Daerah Matangkan Persiapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Sejumlah daerah menyiapkan pembelajaran tatap muka yang direncanakan berlangsung pada Juli 2021. Persiapan melibatkan banyak pihak, baik pemda, satuan pendidikan, orangtua, maupun puskesmas.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah daerah di Indonesia menyiapkan pembelajaran tatap muka terbatas yang direncanakan dimulai pada awal tahun ajaran baru 2021/2022, Juli 2021. Persiapan melibatkan pemerintah daerah, sekolah, orangtua, hingga puskesmas. Keselamatan dan keamanan warga sekolah diutamakan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Uray Iskandar mengatakan, sekolah di Sambas melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sejak Januari 2021. PTM terbatas dihentikan sementara pada April 2021 karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Pembelajaran jarak jauh kembali diterapkan sejak saat itu.
”Jika Satgas Covid-19 sudah memberi izin PTM terbatas, surat edaran akan diberikan ke sekolah-sekolah untuk menyiapkan PTM. Tentunya sekolah-sekolah harus melengkapi daftar periksa dari Kemendikbud Ristek,” kata Uray pada diskusi daring Sekolah Aman dan Tangguh dalam Persiapan Tatap Muka Terbatas, Rabu (16/6/2021).
Daftar periksa itu, antara lain, mewajibkan sekolah memiliki fasilitas sanitasi dan kebersihan. Selain itu, sekolah harus menerapkan area wajib masker, memiliki alat pengukur suhu, dan mendata semua warga sekolah.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Ronald Yaroserai mengatakan, sebagian sekolah di zona hijau sudah melakukan PTM terbatas. Peraturan pelaksanaan PTM di awal tahun ajaran baru nanti, menurut dia, akan diperkuat.
Kepala SD Inpres Ntala, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Yustina Dius, mengatakan, sekolahnya telah melakukan PTM terbatas sejak April 2021. Fasilitas sanitasi dan kebersihan telah disiapkan. Sebagian guru pun sudah divaksin. Dari 10 guru, ada tujuh orang yang sudah divaksinasi, sedangkan tiga orang lainnya belum divaksinasi karena sedang hamil.
Pada 2020, guru mengunjungi siswa di empat kampung untuk mengajar. Kami bekerja sama dengan warga kampung, kemudian mengumpulkan 7-8 anak di satu rumah. Cara itu kemudian diubah karena khawatir dengan situasi anak-anak di rumah. Guru-guru pun kelelahan mengunjungi kampung. (Yustina Dius)
”Pada 2020, guru mengunjungi siswa di empat kampung untuk mengajar. Kami bekerja sama dengan warga kampung, kemudian mengumpulkan 7-8 anak di satu rumah. Cara itu kemudian diubah karena khawatir dengan situasi anak-anak di rumah. Guru-guru pun kelelahan mengunjungi kampung,” kata Yustina.
PTM kemudian berlangsung secara terbatas selama dua bulan terakhir. PTM berlangsung pukul 07.30-10.00 tanpa jam istirahat. Siswa setiap kelas datang bergantian dari Senin hingga Sabtu, mendengarkan paparan materi kemudian membawa pulang lembar kerja siswa.
Kepala Puskesmas Desa Watukapu, Kabupaten Ngada, NTT, Martinus Vinsensius Ndona mengatakan, puskesmas bekerja sama dengan satuan pendidikan untuk persiapan PTM terbatas. Persiapan itu, antara lain, mewawancarai pihak sekolah soal kesiapan PTM, verifikasi kelengkapan fasilitas kesehatan dan kebersihan di lapangan, serta memeriksa protokol kesehatan sekolah.
”Wilayah puskesmas kami mencakup 28 satuan pendidikan. Hasil temuan di lapangan akan dievaluasi bersama. Vaksinasi tenaga pendidik juga dilakukan. Dari 235 tenaga pendidik, sekitar 210 orang di antaranya sudah divaksinasi,” kata Martinus.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sri Wahyuningsih mengatakan, sekolah yang boleh melaksanakan PTM terbatas hanya yang berada di zona hijau Covid-19. Syarat lain PTM terbatas adalah guru-guru harus divaksinasi terlebih dahulu dan sekolah wajib memenuhi daftar periksa.
Di sisi lain, orangtua berhak memilih metode pembelajaran untuk anak didik, yakni PTM atau pembelajaran jarak jauh. Ini sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud Ristek, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
”Ini semua perlu kolaborasi dan dukungan semua pihak, baik sekolah, orangtua, maupun masyarakat. PTM terbatas tujuannya agar anak tidak mengalami learning loss (penurunan kemampuan belajar) lebih jauh, menyiapkan karakter mereka, membangun interaksi sosial anak, dan menyiapkan SDM unggul,” papar Sri.
Menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Erna Mulati, PTM butuh kesiapan anak didik, orangtua, pemda, satuan pendidikan, hingga institusi lain yang terkait. Persiapan matang dan komitmen menjalankan protokol kesehatan yang ketat selama PTM berlangsung diharapkan meminimalkan potensi Covid-19.
”Bukan berarti PTM tidak bisa dilakukan. Pasti bisa, tapi butuh komitmen. Anak-anak perlu diajari soal protokol kesehatan dari rumah (oleh orangtua),” kata Erna.