Filantropi berperan strategis dalam mendukung kemajuan bangsa, terutama sektor pendidikan dan kesehatan. Hal itu menjadi bagian dari upaya membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mempunyai potensi besar untuk maju, tetapi kondisi pendidikan dan kesehatan, khususnya tengkes, secara nasional, masih memprihatinkan. Karena itu, filantropi pendidikan dan kesehatan berperan strategis dalam mendukung kemajuan bangsa.
CEO Global Tanoto Foudation J Satrijo Tanudjojo di acara kunjungan virtual ke harian Kompas, Senin (6/9/2021), mengatakan, pendiri Tanoto Foundation, yakni Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei, percaya bahwa potensi Indonesia harus dikembangkan dan itu direalisasikan dengan fokus pada program pendidikan dan kesehatan. Tanoto Foundation yang berusia 40 tahun beroperasi di Indonesia, China, dan Singapura.
Fokus di bidang pendidikan, ujar Satrijo, karena Tanoto Foundation percaya dengan peningkatan akses pendidikan bermutu, kehidupan jadi setara. Program pendidikan yang disasar ialah dari pendidikan anak usia dini serta pendidikan dasar di jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama (SD-SMP).
Program tersebut menyasar peningkatan mutu dari guru-guru dan kepala sekolah. Implementasi sejumlah program itu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Salah satunya tecermin di hasil PISA atau Program for International Student Assessment yang meningkat.
PISA merupakan sistem ujian yang diinisasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar, yaitu membaca, matematika, dan sains.
”Ada juga program untuk calon pemimpin masa depan yang bermitra dengan sembilan perguruan tinggi mitra. Bantuan mencakup biaya kuliah, uang hidup, dan untuk pelatihan yang terstruktur supaya bisa menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter, antara lain peduli, integritas, daya tahan, dan entrepreneurship (wirausaha),” ujar Satrijo.
Kunjungan virtual Tanoto Foundation ini disambut, antara lain, CEO Kompas Gramedia yang juga Pemimpin Umum Harian Kompas Lilik Oetama. Pertemuan ini juga membahas peluang kolaborasi demi mendukung praktik baik dan riset dalam pendidikan dan kesehatan agar makin berdampak bagi kemajuan Indonesia.
Ada program bagi calon pemimpin masa depan bermitra dengan sembilan perguruan tinggi. Bantuan mencakup biaya kuliah, uang hidup, dan pelatihan terstruktur agar menjadi pemimpin berkarakter.
”Kami menyambut baik untuk dapat terus bekerja sama erat ke depannya karena mempunyai pandangan yang sama agar Indonesia menjadi lebih baik. Kuncinya dengan berkolaborasi,” kata Satrijo.
M Ari Widowati, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, menambahkan, para guru, kepala sekolah, dosen, dan pejabat dinas pendidikan di daerah yang bermitra dengan Tanoto Foundation diajak berani menulis dan menyebarkan praktik baik yang dilakukan. ”Dengan berbagi melalui tulisan, mereka menjadi teridentifikasi lembaga lain sehingga ada yang mendapat champion untuk program di pendidikan dasar,” kata Ari.
Bidang kesehatan
Filantropi juga perlu dilakukan di bidang kesehatan, termasuk dukungan untuk riset kesehatan terkait penyakit dengan prevalensi tinggi di Asia, meliputi diabetes melitus, kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Menurut Satrijo, dukungan bagi sektor pendidikan dan kesehatan dilakukan dengan mengutamakan dampak. Dengan demikian, Tanoto Foundation menganggap tidak memberikan sumbangan, tetapi berinvestasi sehingga harus ada imbal hasilnya berupa perubahan.
”Sebagai contoh, untuk dukungan pada pencegahan stunting (tengkes atau gagal tumbuh kembang karena kurang gizi kronis), harus ada dampak pada pengurangan sampai di bawah 20 persen. Untuk sekolah mitra, juga harus ada hasil asesmen (penilaian) tinggi. Untuk mengetahui dampak ini, bukan memakai asumsi, melainkan berdasarkan bukti ilmiah lewat evaluasi dan riset,” tuturnya.
Dalam pencegahan tengkes, pihaknya juga mengedukasi para remaja. Kesadaran bagi ibu muda atau remaja putri untuk mencegah kelahiran bayi dengan tengkes dibuat dalam buku yang menyasar anak muda.