Film ”Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” Menangi Penghargaan Golden Leopard
Film ”Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” yang disutradarai Edwin memenangi Festival Film Locarno.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Film garapan karya anak bangsa kembali mendapat apresiasi tinggi di luar negeri. Kali ini dengan menyabet penghargaan bergengsi, Golden Leopard di ajang Locarno International Film Festival 2021.
Berangkat dari adaptasi sebuah novel karya Eka Kurniawan, film laga romantis ”Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”, disutradarai Edwin, dinyatakan sebagai pemenang di sesi kompetisi internasional (Concorso Internazionale) dalam ajang internasional bergengsi tersebut.
Dalam siaran pers yang diterima Kompas, Minggu (15/8/2021), karya garapan Edwin ini bersaing dengan film terbaru Ethan Hawke, Zeros and Ones, serta sejumlah film dari belahan dunia lainnya.
Sebagai catatan khusus, Edwin adalah sutradara orang Indonesia pertama yang memenangi Golden Leopard. Beberapa nama sutradara internasioal juga pernah memenangi penghargaan sama seperti Stanley Kubrick, Mike Leigh, Jafar Panahi, dan Jim Jarmusch.
Kemenangan Edwin ini diklaim jarang terjadi setidaknya dalam kurun lima tahun terakhir. Film panjang karyanya kali ini adalah yang pertama dalam kurun waktu tersebut menjadi film Indonesia yang pernah menang hadiah utama di festival bergengsi Eropa.
”Penghargaan Golden Leopard ini semacam vaksin, booster, atau vitamin yang diharapkan mampu menguatkan kembali film Indonesia dan segenap jiwa raga pencinta film Indonesia di mana pun mereka berada,” ujar Edwin seperti dikutip dalam siaran persnya.
Film ini dimainkan sejumlah artis muda berbakat, seperti Marthino Lio (berperan sebagai Ajo Kawir), Ladya Cheryl (Iteung), Reza Rahadian (Budi Baik), Ratu Felisha (Jelita), dan Sal Priadi (Tokek).
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berkisah tentang tokoh utama, Ajo Kawir, seorang jagoan berkelahi, yang tak takut mati. Keganasan Ajo juga dilatarbelakangi rahasia kondisi pribadinya yang mengalami disfungsi ereksi. Namun, satu waktu Ajo kalah dan babak belur saat menghadapi petarung perempuan tangguh, Iteung.
Tak hanya itu, Ajo bahkan jatuh cinta pada si Iteung dan ingin menjalani kehidupan bahagia bersamanya. Dapatkah hal itu bisa terwujud atau akankah Ajo berdamai dengan dirinya sendiri? Semua jawaban tentunya ada di dalam film tersebut.
Sepanjang ajang tersebut, film Edwin diputar empat kali. Sejumlah kritikus internasional menanggapi positif filmnya. Media hiburan Amerika tersohor Variety menulis, ”Sebuah penghormatan untuk film laga Asia Tenggara tahun 1980-an yang dirancang sebagai kritik terhadap toxic masculinity”.
Cineuropa, portal berita Eropa yang didedikasikan untuk sinema dan audiovisual memuji, ”Romansa yang berkembang di film menyenangkan untuk ditonton, terutama karena Iteung (diperankan oleh Ladya Cheryl) juga seorang petarung, dan sangat bagus dalam hal itu.”
Festival Film Locarno merupakan ajang film tahunan, yang digelar setiap Agustus di Locarno, Swiss. Tahun ini adalah edisi ke-74 sejak didirikan pertama tahun 1946 sehingga menjadikannya salah satu festival film tertua di dunia.
Terakhir kali di tahun 2019, film sutradara veteran Pedro Costa ”Vitalina Varela” memenangi Golden Leopard dalam gelaran bergengsi ini. Tahun ini, film terbaru dari John David Washington (Tenet) dan Alicia Vikander (Tomb Raider) berjudul Beckett menjadi film pembuka Locarno Film Festival 2021.
Pada tahun-tahun sebelumnya, film Quentin Tarantino, Kiyoshi Kurosawa, Spike Lee, Ken Loach, sampai Paul Greengrass juga pernah tayang di festival yang disebut sebagai salah satu festival Eropa terpenting di musim panas.
Lebih lanjut film yang dalam bahasa Inggris diberi judul, Vengeance is Mine, All Others Pay Cash ini akan melanjutkan partisipasinya ke ajang festival film internasional lainnya. Sasaran berikut adalah Contemporary World Cinema, Toronto International Film Festival 2021, yang direncanakan akan digelar 9-18 September 2021.