Sebanyak 13 guru sekaligus perupa alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta bergabung dalam komunitas Mendadak Guru. Karya seni mereka kemudian dipamerkan di Bentara Budaya Jakarta secara daring.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bentara Budaya Jakarta menggelar pameran seni rupa virtual Mendadak Guru yang menampilkan karya dari 13 guru mulai 29 Juli hingga 6 Agustus 2021. Pameran itu menjadi wadah ekspresi sekaligus kontribusi seni mereka selama pandemi Covid-19.
Pameran seni rupa itu dibuka secara daring pada Kamis (29/7/2021) malam di kanal Youtube Bentara Budaya. Pameran yang diresmikan oleh pengamat budaya pop Hikmat Darmawan itu sedikitnya menampikan 50 karya, mulai dari lukisan, film pendek, kolase, instalasi, hingga seni cetak grafis.
Menurut Hikmat, pandemi membuat manusia fokus ke hal yang esensial dalam hidup. Di sisi lain, pandemi juga menjadi momen bagi masyarakat untuk mengunjungi kegiatan-kegiatan kesenian, utamanya secara daring.
Masyarakat juga kerap mengonsumsi produk seni dan budaya, seperti film dan musik. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa manusia membutuhkan kesenian dan kebudayaan di kehidupan sehari-hari, terlebih saat pandemi.
”Kita memang tidak perlu berkebudayaan dan berkesenian dalam konteks bertahan hidup. Kita akan tetap hidup tanpa keduanya. Namun, apa manusia bisa bahagia? Menemukan kebahagiaan itu setidaknya menjadi bagian bertahan hidup manusia,” kata Hikmat.
Menurut dia, seni membantu masyarakat melewati masa sulit. Pameran ini diharapkan membangkitkan nilai kesenian dan kebudayaan para perupa dan publik.
Kita memang tidak perlu berkebudayaan dan berkesenian dalam konteks bertahan hidup. Kita akan tetap hidup tanpa keduanya. Namun, apa manusia bisa bahagia? Menemukan kebahagiaan itu setidaknya menjadi bagian bertahan hidup manusia.
Manajer Bentara Budaya Dinartisi Ismadi mengatakan, seni rupa dimaknai para perupa sebagai nilai tambah sebuah solusi. Mereka menjadikan karya seni sebagai media untuk memotivasi, menstimulasi, dan menginspirasi orang lain.
Mendadak Guru
Sebanyak 13 guru yang terlibat dalam pameran merupakan anggota komunitas Mendadak Guru. Mereka adalah perupa dari berbagai disiplin ilmu seni sekaligus alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Mereka yang berprofesi sebagai guru di Jakarta kemudian berkumpul dan membentuk Mendadak Guru.
Para guru sekaligus perupa yang terlibat dalam pameran ini adalah Abdulrahman Saleh, Agus Pisaro Widada, Arintoko, Ary Okta, Endang Sulistyawati Suseno, Hajar Harumi, Miftakhul Hoeda, Mulyono, Nugrahanto Widodo, Sarwi Hartono, Thomas Febrian, Yan Baehaqki Thamrin, dan Yoh Krismiyanto.
Anggota Mendadak Guru, Nugrahanto Widodo, mengatakan, mereka ingin berbagi ilmu seni yang telah mereka pelajari kepada anak didik. Pendidikan seni dinilai penting karena dapat melatih kreativitas dan perkembangan daya berpikir anak.
”Di situasi pandemi, kami para guru tidak menyurutkan niat dalam mengekspresikan karya-karya dan memberikan nilai tambah, serta tetap mengajarkan ilmu seni rupa kepada anak didik. Semoga pameran ini dapat menjadi wadah berkreasi bagi teman-teman guru dan bisa mencerdaskan anak bangsa melalui seni rupa,” tuturnya.
Adapun Ary Okta, juga anggota Mendadak Guru, berharap karya seni mereka memberi dampak positif bagi publik. ”Semangat kami sama, yaitu mau ikut berperan, mengambil bagian positif, dan berpartisipasi agar keadaan menjadi lebih baik,” ujar Ary.