Bertambah, Lembaga Pemberi Beasiswa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya terus mendapat dukungan berupa pemberian beasiswa bagi pelajar SMP yang sekolah di swasta dari sejumlah lembaga, yayasan, juga perusahaan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya terus menggandeng lembaga, instansi, ataupun perusahaan, termasuk personal, agar bersedia memberikan beasiswa bagi pelajar dari keluarga berpenghasilan rendah. Jika pada tahun 2020 beasiswa sebesar Rp 2,4 miliar, di tahun ini meningkat menjadi Rp 3,8 miliar.
Beasiswa tersebut diberikan oleh 23 lembaga yang bersedia memberikan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) kepada Pemerintah Kota Surabaya dalam bidang pendidikan.
Hal ini diungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MOU) tentang beasiswa pendidikan bagi anak-anak yang orangtuanya masuk dalam masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Surabaya, Selasa (22/6/2021).
Bagi saya tidak ada bedanya antara sekolah negeri dan swasta, tapi bagaimana anak-anak mendapatkan pendidikan yang sama.
MOU tahap pertama baru dilakukan dengan sembilan perusahaan yang sudah menyelesaikan proses administrasinya. ”Terima kasih kepada semua perusahaan yang telah bersedia membantu warga Surabaya, khususnya dalam bidang pendidikan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan, Pemkot Surabaya tidak bisa berjalan sendirian tanpa bantuan dari semua stakeholder atau pemangku kepentingan yang ada. ”Surabaya tidak akan pernah menjadi kota yang hebat tanpa bantuan semua pemangku kepentingan. Kota yang hebat adalah kota yang penuh gotong royong dan ditunjukkan oleh pengusaha melalui CSR-nya,” katanya.
Alasannya, ketika sudah ada bantuan seperti ini, ke depan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah swasta dan sekolah negeri. Bahkan, ia berharap semuanya bisa saling menujang sehingga pendidikan di Surabaya bisa berjalan beriringan.
Tanpa perbedaan
”Bagi saya tidak ada bedanya antara sekolah negeri dan swasta, tapi bagaimana anak-anak mendapatkan pendidikan yang sama, mendapatkan kualitas guru yang sama, dan itulah tugas pemerintah dan tugas semua stakeholder yang ada di Kota Surabaya,” ujarnya.
Selain CSR dari MBR, Wali Kota Eri juga mengajak seluruh aparat sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk memberikan zakatnya dengan cara menjadi orangtua asuh bagi anak-anak yang orangtuanya tidak mampu. Hingga sekarang, ASN di pemkot yang bersedia menjadi orangtua asuh sebanyak 2.800 orang.
Direktur PT Selaras Makmur Bersama Hartono mengaku tergerak hatinya untuk membantu Pemkot Surabaya dalam bidang pendidikan karena masih melihat ada warga yang tidak memiliki kesempatan untuk menempuh pendidikan. Makanya, dia berinisiatif membantu supaya mereka yang MBR berkesempatan untuk terus belajar mengenyam pendidikan.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengungkapkan, tahun ini Dispendik meluluskan siswa jenjang SD/MI/Paket A sebanyak 45.960 siswa, dan SMP/MTs/Paket B sebanyak 41.251 siswa. Total ada 87.211 peserta didik yang lulus pada tahun ajaran 2020/2021.
Ia menambahkan bahwa Dispendik terus mengembangkan bakat peserta didik di Surabaya, salah satunya seni lukis. Ia berharap melalui berbagai kegiatan pengembangan bakat yang difasilitasi oleh Pemkot Surabaya dapat melahirkan anak-anak yang luar biasa.
Supomo mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk tampil di setiap kegiatan yang digelar Dispendik Surabaya. Ia mencontohkan acara prosesi wisuda kali ini yang menampilkan kelompok paduan suara, grup band, dan pembaca doa dari kalangan pelajar.
Bahkan, ia juga menceritakan bahwa Dispendik sudah melahirkan khotib-khotib shalat Jumat, mereka menyampaikan khotbah Jumat di sejumlah masjid di Surabaya, termasuk di Masjid Al-Muhajirin kawasan Balai Kota Surabaya. ”Kegiatan yang dilakukan Dispendik semuanya memberikan peluang dan kesempatan kepada anak-anak untuk tampil dan mengembangkan bakatnya,” ucapnya.
Menurut Supomo, hingga saat ini paling tidak sudah ada 3.000 pelajar dari MBR yang bisa mendapat beasiswa dari sejumlah lembaga. Beasiswa tersebut diberikan oleh pendonor untuk tiga tahun, artinya hingga siswa lulus SMP. Selama ini, pelajar yang mendapat beasiswa menempuh pendidikan di sekolah swasta.
”Dengan adanya beasiswa dari sejumlah lembaga, termasuk yayasan, setiap siswa terjamin pendidikannya hingga lulus karena beasiswa diberikan hingga lulus,” katanya.