Kemenparekraf kembali menggelar program Akatara tahun ini. Para sineas dapat mempresentasikan proposal proyek filmnya kepada calon investor dari dalam dan luar negeri.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali menggelar Akatara tahun ini, yakni program pembiayaan proyek film bagi sineas dalam negeri. Sebanyak 50 proposal proyek film terbaik akan dipilih.
Akatara merupakan program yang mempertemukan sineas dengan investor dari dalam dan luar negeri. Sineas diberi kesempatan untuk mempresentasikan proposal proyek filmnya kepada calon investor. Investor akan membiayai proyek film tersebut jika kesepakatan di antara kedua pihak tercapai.
Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hanifah Makarim mengatakan, salah satu rangkaian program Akatara adalah seminar daring. Di seminar ini, sineas akan dibekali beberapa pengetahuan tentang industri film, termasuk cara presentasi atau pitching ke calon investor.
Beberapa kali kami lihat bahwa mereka (sineas) punya sisi kreatif yang bagus dalam membuat film, tapi bingung ketika pitching di depan investor. Di satu sisi, investor jeli melihat mana yang menarik. Mereka juga melihat bagaimana peluangnya jika membiayai suatu film. (Hanifah Makarim)
”Beberapa kali kami lihat bahwa mereka (sineas) punya sisi kreatif yang bagus dalam membuat film, tapi bingung ketika pitching di depan investor. Di satu sisi, investor jeli melihat mana yang menarik. Mereka juga melihat bagaimana peluangnya jika membiayai suatu film,” kata Hanifah saat dihubungi, Jumat (18/6/2021).
Peluncuran program Akatara 2021 dilakukan di Jakarta, Selasa (15/6/2021). Akatara adalah program yang mempertemukan sineas dengan investor dari dalam dan luar negeri. Akatara diselenggarakan sejak 2017 oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI). Kini Akatara diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Seminar daring itu dapat diikuti seluruh pembuat film. Seminar direncanakan diadakan pada 24-26 Agustus 2021. Sementara itu, forum presentasi atau pitching forum dengan calon investor berlangsung pada Oktober 2021.
Sebelumnya, Kemenparekraf akan berkeliling atau roadshow ke tiga kota, yakni Bandung (11-13 Juli 2021), Padang (22-24 Juli 2021), dan Palu (2-4 Agustus 2021). Setelahnya, lokakarya bagi sineas dilakukan pada 9-13 Agustus 2021. Sineas yang ingin mengikuti program ini dapat mendaftarkan diri pada 1-31 Agustus 2021.
”Akatara tidak diadakan tahun lalu karena melihat kondisi (pandemi). Saat itu pun investor masih wait and see, belum akan investasi ke film baru. Produksi film sudah bergeliat kembali tahun ini. Artinya, kebutuhan untuk bertemu investor sudah ada. Kita harus melakukan penyesuaian-penyesuaian mulai sekarang karena tidak ada yang tahu kapan pandemi selesai,” kata Hanifah.
Akatara tahun ini memfasilitasi berbagai proyek film, mulai dari film panjang, pendek, dokumenter, fiksi, hingga animasi. Ada 50 proyek film yang akan dipilih. Sebelumnya, Akatara memfasilitasi 61 proyek film di 2019 dan 55 proyek film di 2018.
Menurut Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Hutomo pada peluncuran Akatara 2021, Selasa (15/6/2021), program tahun ini fokus untuk menumbuhkan dan mengembangkan ekosistem film dari berbagai unsur. ”Penguatan badan usaha film sangat penting untuk jadi fondasi ketahanan dan kesinambungan industri perfilman nasional,” katanya.
Hanifah mengatakan, Akatara tahun ini juga memfasilitasi proyek film untuk tayang di platform daring atau layanan over the top (OTT). Hal ini mengingat kinerja bioskop yang belum maksimal hingga kini karena pandemi. Adapun minat masyarakat terhadap film dan konten digital meningkat selama pandemi.
Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah pengguna layanan tayangan daring atau video on demand (VOD). Pada 2017, ada 42,6 juta pengguna VOD dan pada 2020 angkanya diprediksi bertambah jadi 59,8 juta pengguna. Pada 2024, jumlah pengguna bisa bertambah menjadi 77,1 juta (Kompas, 16/6/2020).
Adapun Netfllix mencatat jutaan pelanggan baru pada 2020. Pada akhir kuartal IV-2020 ada tambahan 8,51 juta pelanggan baru sehingga total pelanggan Netflix pada 2020 adalah 203,7 juta pelanggan secara global.
”Kami ingin edukasi (ke sineas) untuk menjadikan OTT sebagai alternatif utama. Saat ini saja film-film yang sudah jadi masih mengantre untuk tayang di bioskop,” kata Hanifah.
Menurut Direktur Program Akatara Vivian Idris, industri film dan konten sudah mengalami perubahan sebagai dampak dari perkembangan teknologi digital. Pandemi Covid-19 dinilai mengakselerasi digitalisasi dan memengaruhi pola masyarakat dalam mengonsumsi film dan konten.
”Akatara 2021 adalah usaha untuk mendorong kebangkitan industri dan menggulirkan roda ekosistem perfilman Indonesia. Ini juga jadi ruang bagi pemangku kepentingan perfilman untuk menciptakan normal baru bagi industri film Indonesia,” katanya melalui keterangan tertulis.