Gotong Royong untuk Sukseskan Pembelajaran Jarak Jauh
Sejumlah pihak menawarkan metode pembelajaran yang bisa membantu guru dan siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran jarak jauh.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Dukungan pembelajaran jarak jauh bagi guru dan siswa agar pembelajaran dari rumah tetap berjalan baik dilakukan pemerintah dan swasta. Konten pembelajaran yang menarik, mudah dipahami, serta interaktif disediakan berbagai platform teknologi pendidikan dengan gratis demi solidaritas dan gotong royong sehingga meminimalkan dampak hilangnya pembelajaran atau loss lerning.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) lewat portal Rumah Belajar yang dikembangkan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) terus melakukan inovasi dan pengembangan dalam pembuatan konten pembelajaran. Bertepatan dengan hari jadinya pada 15 Juli 2021, dilakukan peluncuran konten augmented reality (AR) di portal Rumah Belajar. Konten AR diharapkan dapat menciptakan inovasi-inovasi untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar dengan menghilangkan batas-batas ruang dan waktu dalam menuntut ilmu.
Konten pembelajaran dengan AR merupakan teknologi yang dapat membuat pengguna akan merasa lebih berhubungan dengan dunia nyata melalui video ataupun audio 3D. Konten AR di Rumah Belajar merupakan inovasi baru pada era digital dengan sasaran pengguna generasi digital native yang terbiasa dengan gawai dan internet sekaligus mendukung pembelajaran pada abad modern.
Pemangku kepentingan bidang pendidikan kini sudah melek terhadap kehadiran teknologi yang memiliki dampak baik bagi kemajuan program digitalisasi sekolah. (M Hasan Chabibie)
Sementara itu, platform teknologi pendidikan Pahamify menyediakan program Sekolah Bareng Pahamify untuk guru dan siswa SMA di seluruh Indonesia yang dapat diakses gratis mulai Senin (19/7/2021). Menurut Chief Executive Officer Pahamify Syarif Rousyan Fikri, Sekolah Bareng Pahamify merupakan program akses gratis materi belajar SMA yang bertujuan untuk membantu guru dalam mengajar dan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Sekolah Bareng Pahamify dapat diakses gratis oleh guru dan siswa kelas X-XII SMA setiap hari Senin hingga Jumat di jam sekolah, yakni pukul 07.00-13.00 WIB.
”Sebagai platform belajar online, Pahamify berkomitmen untuk mendukung kegiatan belajar serta memberikan kemudahan akses terhadap pendidikan berkualitas bagi seluruh pelajar di Indonesia. Menyambut Tahun Ajaran 2021/2022 bersamaan dengan kebijakan PJJ yang kembali diterapkan, Pahamify memberikan akses gratis bagi guru dan siswa untuk video belajar; bank soal; rangkuman; flash card; dan infografis. Hal ini diharapkan dapat turut membantu penerapan metode PJJ secara lebih optimal sehingga nantinya #SemuaBisaSemuaPaham,” kata Fikri.
Dukungan untuk guru
Motivasi bagi guru untuk tetap optimistis dan mampu menggelar PJJ berkualitas juga diberikan Zenius, platform pendidikan berbasis teknologi, dengan menggelar Pekan Inspirasi Tanah Air (PITA) pekan lalu. PITA merupakan inisiatif Zenius melalui Zenius untuk Guru (Zenru), yang memberikan kesempatan kepada para guru untuk berbagi kisah mereka yang luar biasa dan inspiratif. Dari 135 ide atau proposal yang masuk dari guru-guru di seluruh Indonesia, Zenius memilih enam sosok yang memiliki cerita paling inspiratif. Enam guru ini lalu memiliki kesempatan untuk berbagi cerita mereka ke ratusan guru lainnya melalui rangkaian acara yang berlangsung selama seminggu penuh.
Chief of Teachers’Initiative Zenius Amanda Witdarmono mengatakan melalui PITA, pihaknya ingin memberikan kesempatan para guru untuk membagikan cerita mereka yang inspiratif, di luar kegiatan belajar mengajar, agar bisa menginspirasi guru-guru lain untuk tetap semangat dalam belajar dan menjalani kegiatan pembelajaran yang masih diselenggarakan secara jarak jauh. ”Kami juga senang karena PITA mendapat sambutan positif dari guru-guru yang mengikuti acara ini. Selama seminggu penyelenggaraan, rangkaian acara PITA diikuti oleh lebih dari 850 guru dari seluruh Indonesia,” kata Amanda.
Amanda berharap rangkaian kegiatan yang digelar selama seminggu ini bisa memberikan motivasi dan rasa optimistis kepada guru-guru di seluruh Indonesia, terutama di masa liburan dan untuk menyambut tahun ajaran baru yang masih akan digelar secara jarak jauh. Platform Zenru dapat diakses secara gratis melalui www.guru.zenius.com. Sejak diluncurkan pada November tahun lalu, sudah lebih dari 18.000 guru tergabung dalam komunitas Zenru.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan koloborasi dan akselerasi untuk meningkatkan program digitalisasi sekolah harus ditingkatkan. Rumah Belajar yang menjadi layanan unggulan dari Kemendikbudristek dalam penyediaan sumber alternatif PJJ ditantang untuk terus berinovasi.
Sejak diluncurkan secara resmi pada 2011, hingga usianya yang menginjak ke-10 tahun pada tahun 2021 ini, portal Rumah Belajar sudah mewarnai perjalanan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia sebagai portal pembelajaran yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar digital (repositori konten); peningkatan kompetensi pembelajaran digital guru (PembaTIK); evaluasi pembelajaran digital; serta layanan kelas digital pendidikan terbuka dan jarak jauh.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Google Analytics, selama periode Januari 2014-Juni 2021, Rumah Belajar tercatat memiliki 20.052.828 pengguna dengan total 217.031.030 kunjungan. Selama tahun 2021, pengguna Rumah Belajar meningkat sebanyak 2.347.716 pengguna dengan kunjungan sebanyak 22.953.918.
”Melihat adanya tren peningkatan kunjungan tersebut mengisyaratkan bahwa pemangku kepentingan bidang pendidikan kini sudah melek terhadap kehadiran teknologi yang memiliki dampak baik bagi kemajuan program digitalisasi sekolah,” kata pelaksana tugas Kepala Pusdatin M Hasan Chabibie.
Tantangan konsentrasi dan motivasi
Di acara sharing para pendidik (Sharpen) bertajuk pembelajaran berbasis proyek; ”Strategi Ampuh Menghindari Leraning Loss Selama Pandemi”, Minggu (18/7/2021), Zanipar Siadari dari PT EPSON Indonesia mengatakan dari survei yang dilakukan terhadap 6.000 guru dan kepala sekolah pada tahun 2020, sebanyak 97 persen mengakui mengalami masalah dalam PJJ. Tantangan utama yakni mengatasi konsentrasi siswa untuk belajar daring dengan metode belajar yang masih satu arah. Selain itu, terbatasnya teknologi pendidikan, media, dan gambar dalam pembelajaran daring hingga butuh banyak waktu utnuk persiapan.
Menurut Zanipar, di tahun ajaran kedua di masa pandemi Covid-19 yang masih mengandalkan PJJ, penyelenggaraan PJJ oleh sekolah yang awalnya darurat dengan peralatan yang seadanya, kini harus dikembangkan untuk menjadi permanen agar siswa tetap termotivasi belajar. Di era normal baru, PJJ dan tatap muka harus dilaksanakan dengan semangat yang sama untuk pembelajaran berkualitas yang berpusat pada siswa.
”Dunia pendidikan berubah. Murid kini jadi aktor/pelaku, bukan lagi partisipan dalam pendidikan,” kata Zanipar.