Kompetisi Diharapkan Meningkatkan Kompetensi Siswa
Kompetisi menjadi katalis untuk mengenali dan mengasah potensi diri siswa. Selain itu, siswa bisa memiliki daya juang dan belajar mengevaluasi diri.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Upaya meningkatkan kompetensi dasar siswa, yaitu literasi dan numerasi, masih perlu ditingkatkan. Melalui kompetisi antarsiswa, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi dan menggali potensi, serta mengevaluasi diri.
Direktur Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mulyatsyah mengatakan, literasi dan numerasi penting karena menjadi tolak ukur kompetensi siswa di era global. Kemampuan literasi dan numerasi yang kuat juga menjadi salah satu indikator sumber daya manusia berdaya saing, mampu berpikir kritis, dan kreatif.
“Di Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi literasi dan numerasi itu fondasi yang harus dimiliki semua peserta didik. Esensi literasi tidak hanya memahami (teks), tapi juga untuk mengevaluasi, merefleksi, dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari,” kata Mulyatsyah pada pertemuan daring, Senin (5/7/2021).
Esensi literasi tidak hanya memahami (teks), tapi juga untuk mengevaluasi, merefleksi, dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.(Mulyatsyah)
Sementara itu, pada kompetensi numerasi, siswa diharapkan bisa menggunakan konsep matematika untuk mengatasi tantangan sehari-hari. Siswa dengan kompetensi literasi dan numerasi diharapkan berkontribusi ke masyarakat.
Kompetensi itu masih perlu digenjot karena kemampuan numerasi siswa pada periode 2000-2014 menurun. Kemampuan numerasi dasar siswa kelas VII SMP pada 2014 hanya setara dengan kemampuan siswa kelas IV SD pada 2000 (Kompas, 5/7/2021).
Adapun Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan kompetensi pendidikan Indonesia ada di urutan 10 terendah dari 70 negara pada periode 2000-2018. Skor membaca di Indonesia pada 2018 adalah 371, sama dengan skor pada 2000.
Hasil PISA juga menyatakan bahwa hanya sekitar 30 persen siswa di Indonesia yang memenuhi kompetensi membaca dan matematika minimal. Ini jadi pelecut untuk memperbaiki pendidikan.
Asesmen Nasional
Mulyatsyah mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Upaya ini dengan mengadakan Asesmen Nasional (AN) pada September 2021. Salah satu komponen AN adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kemampuan literasi dan numerasi siswa di seluruh jenjang pendidikan.
“AKM akan jadi bahan refleksi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran serta menguatkan kompetensi literasi dan numerasi. Sekolah butuh kepala sekolah dan guru yang sadar pentingnya meningkatkan kompetensi itu,” katanya.
Selain AKM, komponen AN adalah survei karakter dan survei lingkungan belajar. Survei karakter mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Sementara itu, survei lingkungan belajar mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
“Ketiga komponen itu jadi alat untuk melihat kinerja guru, kepala sekolah, dan daerah. Nanti ada rapor mutu sekolah dan daerah. Itu jadi bahan perbaikan (pembelajaran),” tambah Mulyatsyah.
Kompetisi
Upaya lain meningkatkan kompetensi siswa ialah lewat kompetisi. Menurut Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Asep Sukmayadi, kompetisi merupakan katalis untuk mengenali dan mengasah potensi diri. Lebih jauh, siswa dapat belajar daya juang dan evaluasi diri dari kompetisi.
“Kompetisi jadi katalis mengidentifikasi dan menguji diri anak-anak, serta memantapkan kemampuan literasi dan numerasi. Kompetisi juga ajang menyuburkan daya kreativitas dan imajinasi anak,” ucapnya.
Untuk itu Puspresnas telah membuat sejumlah kompetisi selama dua dekade terakhir. Kompetisi itu mencakup antara lain bidang sains, teknologi, seni, budaya, dan olahraga.
Adapun pada 2020 Puspresnas mengadakan sejumlah kompetisi daring yang diikuti lebih dari 500.000 siswa dan ribuan mahasiswa. Puspresnas kemudian meraih empat rekor dari Museum Rekor Indonesia karena menyelenggarakan kompetisi daring dengan peserta terbanyak.
CEO PT Pesona Edukasi Ira Anindita mengatakan, perusahaannya bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menggelar kompetisi daring literasi dan numerasi tingkat nasional. Kompetisi ini terbuka untuk seluruh siswa kelas IV dan V SD/MI, serta siswa kelas VII dan VIII SMP/MTS di Indonesia. Pendaftaran dibuka hingga 10 Jul 2021, sementara rangkaian kompetisi berlangsung pada Agustus 2021.
Kompetisi literasi dan numerasi ini merupakan respons terhadap AKM. Ira mengatakan, kompetisi ini bertujuan untuk melatih siswa melalui sejumlah soal. Adapun penyusunan soal melibatkan universitas, yayasan, sekolah, dan lebih dari 100 guru. Soal-soal itu telah divalidasi para pakar pendidikan.
“Ini melatih HOTS (higher order thinking skills/keterampilan berpikir tingkat tinggi) pada anak dan persiapan menghadapi AKM. Dengan mengerjakan soal-soal di kompetisi, diharapkan anak-anak terbiasa,” kata Ira.