tatap muka, tapi malah kalau di sekolahnya semua guru sudah lengkap divaksinasi, dia wajib mengerjakan (pembelajaran) tatap muka,” kata Nadiem.
Sementara itu, TNI Angkatan Laut kembali melaksanakan program Serbuan Vaksinasi Covid-19 II (dosis kedua) di Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Langkah ini untuk mendukung percepatan vaksinasi di Kabupaten Serang dan sebagai kelanjutan vaksinasi dosis pertama yang sebelumnya telah dilaksanakan pada 19 Agustus 2021.
Program vaksinasi ini menargetkan 3.000 sasaran, yaitu santri putra sebanyak 500 orang, santri putri 500 orang, pengurus pesantren 200 orang, mahasiswa 200 orang, dan masyarakat sekitar pesantren 1.600 orang. Secara teknis, vaksinasi dilakukan di tiga lokasi, yakni di GOR Penata Tanara untuk vaksinasi santri putra, Aula Putri untuk vaksinasi santri putri, dan Aula Utama untuk vaksinasi masyarakat umum.
Pelaksanaan vaksinasi dengan vaksin Sinovac ini didukung tenaga kesehatan atau vaksinator sebanyak 100 personel yang berasal dari Diskes TNI AL/RSAL Mintohardjo, Diskes Koarmada I, Diskes Lantamal III Jakarta, Diskes Kormar, Biddokes Polda Banten, Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, dan Puskesmas Tanara.
Vaksinasi di sekolah dan pesantren dapat menambah kekebalan komunal. Para siswa serta pengajar yang sudah divaksin pun dapat tenang melaksanakan proses belajar mengajar dengan tatap muka.
Turut mendampingi Wapres Amin di kesempatan ini adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono beserta istri, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto, dan Kapolda Banten Irjen (Pol) Rudy Heriyanto. TNI AL selama ini menyasar daerah-daerah seperti pesisir, pelabuhan perikanan, dan pulau terluar.
”(Setelah) daerah-daerah tersebut sudah tervaksin, ini kita arahkan untuk berikutnya ke sekolah-sekolah dan pesantren sehingga proses tatap muka, nantinya, apabila mereka sudah divaksin, tentunya menambah herd immunity dan para siswa serta pengajar dapat tenang melaksanakan proses belajar mengajar dengan tatap muka,” kata Yudo.