Merawat Elan Seni Tradisi Bali Selama Pandemi Covid-19
Kegairahan para pelaku industri kreatif untuk berkolaborasi, berinovasi, dan beradaptasi dalam situasi pandemi Covid-19 didukung demi bangkit bersama dan memulihkan kembali pariwisata Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·5 menit baca
ISTIMEWA/ANTIDA MUSIC PRODUCTION/ANGGARA MAHENDRA
Pementasan tari Sanghyang Dedari, tari Kecak Ramayana, dan tari Sanghyang Jaran dari Sekaa (kelompok kesenian) Tari Kecak Trena Jenggala Padangtegal, Ubud, yang ditayangkan di kanal Youtube Antidamusic dan Kemenparekraf, Minggu (8/8/2021).
Dua penari bergerak hampir seragam dan bersamaan. Tangan kanan menggerakkan kipas selaras gerakan tubuh mereka yang meliuk gemulai bak batang rumput tertiup angin. Itulah tari Sanghyang Dedari, sebuah tarian yang juga ritus penolak bala.
Dari panggung seni Museum Seni Agung Rai (Arma) Ubud, Gianyar, Sekaa (kelompok kesenian) Tari Kecak Trena Jenggala Padangtegal, Ubud, menampilkan tari Sanghyang Dedari itu sebagai pertunjukan pembuka dari rangkaian acara Panggung Seni Tradisi. Seusai Sanghyang Dedari, ditampilkan tari Kecak Ramayana, yang diakhiri penampilan tari Sanghyang Jaran. Pergelaran secara virtual itu diselenggarakan Antida Music Production bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pergelaran tari itu ditayangkan melalui kanal Youtube Antidamusic dan Kemenparekraf, Minggu (8/8/2021). Ini seri kedua program telusur seni tradisi yang menampilkan beraneka kekayaan seni budaya tari dari sejumlah kabupaten dan kota di Bali.
Sebelumnya, pada seri pertama program telusur seni tradisi, Antida Music Production sebagai bagian Komunitas Bali Wariga menghadirkan pergelaran tari Okokan beserta fragmen tari Nangluk Merana dari Sekaa Okokan Brahma Diva Kencana dan Sanggar Haridwipa Kediri, Tabanan, melalui streaming pada 20 Juni 2021.
Pemimpin Sekaa Tari Kecak Trena Jenggala Padangtegal, Ubud, I Wayan Sudira (58) sangat berterima kasih atas kesempatan bagi komunitas seni tradisi untuk kembali tampil dan mempergelarkan kesenian mengisi panggung telusur seni tradisi. ”Kami berdoa agar pandemi yang melanda negeri segera berlalu,” ujar Sudira.
ISTIMEWA/ANTIDA MUSIC PRODUCTION
Tangkapan layar dari pementasan tari Sanghyang Dedari. Antida Music Production bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadirkan acara Panggung Seni Tradisi dengan menampilkan pementasan seni tradisi secara virtual, Minggu (8/8/2021).
Vakum selama pandemi
Dihubungi pada Rabu (11/8/2021), Sudira menuturkan, aktivitas Sekaa Tari Kecak Trena Jenggala nyaris terhenti sejak pandemi Covid-19 terjadi. Pertunjukan seni yang biasanya digelar rutin sebagai atraksi seni di kawasan wisata Ubud, Gianyar, itu vakum selama lebih dari 1,5 tahun. ”Kami mempergelarkan seni kepada tamu sebagai kegiatan tambahan dan sekaligus upaya kami menjaga rasa berkesenian masyarakat,” kata Sudira.
Sudira, yang juga seorang guru sekolah dasar negeri di Ubud, menuturkan, meski rutin pentas menampilkan beraneka tari tradisional Bali, termasuk pergelaran kecak, mayoritas anggota Sekaa Tari Kecak Trena Jenggala Padangtegal tidak mengandalkan berkesenian sebagai mata pencarian utama mereka. Sebagian anggota kelompok kesenian itu sehari-hari bekerja sebagai pedagang ataupun profesi lain.
Namun, dampak pandemi Covid-19 yang berimbas hampir ke seluruh sendi kehidupan masyarakat itu, diakui Sudira, juga berdampak pada kehidupan anggota kelompok kesenian tersebut.
Pembatasan-pembatasan yang diterapkan pemerintah dalam upaya menekan risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 berimplikasi terhadap aktivitas ekonomi masyarakat secara umum dan juga aktivitas masyarakat Bali yang erat dengan pelaksanaan ritual adat ataupun upacara keagamaan. Selain itu, menyepinya kunjungan wisatawan ke Bali juga memengaruhi kelompok kesenian di Bali yang juga mengandalkan kehidupan aktivitas pariwisata.
Sejak pandemi Covid-19 melanda, Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi paling merasakan dampak gering agung atau wabah penyakit akibat virus SARS-CoV-2 tersebut. Hal itu tecermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Bali tentang perkembangan pariwisata Bali.
Dalam kurun Januari hingga Juni 2021, menurut laporan BPS Bali periode Agustus 2021, jumlah kunjungan wisman ke Bali mengalami penurunan 99,99 persen lebih jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, atau selama Januari-Juni 2020, sebanyak 1,069 juta kunjungan. Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, jumlah kedatangan wisman ke Bali selama tahun 2019 mencapai 16,1 juta kunjungan.
Dampak pandemi Covid-19 berimbas terhadap kehidupan masyarakat Bali yang erat dengan upacara religi, ritual, dan kesenian. Pembatasan-pembatasan yang diterapkan pemerintah dalam upaya menekan risiko penyebaran virus SARS-CoV-2 berimplikasi terhadap aktivitas ritual dan juga berkesenian.
ISTIMEWA/ANTIDA MUSIC PRODUCTION
Tangkapan layar dari pementasan tari Sanghyang Jaran. Antida Music Production bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menghadirkan acara Panggung Seni Tradisi dengan menampilkan pementasan seni tradisi secara virtual, Minggu (8/8/2021).
Pandemi Covid-19 mengakibatkan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2020 ditunda. Namun, tahun ini Pemerintah Provinsi Bali kembali melangsungkan PKB 2021 meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19. PKB ke-43 yang berlangsung sejak 12 Juni sampai 10 Juli 2021 digelar secara hibrida, secara langsung dan juga secara virtual.
Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Gede Arya Sugiartha menyatakan, penyelenggaraan PKB 2021 mengikuti aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Keterbatasan yang dihadapi itu justru mendorong kreativitas dan inovasi, di antaranya pergelaran secara virtual memanfaatkan teknologi digital.
ISTIMEWA/ANTIDA MUSIC PRODUCTION/ANGGARA MAHENDRA
Pementasan tari Sanghyang Dedari, tari Kecak Ramayana, dan tari Sanghyang Jaran dari Sekaa (kelompok kesenian) Tari Kecak Trena Jenggala Padangtegal, Ubud, yang ditayangkan di kanal Youtube Antidamusic dan Kemenparekraf, Minggu (8/8/2021).
Direktur Kegiatan (Events) Daerah Kemenparekraf Reza Fahlevi menyatakan, menciptakan kegiatan kreatif dengan mengaplikasikan sistem hibrida, yakni menghadirkan penonton secara terbatas dan ditayangkan pula secara virtual, menjadi cara memulai kebangkitan industri kreatif. Dalam siaran pers terkait program telusur seni tradisi itu disebutkan, pemerintah mendukung kegairahan para pelaku industri kreatif untuk berkolaborasi, berinovasi, dan beradaptasi dalam situasi pandemi Covid-19 ini demi bersama-sama bangkit dan memulihkan kembali pariwisata Bali.
Pendiri Antida Music Production, Anak Agung Anom Wijaya Darsana, mengatakan, rangkaian program telusur seni tradisi juga merupakan upaya mendokumentasikan bentuk kekayaan seni tradisi di Bali. Pendokumentasian menjadi upaya melestarikan dan menjaga tradisi serta sebagai jembatan yang menghubungkan kembali generasi muda Bali dengan seni budaya warisan luhur.
Dua seri program telusur seni tradisi sudah ditayangkan, yakni pergelaran tari Okokan beserta fragmen tari Nangluk Merana dari Sekaa Brahma Diva Kencana dan Sanggar Haridwipa Kediri, Tabanan, serta pergelaran tari Sanghyang Dedari, tari kecak Ramayana, dan tari Sanghyang Jaran oleh Sekaa Tari Kecak Trena Jenggala Padangtegal, Ubud. Kedua seri tersebut juga relevan dengan situasi pandemi Covid-19, baik dari sisi upaya pemulihan pariwisata Bali maupun upaya penanggulangan pandemi, atau gering agung, melalui pergelaran seni.
Pementasan tari Okokan dan tari Nangluk Merana secara streaming dilangsungkan dari lokasi Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Tabanan. Obyek wisata Tanah Lot terkenal dengan suasana pantai berpanorama indah, terutama menjelang matahari terbenam. Adapun pergelaran tari Sanghyang Dedari, tari Kecak Ramayana, dan tari Sanghyang Jaran dilangsungkan di kompleks Museum Arma, Ubud.
Okokan adalah alat musik dari kayu yang bagian dalamnya berisi bandul pemukul. Jika okokan digerakkan, terdengar suara yang dinamis. Okokan sebuah ritual yang bersifat sakral, bentuk tradisi lama yang diwariskan secara turun-temurun di Kabupaten Tabanan, dan biasanya dipergelarkan saat situasi genting ketika desa mengalami serangan wabah berkepanjangan. Okokan akan dimainkan mengelilingi desa sebagai upaya pembersihan.
Tari Sanghyang, dalam buku berjudul Kaja dan Kelod, Tarian Bali dalam Transisi karya I Made Bandem dan Fredrik Eugene deBoer (2004), dipentaskan jikalau terjadi malapetaka atau wabah penyakit. Tarian ini digelar pada waktu yang tidak pasti. Jika cacar mewabah, disebutkan dalam buku itu, tarian Sanghyang yang diiringi dengan lantunan kidung ini dipertunjukkan semalaman.