Vaksinasi Pelajar dan Mahasiswa Tegal Ditargetkan Rampung Pertengahan September
Hingga akhir Agustus, capaian vaksinasi pelajar dan mahasiswa di Kota Tegal, Jawa Tengah, sekitar 60 persen. Pemerintah setempat menargetkan, vaksinasi pelajar dan mahasiswa rampung pertengahan September 2021.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Semua pelajar dan mahasiswa di Kota Tegal, Jawa Tengah, ditargetkan sudah selesai divaksin pada pertengahan September 2021. Supaya target itu tercapai, semua pejabat Organisasi Perangkat Daerah di wilayah tersebut diterjunkan ke sekolah dan perguruan tinggi untuk mengomunikasikan persoalan yang menghambat vaksinasi.
Hingga Senin (30/8/2021), lebih kurang 15.000 pelajar dan mahasiswa di Kota Tegal sudah mendapatkan vaksin minimal dosis pertama. Jumlah tersebut sekitar 60 persen dari total sasaran sebanyak 26.293 orang.
Pemerintah Kota Tegal menargetkan, semua pelajar dan mahasiswa di wilayahnya tervaksin pada pertengahan September supaya pembelajaran tatap muka bisa kembali digelar dengan aman. Selasa (31/8/2021), Kota Tegal yang semula menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan, masyarakat (PPKM) level 4 turun menjadi PPKM level 3. Artinya, daerah tersebut sudah boleh mengombinasikan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring.
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, pihaknya akan menerjunkan semua pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti kepala dinas, kepala badan, sekretaris dinas, kepala bidang, dan kepala bagian ke sekolah-sekolah serta perguruan tinggi. Mereka diberi mandat untuk memantau jalannya vaksinasi pelajar dan mahasiswa di tempat-tempat tersebut.
”Pejabat OPD yang kami terjunkan harus tahu hal-hal yang menghambat vaksinasi di sekolah atau perguruan tinggi yang mereka awasi. Dengan begitu, kita semua bisa segera mencari solusinya bersama-sama dan vaksinasi ini bisa dilakukan dengan cepat,” kata Dedy di Kota Tegal.
Menurut Dedy, rapat evaluasi terkait dengan upaya percepatan vaksinasi pelajar dan mahasiswa akan digelar dua kali dalam sepekan. Pada rapat evaluasi yang dilakukan setiap Selasa dan Kamis itu, setiap pejabat OPD harus melaporkan progres vaksinasi berikut kendala yang dihadapi sekolah atau perguruan tinggi yang mereka awasi.
Dedy memastikan, penerjuan pejabat OPD ke sejumlah sekolah dan perguruan tinggi tersebut tidak akan mengganggu tugas utama mereka di OPD masing-masing. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah sudah ditugaskan untuk menentukan pembagian tugas supaya ”tugas tambahan” tersebut tidak mengganggu pelayanan masyarakat di tiap-tiap OPD.
Vaksinasi pelajar dan mahasiswa sudah dimulai di Kota Tegal sejak akhir Juli. Kendati demikian, vaksinasi untuk pelajar sempat mandek pada awal Agustus lantaran tidak ada stok vaksin Sinovac. Vaksin tersebut merupakan jenis vaksin yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan untuk anak-anak usia 12-17 tahun.
Sampai dengan hari ini, izinnya belum turun. Jadi, (pembelajarannya) masih daring semuanya. Semoga secepatnya bisa turun.
Pekan lalu, Kota Tegal mendapat tambahan suplai vaksin jenis Sinovac. Hal itu membuat vaksinasi pelajar yang sempat mandek selama lebih kurang tiga pekan bisa kembali digelar.
Mengajukan izin
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Ismail Fahmi mengaku sudah mengajukan izin penyelenggaraan pembelajaran tatap muka kepada Satuan Tugas Covid-19 setempat. Kendati demikian, instansinya belum mendapatkan jawaban.
”Sampai dengan hari ini, izinnya belum turun. Jadi, (pembelajarannya) masih daring semuanya. Semoga secepatnya bisa turun sehingga bisa mulai melakukan pembelajaran kombinasi antara daring dan luring di sekolah-sekolah percontohan,” ujar Fahmi.
Sementara itu, di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pembelajaran tatap muka belum diberlakukan meski wilayah tersebut telah menerapkan PPKM level 2. Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid menyatakan masih perlu waktu untuk mematangkan rencana pembelajaran tatap muka di wilayahnya.
”Sebetulnya, sekolah-sekolah sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka karena mereka pernah menjalani uji coba. Tetapi, kami masih perlu memastikan semuanya kondusif. Sekolah harus menyiapkan betul sarana penunjang protokol kesehatannya. Izin dari orangtua siswa juga harus dikantongi,” ucap Afzan.