Capaian Masih Rendah, Sidoarjo Genjot Vaksinasi Pelajar
Sidoarjo siapkan pembelajaran tatap muka seiring turunnya risiko penularan Covid-19. Salah satunya menggenjot vaksinasi pelajar karena cakupannya masih rendah, yakni 7 persen untuk dosis pertama dan 3 persen dosis kedua.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mulai menyiapkan pembelajaran tatap muka seiring dengan turunnya risiko penularan Covid-19. Salah satu yang dipersiapkan ialah menggenjot vaksinasi untuk para pelajar karena cakupannya masih rendah, yakni baru 7 persen untuk dosis pertama dan 3 persen untuk dosis kedua.
Berdasarkan data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Timur, Sidoarjo merupakan daerah yang menerapkan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. Sebelumnya, Sidoarjo menerapkan PPKM level 4. Seiring dengan perubahan level itu, sejumlah aktivitas mulai dilonggarkan, salah satunya pembelajaran tatap muka (PTM).
”Meski sesuai aturan PTM terbatas sudah diperbolehkan, hingga saat ini kebijakan tersebut belum diterapkan. Masih ada beberapa hal terutama vaksinasi Covid-19 untuk pelajar yang harus diperluas cakupannya,” ujar Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Rabu (25/8/2021).
Pemkab Sidoarjo menghendaki persiapan PTM dilakukan secara matang. Salah satunya memastikan kesiapan sekolah penyelanggara PTM baik dari sisi tenaga pengajar maupun sarana prasarana pendukung protokol kesehatan seperti fasilitas cuci tangan dengan sabun dan pengaturan jarak tempat duduk siswa.
Muhdlor mengatakan, pihaknya ingin menyiapkan para pelajar menghadapi PTM dengan meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sidoarjo, cakupan vaksinasi remaja, termasuk pelajar, baru 14.980 dosis untuk penyuntikan dosis pertama atau sekitar 7,67 persen dari target yang ditetapkan.
Sementara itu, capaian vaksinasi remaja untuk penyuntikan dosis kedua lebih sedikit, yakni 7.252 dosis atau 3,72 persen dari target. Untuk penyelenggaraan PTM, vaksinasi Covid-19 bagi pelajar harus ditingkatkan. Bahkan, idealnya seluruh siswa harus sudah tervaksin Covid-19 agar terbentuk kekebalan kelompok di sekolah.
Kewenangan penyelenggaraan PTM dan formulasinya akan diputuskan oleh gugus tugas. Sejauh ini belum ada laporan sekolah yang menggelar tatap muka meski secara terbatas. (Asrofi)
Muhdlor mengatakan, mulai pekan depan, pihaknya fokus melayani vaksinasi untuk pelajar. Oleh karena itu, pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan Sidoarjo, Dinas Pendidikan Sidoarjo, serta Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo duduk bersama membahas program vaksinasi pelajar. Pembahasan itu meliputi stok vaksin yang tersedia, jumlah sasaran penerima, hingga lokasi vaksinasi.
”Karena ini menyangkut pelajar dengan rentang usia 12-18 tahun, pemda tidak gegabah dalam bertindak. Risiko apa pun harus ditekan seminimal mungkin,” kata Muhdlor.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman menuturkan, program vaksinasi pelajar saat ini terkendala stok vaksin yang terbatas. Khusus untuk pelajar harus digunakan Sinovac karena risiko terjadinya kejadian ikutan pasca-imunisasi lebih rendah dibandingkan dengan vaksin merek lainnya.
”Stok vaksin merek Sinovac yang dimiliki saat ini tinggal 2.000 dosis. Itu pun masih digunakan untuk penyuntikan dosis kedua. Stok vaksin yang cukup banyak ialah AstraZeneca dan Moderna,” katanya.
Pemkab Sidoarjo sudah mengajukan penambahan vaksin Sinovac kepada Pemprov Jatim. Hal itu untuk meningkatkan dan memperluas cakupan vaksinasi pelajar dalam upaya menyiapkan PTM. Harapannya, akhir pekan ini ada tambahan stok vaksin yang dikirim dari Pemprov Jatim ataupun Kementerian Kesehatan.
Pondok pesantren
Meski demikian, Syaf memperkirakan jumlah vaksin yang dikirim tidak banyak, sekitar 20.000 dosis. Vaksin ini akan difokuskan pada pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas serta pelajar di pondok pesantren. Jika dirata-rata, setiap sekolah hanya menerima 100 dosis vaksin.
”Untuk vaksinatornya sudah disiapkan tenaga yang tersebar di 27 puskesmas. Setiap puskesmas bertanggung jawab terhadap sekolah di wilayahnya. Merekalah yang akan mengatur kegiatan vaksinasinya,” ujarnya.
Syaf menambahkan, pihaknya telah merekomendasikan kepada Dinas Pendidikan Sidoarjo agar nantinya mengatur para penerima vaksin. Penyuntikan vaksin melalui sekolah harus dikoordinasi pengelola sekolah dengan persetujuan orangtua siswa. Para orangtua juga harus diedukasi tentang kejadian ikutan pasca-imunisasi agar mereka tanggap pada kondisi anaknya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo Asrofi mengutarakan, pihaknya tidak tergesa-gesa menggelar PTM. Persiapan harus dilakukan secara matang agar tidak muncul kluster penularan Covid-19 di sekolah yang membahayakan para pelajar.
”Evaluasi penanganan Covid-19 akan dilakukan secara berkala oleh Gugus Tugas Covid-19 Sidoarjo. Kewenangan penyelenggaraan PTM dan formulasinya akan diputuskan oleh gugus tugas. Sejauh ini belum ada laporan sekolah yang menggelar tatap muka meski secara terbatas,” kata Asrofi.