Masa depan anak-anak yang kehilangan orangtua yang meninggal karena Covid-19 perlu perhatian khusus. Pasca kehilangan orangtua, perlu dipastikan mereka mendapat pengasuhan yang tepat sehingga tidak telantar.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·5 menit baca
Kehilangan dua orangtua sekaligus akibat Covid-19, tentu membuat setiap anak merasa terpukul. Meski demikian, James Husen (11) yang bersama kakaknya Fiona Husen (13) dan adiknya Charles Husen (4), tetap bersyukur. Bahkan, James mendoakan keselamatan bangsa Indonesia, termasuk mendoakan Presiden Joko Widodo dan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.
Ketika ditemui Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Minggu (29/8/2021) siang, James bersama Fiona dan Charles menyambut sukacita kehadiran sang menteri. Bukan hanya berdialog dengan Menteri Bintang, di penghujung pertemuan itu, James bahkan memimpin doa.
“Ya Tuhan saya berdoa untuk negara Indonesia ini yang sedang dilanda virus korona, dan juga seluruh dunia ini. Ya Tuhan saya berdoa untuk Pak Joko Widodo yang sedang berusaha membuat rakyatnya menjadi mematuhi protokol kesehatan dan biarkan itu terjadi dan virus korona cepat berlalu,” ungkap James. Pada kesempatan itu, James juga mendoakan agar Bintang menjadi pahlawan yang bisa membantu anak-anak dan perempuan.
Di akhir doanya, James mengucapkan permohonan: “Ya Tuhan kami sangat minta tolong padamu, agar Indonesia ini, negeri ini bisa jauh dari virus korona. Biarlah bumi kami ini menjadi aman dan damai, terutama yang ada di Indonesia. Biarlah Indonesia menjadi damai kembali tidak ada virus. Biarlah semuanya Engkau dengar dan kabulkan,” ujar James saat mengakhiri doanya.
James bersama saudaranya pada 12 Juli 2021 lalu, menjadi yatim piatu setelah ayahnya Vincentius Husen (46) mengembuskan napas terakhir, menyusul ibunya Siti Fatimah (46) yang meninggal duni lebih dulu pada tanggal 29 Juni 2021. Orangtua mereka meninggal setelah terpapar virus korona tipe baru, SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Tiga bersaudara yang ketika orangtuanya masih hidup tinggal di rumah kontrakan di Jalan Bambu Kuning Selatan, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, kini diasuh Eduardus Marung dan Maria Cahaya, yang juga tinggal di Bekasi. Eduardus berasal dari daerah yang sama daerah dengan orangtua anak-anak tersebut yakni dari Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Eduardus yang berpangkat sersan satu, yang dinas di Batalyon Pembekalan Angkutan 5 Perbekalan Udara, Angkatan Darat memutuskan untuk menjadi orangtua pengganti bagi ketiga anak tersebut.
“Di awal pasti kami sangat sedih karena berharap ayah bisa sembuh, tapi Tuhan berkehendak lain ternyata ayah menyusul ibu. Awalnya berat, apalagi kami dekat dengan ayah, tapi lama kelamaan kami bisa menerima dan merasa nyaman bersama adik-adik di sini. Kami berharap ke depannya semoga terkait masalah pendidikan kami, dapat dijamin dan dibantu,” ungkap Fiona.
Perempuan kepala keluarga
Kunjungan Menteri PPPA setidaknya membangkitkan semangat anak-anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19 untuk melanjutkan masa depan mereka. Sebelum mengunjungi James, Fiona, dan Charles, Menteri Bintang yang didampingi Nahar (Deputi Perlindungan Khusus Anak, Kementerian PPPA) dan Lenny N Rosalin (Deputi Kesetaraan Gender), dan Ulfa Mawardi (Staf Khusus Menteri PPPA), juga menemui empat anak yatim yang ayahnya meninggal dunia karena terpapar Covid-19 di Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Mereka diasuh sang ibu kandung, Lera Susana. Lera yang kini menjadi perempuan kepala keluarga belum memiliki sumber penghasilan. Sejauh ini, dia mengandalkan sisa uang duka dari masyarakat. Lera membutuhkan dukungan karena saat suaminya meninggal dia baru saja melahirkan.
“Kesedihan mendalam dan perasaan tidak berdaya pasti dirasakan oleh yang bersangkutan. Konseling psikologis juga penting dan harus dipastikan pemberiannya demi membangun resiliensi atau daya juang untuk melanjutkan hidup,” kata Menteri Bintang.
Selain memberikan penguatan kepada Lera, Menteri Bintang memberi semangat kepada Naufal anak sulung Lera, untuk terus semangat menjaga adik-adik dan ibunya, serta rajin belajar agar menjadi anak yang cerdas.
Di Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Tangerang, Menteri Bintang juga menemui empat anak yatim yang diasuh seorang perempuan wirausaha, Velly Kristanti. Satu anak merupakan anak kandung dan tiga anak merupakan keponakannya.
Kesedihan mendalam dan perasaan tidak berdaya pasti dirasakan oleh yang bersangkutan. Konseling psikologis juga penting dan harus dipastikan pemberiannya demi membangun resiliensi atau daya juang.
Oleh karena itu, Menteri Bintang berharap dukungan moral diberikan kepada para perempuan kepala keluarga yang ditinggalkan suaminya, selain mendapatkan konseling psikologis, serta program pemberdayaan keluarga dari pemerintah daerah setempat.
Mendapat pengasuhan yang tepat
Kehadiran Menteri Bintang, untuk memastikan situasi anak-anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19 mendapat pengasuhan baik, berada di keluarga yang tepat dan sesuai dengan aturan perundang-undangan, serta memastikan masa depan anak-anak tersebut terjamin dan tidak mengalami penelantaran di kemudian hari.
Menteri Bintang yang didampingi Forum Zakat juga memberikan paket pemenuhan kebutuhan spesifik bagi anak guna memastikan pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan, dan pengasuhan mereka terpenuhi secara optimal.
Sekretaris Umum Forum Zakat, Irvan Nugraha mengungkapkan, Forum Zakat bersama Kementerian PPPA bergerak bersama-sama untuk membantu keluarga terdampak Covid-19, khususnya kepada anak yang orangtuanya meninggal karena Covid-19 hingga akhirnya menjadi yatim, piatu, atau yatim dan piatu. “Forum Zakat bergerak di bidang kemanusiaan dan bertugas untuk menjembatani kebaikan masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Terkait data anak-anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19, hingga kini dari pendataan yang dilakukan Kementerian PPPA bekerjasama dengan UNICEF melalui sistem RapidPro, setidaknya ada sekitar 10.700 anak-anak yang kehilangan orangtuanya karena Covid-19. Namun, data tersebut baru harus diverifikasi lebih lanjut, agar intervensi yang diberikan tepat, karena karakteristik dari anak-anak yang ditinggalkan berbeda-beda.
Pendataan anak-anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19, menjadi tantangan bagi pemerintah agar tidak ada anak-anak yang telantar, karena tidak mendapat pengasuhan, setelah orangtuanya meninggal dunia.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, Endin Samsudin mengungkapkan dari pendataan yang dilakukan, hingga kini dari 50 persen laporan yang masuk dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi, diketahui ada 952 anak yang kehilangan orangtuanya karena Covid-19.
Karena itu, Menteri Bintang meminta agar pemerintah daerah di provinsi dan kabupaten/kota hingga pemerintah ke tingkat desa/keluargan pro-aktif mendata dan melaporkan anak-anak yang kehilangan orangtua karena Covid-19. Selanjutnya, Bintang mengajak semua pihak untuk membantu anak-anak yang kehilangan orangtua. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri,” tuturnya.