Kampus Merdeka Sediakan Beragam Program untuk Mahasiswa dan Dosen
Berbagai pilihan program tersedia bagi mahasiswa dan dosen untuk membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang berharga.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan Kampus Merdeka membuat dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi harus terus memutakhirkan diri dengan perkembangan terbaru. Berbagai program pendidikan jarak jauh lintas keilmuan dan institusi hingga pelatihan dan magang bagi dosen dan mahasiswa terus bertambah yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
”Pengembangan sumber daya manusia unggul melalui program-program Kampus Merdeka akan terus kami optimalkan. Selain itu, melakukan akselerasi teknologi dan membangun kebersamaan di dalam menciptakan reka cipta yang dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat serta membawa kemajuan bangsa dan negara,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Ristek, Nizam, Kamis (29/7/2021).
Secara terpisah, Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Arif Satria, dalam Konferensi FRI, Konvensi Kampus XXVII, dan Temu Tahunan XXIII di Yogyakarta, mengatakan, Merdeka Belajar Kampus Merdeka harus diikuti juga dengan otonomi kampus yang lebih besar. ”Tidak hanya mahasiswanya yang merdeka, tetapi juga kampus dan dosen harus merdeka,” kata Arif yang juga Rektor IPB University.
Sangat penting untuk kami membangun kerja sama dengan seluruh mitra kita karena tanpa kerja sama itu akan sulit bagi kita untuk mewujudkan Indonesia Jaya yang kita cita-citakan bersama.
Arif menambahkan, pemerintah perlu menjembatani hubungan antara perguruan tinggi dan dunia industri. Sebab, tidak semua perguruan tinggi memiliki akses yang memadai ke industri, terutama di kawasan 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Terkait penguatan kompetensi mahasiswa, kata Arif, FRI merekomendasikan hal itu perlu diperkaya dengan pendidikan karakter dan kebudayaan sebagai manusia Indonesia yang sadar akan kewajiban kepada negara, bangsa, dan agamanya. Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka perlu dipadupadankan dengan gerakan Nasional Revolusi Mental yang berorientasi pada pengembangan karakter dan ideologi bangsa.
Kerja sama dan kolaborasi
Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Ristek, menjalin kerja sama dengan Himpunan Sarjana Teknik Listrik dan Elektronik Seksi Indonesia (The Institute of Electrical and Electronics Engineers Indonesia Section/IEEE). Kerja sama ini berupaya untuk memajukan dan meningkatkan mutu, kompetensi, dan profesionalitas dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi di bidang sains dan teknologi di lingkungan Ditjen Dikti Kemendikbud Ristek.
Nizam menuturkan, kerja sama antara Ditjen Dikti dan IEEE meliputi tiga hal, yaitu memperkuat pengembangan sumber daya manusia unggul melalui program-program Kampus Merdeka, melakukan akselerasi teknologi dan membangun kebersamaan di dalam menciptakan reka cipta yang dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat, serta membawa kemajuan bangsa dan negara.
”Ekonomi Indonesia ke depan sangat bergantung pada inovasi dan sumber manusia unggul, dengan kunci utama yaitu produktif, kreatif, dan inovatif yang menjadi tulang punggung bagi pembangunan bangsa dan negara. Jadi, sangat penting untuk kami membangun kerja sama dengan seluruh mitra kita karena tanpa kerja sama itu akan sulit bagi kita untuk mewujudkan Indonesia Jaya yang kita cita-citakan bersama,” kata Nizam.
Menurut Nizam, IEEE sebagai suatu kelompok ilmuwan atau suatu wadah profesional di bidang elektronika dan elektrika mempunyai peran yang sangat besar di tengah Revolusi Industri 4.0, yang pada dasarnya adalah revolusi digital dengan ekstensifikasi dan intensitas yang sangat tinggi. Kerja sama ini penting juga untuk mengakselerasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan, yakni membangun ekonomi hijau (green economy) dan teknologi hijau (green technology).
Ketua IEEE Wahyudin Hasbi menyampaikan, kerja sama ini dilatarbelakangi berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia kini untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 serta tantangan global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG). ”Hal ini mendorong kita untuk mencari solusi bersama atas tantangan pendidikan tinggi Indonesia agar dapat menghasilkan sumber daya manusia unggul dan inovasi untuk kemajuan masyarakat bangsa dan negara,” ujar Wahyudin.
Dalam upaya memperkuat kompetensi teknologi digital dosen Indonesia, pelatihan diberikan Kedaireka bekerja sama dengan Amazon Web Services. Dosen yang bergabung di Kedaireka, platform yang mendorong dan inovasi hilirisasi riset perguruan tinggi dan industri, dapat meningkatkan kompetensi diri dengan perkembangan mutakhir kebutuhan teknologi.
Koordinator Tim Kerja Akselerasi Kampus Merdeka Adhitya Maramis mengatakan, inovasi menjadi keharusan dan tidak bisa lagi ditolak sehingga inovasi harus terus terjadi. Kedaireka telah menggandeng berbagai mitra industri, seperti BUMDes, UMKM, perusahaan nasional, perusahaan multinational, company venture capital, diaspora, dan komunitas. Saat ini, Kedaireka sudah mempunyai 2.952 industri yang tergabung di platform ini mulai dari Amazon, Samsung, Google, Gesit, Pertamina, Telkom, Alibaba, 300 BUMDes, pemerintah kabupaten/kota, dan ini bertambah terus setiap harinya.
Education & NPO Account Lead Indonesia Amazon Web Services AWS Public Sector Bimo Yuwono Arie Prabowo mengatakan, AWS memberikan kesempatan kepada seluruh dosen untuk mempelajari lebih jauh mengenai komputasi awan, kecerasan buatan, dan machine learning.
Kuliah daring
Program Kampus Merdeka juga mendukung keleluasaan bagi mahasiswa untuk kuliah lintas ilmu dan perguruan tinggi. Kehadiran market place atau lokapasar Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute) mendukung kebijakan Mendikbud Ristek, yaitu program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.
Grand launching ICE Institute dilakukan Dirjen Dikti Nizam. ICE Institute merupakan lokapasar pembelajaran daring bersertifikat yang bermutu dan teregistrasi dari perguruan tinggi dalam negeri, seperti UI, UGM, ITS, IPB University, Pradita University, Binus University, UPH, UNJ, Unika Atma Jaya, UNS, Undip, Telkom University, dan UT serta Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia, juga perguruan tinggi ternama internasional yang tergabung dalam lokapasar EdX yang dimotori oleh Universitas Harvard dan MIT Amerika Serikat.
Untuk melengkapi layanan kepada masyarakat Indonesia, ICE Institute juga dilengkapi dengan teknologi blockchain yang mencatat semua penempuhan dan perolehan mata kuliah oleh peserta pembelajaran secara daring, yang dapat dihubungkan dengan job market. ICE Institute hadir dengan tagline Merdeka Belajar untuk Semua, menawarkan mata kuliah dalam skema pembelajaran secara daring akan memperluas akses terhadap pendidikan tinggi daring yang berkualitas, siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Untuk itu, pemerintah melalui ICE Institute menyediakan beasiswa Mendikbudristek Merdeka Belajar untuk Semua dengan slot 14.550 beasiswa per semester untuk mengambil berbagai mata kuliah melalui ICE Institute, saat ini berjumlah 165 mata kuliah dari PT papan atas Indonesia, dan 2.500 slot peserta untuk mengambil 1.381 matakuliah dari edX.
Selain itu, tersedia juga akses ke berbagai kursus terbuka bahasa Inggris yang dikelola oleh instruktur dari berbagai kampus bereputasi di Amerika Serikat yang dikelola oleh RELO Kedutaan besar Amerika serikat Jakarta. Ke depan, ICE Institute akan terus memperluas jejaring kerja sama dengan banyak pihak untuk meningkatkan jumlah konten pembelajaran yang berkualitas serta menyediakan layanan pembelajaran daring yang dinamis.