Bantuan Pembaca "Kompas" Antar Siswa MBR di Surabaya Meraih Cita-cita
Dana Kemanusiaan Kompas kembali menyalurkan bantuan dari pembaca Kompas berupa beasiswa bagi pelajar dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Surabaya, Jatim. Bantuan ditujukan bagi siswa sekolah swasta.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menjalin kesepakatan kerja sama dengan sejumlah lembaga, termasuk Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas dalam penyaluran beasiswa bagi siswa dari masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Beasiswa diberikan kepada pelajar di sekolah swasta selama tiga tahun ajaran.
Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dengan sembilan pihak yang memberikan beasiswa termasuk Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) digelar di Balai Kota Surabaya, Selasa (14/9/2021).
Berdasarkan laporan Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, pada 2021 ini, nilai bantuan untuk beasiswa naik dari 2020 sebesar Rp 4 miliar, menjadi Rp 12 miliar. Dari total bantuan itu, Rp 5 milar di antaranya berasal dari berbagai lembaga, perusahaan, yayasan, serta organisasi. Adapun Rp 7,4 miliar lainnya uluran tangan dari aparat sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya dengan pola anak asuh. Dana sebesar itu bisa membiayai pendidikan untuk 4.000 pelajar hingga lulus sekolah.
Seluruh bantuan tersebut, menurut Supomo, tidak diterima langsung oleh siswa dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut. Pemberi bantuan langsung mentransfer ke rekening sekolah tempat siswa belajar.
Sistemnya, sekolah mengajukan pencairan uang sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Sebelum mencairkan dana, instansi pemberi bantuan akan melakukan verifikasi secara ketat. ”Jadi akurasi bantuan bagi pelajar dari masyarakat berpenghasilan rendah tersebut benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat,” ujar Supomo.
Untuk selanjutnya, para donatur pun bisa memantau hasil pembelajaraan anak asuh melalui aplikasi yang kini sedang disiapkan Dinas Pendidikan Kota Surabaya. ”Melalui aplikasi ini, nantinya pemberi beasiswa bisa mengikuti hasil pendidikan anak-anak asuh yang mereka biayai,” kata Supomo.
Ketua Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Antonius Tomy Trinugroho mengatakan, bantuan pembaca Kompas berupa beasiswa untuk siswa dari warga berpenghasilan rendah sudah dilakukan dua kali. Pada tahun ajaran 2021-2022 ini, bantuan DKK bagi pelajar SMP swasta senilai Rp 300 juta.
Eri Cahyadi mengungkapkan, tanpa bantuan berbagai pemangku kepentingan, sulit bagi Pemkot Surabaya mengatasi berbagai persoalan, termasuk membiayai pendidikan para pelajar dari kelompok marjinal. Upaya lain agar semua anak-anak di Kota Pahlawan bisa meraih mimpinya, jajaran pegawai Pemkot Surabaya menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berzakat dengan menjadi orangtua asuh.
Ia berharap ketika seluruh pemangku kebijakan di kota berpenduduk 2,9 juta jiwa ini melakukan upaya serupa, yakni saling tolong-menolong dan membantu. ”Insyaallah ini akan dicatat sebagai amal jariyah. Panjenengan (Anda) adalah orang yang berempati. Ini juga sebagai bentuk wawasan baru dan bisa dijadikan pelajaran, terima kasih sedalam-dalamnya,” kata Eri yang juga mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.