Indiskop Festival 2021 akan berlangsung secara daring pada Juli-Agustus 2021. Festival ini diharapkan menjaga semangat insan perfilman muda untuk terus berkarya.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
DOKUMENTASI MENTARI PROJECT
Proses shooting film dokumenter berjudul Cipto Rupo yang disutradarai Catur Panggih Raharjo. Film tersebut diproduksi dengan bantuan pendanaan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2019. Sumber pendanaan itu berasal dari dana keistimewaa DIY. Foto ini merupakan dokumentasi Mentari Project.
JAKARTA, KOMPAS — Ruang untuk mengasah keterampilan dan kreativitas sineas muda Indonesia diperluas melalui Indiskop Festival 2021. Ruang itu penting untuk memastikan keberlanjutan ekosistem film saat dan setelah pandemi Covid-19.
Indiskop Festival 2021 adalah festival bagi generasi muda perfilman yang berlangsung pada Juli-Agustus 2021. Festival tersebut mencakup penayangan film, kompetisi film pendek, dan kelas film. Adapun festival ini pertama kali diselenggarakan pada 2020 secara daring.
Festival tahun ini menyediakan 19 kelas film dengan lebih kurang 30 pemateri dalam dan luar negeri. Kelas itu membahas, antara lain, materi tentang penulisan skenario, penyutradaraan, penyuntingan, scoring musik, akting, dan tentang hak kekayaan intelektual. Penyelenggara festival juga bekerja sama dengan New York Film Academy (NYFA) untuk memberi materi.
Aktris dan pendiri bioskop rakyat Indiskop, Marcella Zalianty, pada Sabtu (7/8/2021) mengatakan, industri film Indonesia sedang berkembang pada 2019. Merujuk pada laporanPemandangan Umum Industri Film Indonesia 2020, jumlah film yang beredar di Indonesia pada 2019 sebanyak 128 judul film, sama dengan 2018. Jumlah penonton bioskop pada 2019 naik menjadi 51,9 juta orang atau naik 1,38 persen dari 2018.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI
Aktris dan pendiri bioskop rakyat Indiskop, Marcella Zalianty, pada konferensi pers daring, Sabtu (7/8/2021). Indiskop mengadakan Indiskop Festival 2021 bagi insan perfilman muda. Festival berlangsung pada Juli-Agustus 2021. Kegiatan pada festival ini mencakup kompetisi film pendek dan kelas film.
Sementara itu, ada penambahan 78 bioskop dengan 286 layar pada 2019. Penambahan terjadi dilakukan di 43 kota di 19 provinsi. Total jumlah bioskop di Indonesia hingga akhir 2019 adalah 508 bioskop dengan 2.110 layar.
Perkembangan itu terhenti karena pandemi Covid-19 dan berdampak kepada pelaku industri film. Penayangan sejumlah judul film ditunda, produksi film dibatasi atau ditunda, hingga membuat sejumlah pekerja film kehilangan pekerjaan.
”Penting untuk bangkit dan menyebarkan optimisme. Melalui film, kami harap ada cerita inspiratif untuk menyemangati masyarakat. Itu sebabnya, festival tahun ini membawa tema ’Filmku, Perjuanganku!’,” kata Marcella pada konferensi pers daring.
Sarana belajar
Festival ini diharapkan jadi sarana belajar, mengembangkan keterampilan, dan kreativitas insan film muda. Marcella mengatakan, ini tidak hanya untuk mempersiapkan generasi baru industri film, tetapi juga untuk memastikan kualitas insan film.
Ia menambahkan, kelas film yang diselenggarakan selama festival akan dikembangkan menjadi kelas reguler. Artinya, peserta akan belajar berdasarkan silabus dan menerima sertifikat.
Aktor Jose Rizal Manua yang menjadi pemateri Indiskop Festival mengatakan, ada enam materi yang akan diajarkan kepada calon aktor. Materi itu adalah cara melatih konsentrasi, emosi, kesadaran, dan bagaimana membangun kesadaran dan watak tokoh yang akan diperankan.
ARSIP VISINEMA
Suasana shootting film Story of Kale yang akan ditayangkan di Bioskoponline.com pada Oktober 2020.
Menurut aktor Slamet Rahardjo Djarot, ekosistem film perlu memperhatikan aspek produksi, ekshibisi, dan edukasi. Festival ini diharapkan jadi sarana menguatkan aspek-aspek tersebut.
Dekan New York Film Academy Dan Mackler mengatakan, kekayaan budaya Indonesia menjadi modal besar untuk membangun dan menyampaikan cerita, utamanya dalam bentuk film. Ia mendorong agar insan film muda Indonesia terus belajar dan tidak takut mencoba agar semakin matang ketika masuk ke industri film.
Apresiasi
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid mengapresiasi festival ini. Menurut dia, festival menjadi sarana bagi insan film untuk beradaptasi dan bertahan dari situasi sulit pandemi.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berharap agar kerja sama antarpihak untuk menghidupkan industri film tetap terjalin. Adapun pemerintah menyiapkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khusus sektor film. Menurut keterangan Kemenparekraf pada Mei 2021, program ini masih dalam tahap finalisasi.