Pergulatan Batin Wibisana dalam Drama Kisah Wayang ”The Movie” ”Lentera Ksatria”
Wibisana mengambil keputusan yang berat dan harus mengalami perdebatan batin hebat saat hendak menyelamatkan Sinta dari cengkeraman Rahwana, kakak kandungnya. Kisah ini muncul dalam Drayang The Movie ”Lentera Ksatria”.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
Angkara Rahwana tak terbendung. Ia tak menghiraukan nasihat dari orang-orang terdekatnya untuk segera mengembalikan Sinta kepada Ramawijaya. Akibat tindakannya, Istana Alengka dibakar Hanoman, utusan Ramawijaya yang hendak mencari tahu keberadaan Sinta di Alengka.
Istana porak poranda, hanya menyisakan taman Argasoka yang masih utuh. Wibisana, adik Rahwana, mencoba menasihati Rahwana, bahkan Dewi Sukesi, ibunya, turut memberikan nasihat agar segera mengembalikan Sinta dari cengkeramannya.
Namun, malang nasib Wibisana, Rahwana murka karena merasa terhina dengan nasihat yang disampaikan adiknya. Ia pun menghunus pedang ke tubuh Wibisana.
Yang menarik dari pementasan ini karena memadukan drama kisah wayang ke dalam film. Hal ini tentu sesuatu yang baru, inovasi yang baru.
Tangis Sukesi tak terbendung melihat tragedi di depan mata. Tubuh Wibisana yang terombang-ambing di lautan lepas kemudian diselamatkan oleh Hanoman dan segera dibawa ke Mangleawan menghadap Sri Ramawijaya.
Kehadiran Wibisana membuat seisi Mangleawan terbelah, sebagian menerima dan sebagian lainnya menaruh kecurigaan karena dianggap Wibisana adalah adik Rahwana musuh besar Ramawijaya.
Karena ketidaksepahaman Wibisana terhadap sikap kakaknya, Wibisana balik melawan kakaknya. Atas sikapnya inilah Ramawijaya menerima Wibisana sebagai saudara. Karena itulah, dalam kisah-kisah pewayangan, Wibisana sering disebut pula sebagai Harya Balik.
Demikian cuplikan drama kisah wayang atau DrayangThe Movie ”Lentera Ksatria” yang gala premiere-nya berlangsung pada Rabu (28/7/2021) malam. Ini adalah kali kedua Swargaloka menggelar gala premiereDrayangThe Movie dengan judul ”Lentera Ksatria”.
Berbeda dengan sebelumnya, gala premiere kali ini dikemas secara virtual. Turut hadir para undangan dari pihak kementerian, dosen, praktisi film, pengamat seni, dan jurnalis dari beberapa media. Seri kedua DrayangThe Movie produksi Swargaloka Picture ini akan resmi tayang berbayar pada 31 Juli 2021 di kanal Youtube Budaya Saya.
Sosok Wibisana
DrayangThe Movie ”Lentera Ksatria” merupakan karya seri kedua setelah seri pertama Drayang The Movie berjudul ”Kijang Kencana” pada Maret 2021 lalu. Lentera Ksatria mengisahkan tentang perspektif cinta dan kesetiaan dari kisah Rama dan Sinta melalui perspektif dari tokoh Wibisana.
Wibisana adalah adik dari raja angkara murka Prabu Rahwana yang menculik titisan Dewi Widowati, yaitu Dewi Sinta. Wibisana yang berbeda pendapat dengan kakaknya berusaha membantu Ramawijaya untuk menjemput Sinta.
Dari sudut pandang Alengka, Wibisana dicap sebagai pengkhianat. Namun, apa yang dilakukan Wibisana sebenarnya adalah untuk kebaikan Alengka.
”Yang menarik dari pementasan ini karena memadukan drama kisah wayang ke dalam film. Hal ini tentu sesuatu yang baru, inovasi yang baru. Sebagai upaya untuk mendekatkan cerita-cerita adiluhung kita kepada generasi muda. Hal ini sangat penting sebagai upaya bentuk pelestarian budaya kita. Semoga karya Swargaloka ini dapat menginspirasi karya-karya lain,” ujar Ahmad Mahendra, Eksekutif Produser DrayangThe Movie ”Lentera Ksatria” sekaligus Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi saat membuka gala premiere, Rabu malam.
Lakon ”Lentera Ksatria” mengusung pesan-pesan tentang bagaimana mempertimbangkan suatu hal dari berbagai sudut pandang. Karya ini juga mengajak penonton untuk membangkitkan gairah berkarya dan melakukan sesuatu untuk Indonesia.
Sutradara Bathara Saverigadi Dewandoro mengatakan, Drayang The Movie ”Lentera Ksatria” ini menampilkan bagaimana pergulatan Wibisana mengambil keputusan yang berat dan harus mengalami perdebatan batin yang hebat. Drayang The Movie ”Lentera Ksatria” ini juga menegaskan pesan bagaimana kadangkala kita harus berani berjalan di atas kaki kita sendiri dan berani menentukan jalan sendiri.
”Misi kami dalam ’Lentera Ksatria’ mendekatkan nilai-nilai tentang kehidupan di dalam kisah pewayangan kepada penonton yang bahkan belum mengetahui cerita pewayangan. (Kami) berharap cerita yang kami sajikan bisa memberikan gambaran tentang kebaikan dan keburukan yang terjadi di dalam sebuah kehidupan sebagai bagian dari perjalanan yang akan kita lalui sebagai manusia,” ujar Bathara.